Khazanah
Beranda » Berita » Kesederhanaan: Keindahan yang Tidak Menuntut Dilihat Menemukan Keindahan dalam Kesederhanaan

Kesederhanaan: Keindahan yang Tidak Menuntut Dilihat Menemukan Keindahan dalam Kesederhanaan

Orang duduk di bangku taman sederhana, melambangkan kesederhanaan yang menenangkan jiwa dan keindahan batin.
Ilustrasi menekankan kesederhanaan sebagai keindahan yang menenangkan hati dan menyeimbangkan jiwa, sesuai ajaran Ibn Miskawayh.

Surau.co. Kesederhanaan adalah harta yang jarang disadari. Ibn Miskawayh dalam Tahdhīb al-Akhlāq wa Taṭhīr al-A‘rāqmenegaskan bahwa kesederhanaan bukan sekadar penampilan luar, melainkan sikap hati yang menyeimbangkan kehidupan. Orang yang hidup sederhana tidak mudah tergoda oleh kelebihan materi, tidak terperangkap oleh keinginan berlebihan, dan menemukan kedamaian di dalam batin. Dalam keseharian, orang yang sederhana kerap menjadi teladan, meski keindahannya tidak selalu tampak di mata manusia.

“البساطة زينة النفس، ومن اتصف بها نال راحة القلب.”
“Kesederhanaan adalah perhiasan jiwa; barang siapa memilikinya, ia memperoleh ketenangan hati.”
Tahdhīb al-Akhlāq wa Taṭhīr al-A‘rāq

Kehidupan modern sering menarik manusia pada pusaran konsumtif. Dalam keadaan seperti itu, kesederhanaan berfungsi sebagai jangkar moral yang menjaga keseimbangan diri. Sederhana bukan berarti kekurangan, melainkan kesadaran untuk menghargai batas dan fokus pada kebahagiaan yang hakiki.

Kesederhanaan dalam Kehidupan Sehari-hari

Sikap sederhana tumbuh dari hal-hal kecil: menghargai waktu, berbicara lembut, menolong tanpa pamrih. Ibn Miskawayh menilai bahwa kesederhanaan membentuk karakter moral yang kokoh dan menenteramkan hati.

“الاعتدال في الحياة يحقق الراحة والاستقرار للنفس.”
“Keseimbangan dalam hidup menciptakan ketenangan dan stabilitas bagi jiwa.”
Tahdhīb al-Akhlāq wa Taṭhīr al-A‘rāq

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Orang yang terbiasa hidup sederhana mudah menjalin hubungan sosial yang hangat. Ia tidak sibuk membandingkan diri, tidak haus pengakuan, dan menebarkan rasa tenteram di sekelilingnya. Dari sikap itu, lahir suasana yang damai dan saling menghormati.

Allah SWT berfirman:

وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Dan janganlah kamu berlebihan; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al-A‘rāf [7]: 31)

Firman ini menegaskan bahwa kesederhanaan merupakan bagian dari ketakwaan dan jalan menuju ridha Ilahi.

Kesederhanaan dan Keseimbangan Jiwa

Ibn Miskawayh menjelaskan bahwa jiwa manusia memiliki tiga kekuatan: akal, syahwat, dan amarah. Kesederhanaan menjaga keseimbangan ketiganya. Orang yang sederhana mampu menahan syahwat dan menenangkan amarah, sehingga akalnya dapat bekerja jernih. Dalam keseimbangan itu, batin menjadi kuat menghadapi godaan hidup.

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

“الاعتدال في الأمور يوازن النفس ويزيدها نقاء.”
“Keseimbangan dalam segala hal menyeimbangkan jiwa dan meningkatkan kemurniannya.”
Tahdhīb al-Akhlāq wa Taṭhīr al-A‘rāq

Mereka yang mengejar kemewahan sering kali kehilangan arah dan merasa kosong. Sebaliknya, orang yang hidup sederhana mampu menikmati sedikit hal dengan rasa syukur yang luas. Ia menyadari bahwa ketenangan tidak lahir dari banyaknya benda, melainkan dari cukupnya hati.

Kesederhanaan dalam Hubungan Sosial

Kesederhanaan menumbuhkan kehangatan dalam hubungan manusia. Ibn Miskawayh mengingatkan bahwa orang yang sederhana lebih mudah menumbuhkan rasa kasih dan hormat karena ia tidak merasa lebih tinggi dari siapa pun.

“من تواضع في تعاملاته مع الناس نال محبتهم وودهم.”
“Barang siapa rendah hati dalam berinteraksi dengan orang lain, ia memperoleh cinta dan kasih sayang mereka.”
Tahdhīb al-Akhlāq wa Taṭhīr al-A‘rāq

Dalam pergaulan, orang yang sederhana membawa kesejukan. Ia mendengarkan lebih banyak, berbicara secukupnya, dan menghargai perbedaan tanpa harus menonjolkan diri. Dari sikap itulah, lahir kepercayaan dan keharmonisan yang tulus.

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Praktik dalam Kehidupan

Menjadi sederhana membutuhkan kesadaran dan latihan terus-menerus. Ibn Miskawayh memberi petunjuk melalui tiga laku utama: pengendalian diri, kesadaran moral, dan niat yang ikhlas.

Beberapa bentuk nyata kesederhanaan antara lain:

  • Mengurangi keinginan berlebihan dan fokus pada kebutuhan sejati.

  • Berinteraksi dengan rendah hati tanpa pamer atau mencari pujian.

  • Bersyukur atas hal-hal kecil yang menenangkan jiwa.

  • Menjaga kebersihan hati, pikiran, dan perilaku.

“التواضع والزهد في الأمور الدنيوية يحقق السكينة والرضا.”
“Kerendahan hati dan meninggalkan hal-hal duniawi berlebihan menciptakan ketenangan dan kepuasan.”
Tahdhīb al-Akhlāq wa Taṭhīr al-A‘rāq

Dengan kebiasaan ini, kesederhanaan berubah menjadi watak, bukan sekadar pilihan. Ia menciptakan kedamaian dalam diri dan menginspirasi orang lain untuk hidup dengan rasa cukup.

Kesimpulan: Keindahan yang Tidak Menuntut Dilihat

Kesederhanaan adalah keindahan yang tidak menuntut untuk dilihat. Ibn Miskawayh menegaskan bahwa hidup sederhana menumbuhkan keseimbangan jiwa, menenangkan syahwat dan amarah, serta memurnikan akal. Dalam dunia yang hiruk pikuk oleh keinginan, kesederhanaan hadir sebagai oase yang menyejukkan.

Orang yang sederhana menghadapi hidup dengan sabar dan ikhlas. Ia tidak berusaha menjadi pusat perhatian, namun kehadirannya membawa damai bagi sekitarnya. Keindahan sejati lahir dari kesederhanaan yang tumbuh dalam hati: tidak mencolok, tapi dalam dan menenangkan. Dengan menghayatinya, manusia menemukan kebahagiaan yang tulus, kehidupan yang harmonis, dan jiwa yang bersih dari kegelisahan dunia.

* Reza AS
Pengasuh ruang kontemplatif Serambi Bedoyo Ponorogo


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement