Sosok
Beranda » Berita » Biografi Al-Hafidz Al-Mizzi Asy-Syafi’i

Biografi Al-Hafidz Al-Mizzi Asy-Syafi’i

Biografi Al-Hafidz Al-Mizzi Asy-Syafi'i
Ilustrasi Kitab Karya Al-Mizzi ( Foto: Internet)

SURAU.CO – Al-Hafidz Al-Mizzi lahir pada tahun 654 H (1256 M) di kota Mizzi, sebuah daerah kecil di dekat Damaskus, Suriah. Nama lengkapnya adalah Yusuf bin Abdurrahman bin Yusuf bin Abdurrahman bin Ali al-Mizzi Asy-Syafi’i. Ia tumbuh di lingkungan yang cinta ilmu dan berpegang teguh pada ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah. Sejak kecil, Al-Mizzi sudah menunjukkan kecerdasan luar biasa dan minat besar terhadap ilmu agama, khususnya ilmu hadis.

Ketika masih muda, ia belajar kepada para ulama besar di Damaskus, yang pada masa itu menjadi salah satu pusat keilmuan Islam di dunia. Ia mempelajari ilmu dengan penuh semangat, menghafal hadis, mempelajari sanad, dan memahami seluk-beluk perawi dengan ketelitian tinggi.

Perjalanan Menuntut Ilmu

Dalam menuntut ilmu, Al-Mizzi tidak pernah merasa cukup hanya dengan belajar di satu tempat. Ia berkelana dari satu kota ke kota lain untuk mencari hadis-hadis yang shahih dan mempelajari sanadnya langsung dari para ahli. Ia berguru kepada banyak ulama terkemuka, di antaranya Syaikh Abu al-Qasim Ibnu Asakir, Ibnu Abi al-Yusr, dan Syaikh Ibn al-Kamal.

Dari para guru tersebut, Al-Mizzi mewarisi ketelitian dan ketegasan dalam menilai hadis. Ia tidak sekadar menghafal ribuan hadis, tetapi juga mengkaji latar belakang para perawinya dengan mendalam. Oleh karena itu, banyak ulama sezamannya yang menjulukinya sebagai  “Hafidzul Asr” (penghafal hadis terbesar di zamannya).

Kecintaannya pada ilmu membuat Al-Mizzi menghabiskan hampir seluruh hidupnya di perpustakaan dan majelis ilmu. Ia dikenal tidak pernah bosan menelaah kitab-kitab tebal dan mencatat riwayat hadis dengan ketelitian yang mengagumkan.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Karya-Karya Monumental

Salah satu bukti keilmuan Al-Mizzi yang paling terkenal adalah “Tahdzib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal”, karya ensiklopedis yang menjadi rujukan utama dalam ilmu rijal hingga saat ini. Dalam kitab tersebut, Al-Mizzi menulis biografi lebih dari 8.000 perawi hadis, menjelaskan status kejujuran, hafalan, dan kedudukan mereka dalam sanad.

Kitab ini menjadi fondasi bagi banyak karya sesudahnya. Ulama besar seperti Ibnu Hajar al-Asqalani bahkan menjadikan kitab ini sebagai dasar dalam menyusun karya yang terkenal, “Tahdzib at-Tahdzib”.

Selain itu, Al-Mizzi juga menulis karya lain seperti “Tuhfat al-Asyraf bi Ma’rifat al-Athraf”, yaitu kitab yang menceritakan hadis-hadis berdasarkan potongan awal matannya (athraf). Karya ini sangat membantu para peneliti hadis untuk menemukan sumber hadis dengan lebih mudah.

Dalam penulisannya, Al-Mizzi sangat teliti dan hati-hati. Ia selalu memastikan bahwa setiap informasi yang ia dapat bersumber dari sanad yang jelas. Gaya penulisannya ringkas namun padat, menunjukkan keluasan ilmu dan kejernihan pikiran.

Hubungan dengan Ulama Besar

Al-Mizzi hidup sezaman dengan beberapa tokoh besar, termasuk Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Al-Hafidz Adz-Dzahabi , dan Al-Hafidz Ibnu Katsir. Yang ketiganya dikenal sebagai sahabat dekat sekaligus murid Al-Mizzi dalam bidang hadis.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Ibnu Katsir dalam karyanya sering memuji Al-Mizzi sebagai “Imam yang luas ilmunya, kokoh hafalannya, dan terpercaya dalam periwayatan hadis .” Sementara Adz-Dzahabi, yang menulis biografi banyak ulama dalam “Siyar A’lam an-Nubala”, menggambarkan Al-Mizzi sebagai “orang yang paling mengetahui tentang para perawi hadis di zamannya.”

Kedekatan Al-Mizzi dengan Ibnu Taimiyyah juga menarik untuk dicatat. Keduanya sering berdiskusi tentang masalah-masalah aqidah dan fiqih. Meski Al-Mizzi dikenal sebagai seorang bermadzhab Syafi’i , ia tetap menjalin hubungan baik dengan ulama dari berbagai madzhab, menunjukkan keluasan membuka dan kedewasaan ilmiahnya.

Sifat dan Akhlak Pribadi

Selain keilmuannya, Al-Mizzi diketahui memiliki akhlak yang sangat terpuji. Ia rendah hati, tidak sombong dengan ilmunya, dan selalu menghormati ulama lain. Di majelisnya, ia dikenal dengan sabar mendengarkan pertanyaan murid-muridnya dan menjawabnya dengan penuh kasih sayang.

Meskipun banyak orang mengaguminya, Al-Mizzi tidak suka dipuji. Ia sering berkata, “Ilmu bukan untuk meninggikan nama, melainkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.” Kalimat itu menggambarkan kerendahan hati seorang alim yang sejati.

Al-Hafidz Al-Mizzi wafat pada tahun 742 H (1341 M) di Damaskus, dalam usia sekitar 88 tahun. Ia meninggalkan warisan ilmu yang sangat besar dan abadi hingga kini. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman Bab al-Shaghir, Damaskus, diiringi oleh banyak ulama dan murid-muridnya yang mencintainya.

Meneladani Seni Hidup Imam Nawawi: Kunci Keseimbangan Dunia dan Akhirat

Karyanya tetap hidup di kalangan para simpanan ilmu, terutama di pesantren, universitas, dan lembaga studi hadis di seluruh dunia Islam. Banyak peneliti hadis modern yang masih menjadikan kitab Tahdzib al-Kamal sebagai rujukan utama dalam menilai keotentikan hadis.

Penutup

Al-Hafidz Al-Mizzi Asy-Syafi’i adalah contoh nyata ulama Ahlus Sunnah yang memadukan kecerdasan akal, keluasan ilmu, dan keluhuran akhlak. Ia bukan hanya ahli dalam menghafal hadis, tetapi juga pelopor metode ilmiah dalam penelitian sanad dan perawi.

Perjuangannya dalam menjaga kemurnian hadis menunjukkan betapa besarnya dedikasi para ulama terdahulu terhadap agama ini. Dari tangan, ilmu hadis berkembang pesat dan menjadi fondasi penting dalam studi keislaman. Hingga kini, nama Al-Mizzi tetap harum sebagai ulama besar Ahlus Sunnah bermadzhab Syafi’i, yang ilmunya terus mencetak generasi demi generasi.

Dengan mengenang sosok Al-Mizzi, kita belajar bahwa keilmuan sejati tidak hanya terletak pada banyaknya hafalan, tetapi juga pada keikhlasan, ketekunan, dan cinta pada kebenaran. Warisannya adalah cahaya bagi para pencari ilmu yang ingin menapaki jalan para ulama—jalan penuh pengabdian demi kemuliaan Islam.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement