SURAU.CO – Guru-guru, apalagi guru pesantren yang biasa dipanggil ustadz dan ustadzah kok nonton bareng (nobar) film di bioskop ? eits. sabar dulu, ini nobar bukan sembarang nobar lho ya.
Betul adanya bahwa pada Jum’at, 10 Oktober 2025 sekira 200 orang yang terdiri dari para guru berkeluarga beserta anak-anak dan istri/suami, juga guru lajang, kembali mendapat kesempatan nobar di XXI IMAX Breeze BSD Tangerang. Tentu saja, sebagian guru lainnya tetap stand by di asrama untuk memastikan agenda pesantren run well sebagaimana semestinya.
ini merupakan nobar kali kedua. Tahun sebelumnya, bertempat di XII Aeon mereka telah nobar film Air Mata Di Ujung Sajadah. Rezeki nomplok berupa transportasi, tiket hingga makan gratis difasilitasi oleh Bpk DR Budi Yulianto selaku Eksekutif Produser dan crew yang lain, Kedekatan ini merupakan juga bagian dari keberkahan dalam perjuangan. Bahkan, bulan Agustus 2025 mereka juga telah selesai syuting film Ibadah dan Cinta di beberapa lokasi Pesantren Darunnajah 2 Cipining dan akan tayang di layar lebar 2026.
Adapun film yang ditonton kali ini adalah Pingin Hijrah. Film ini disutradarai oleh Justin Arimba yang populer dengan film edukatif, antara lain: Gaza, Hayya, Air Mata di Ujung Sajadah, dan lain-lain.
Semuanya Tergantung Pada Yang Diniatkannya
Di antara point sangat menarik, setidaknya menurut saya, dalam film ini kita akan dibawa menikmati keindahan alam Uzbekistan. Terlebih-lebih, ketika disebut kota/wilayah Bukhara maka serta merta muncul nama perawi Hadits Nabi yang menggetarkan hati, Imam Bukhari. Dalam fase ini, saya pribadi, merasa ada semacam spiritual journey.
Oleh karenanya, ketika seusai nobar dan ada sedikit acara interview dan testimoni, kami sangat bahagia sekali mendapatkan golden chance membacakan Hadits yang menginspirasi film ini.
Berikut adalah teks hadits dengan harakat dan artinya tentang niat dan hijrah riwayat Imam Bukhari:
Teks Hadits:
“إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ”
Artinya: “Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan” (HR. Bukhari No. 1).
Sejarah Singkat Imam Bukhari
- Nama lengkap: Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah
- Lahir: 1 Syawal 194 H (21 Juli 810 M) di Bukhara, Uzbekistan
- Wafat: 30 Ramadhan 256 H di Khartank, dekat Samarkand
- Gelar: Amirul-Mu’minin fil-Hadits (Pemimpin Orang Mukmin dalam Hadits)
- Karya terkenal: Shahih Bukhari, Al-Adab al-Mufrad, At-Tarikh al-Kabir
Point Penting tentang Imam Bukhari:
- Imam Bukhari memiliki kemampuan hafalan yang luar biasa dan kecerdasan yang tinggi
- Beliau menulis Shahih Bukhari selama 16 tahun dan memilih hadits-hadits yang shahih dengan sangat ketat
- Beliau memiliki banyak guru dan murid yang terkenal dalam bidang hadits
Catatan Penting tentang Bukhara dan Uzbekistan
- Bukhara adalah kota kuno yang terletak di Uzbekistan dan merupakan salah satu pusat kebudayaan dan keilmuan Islam pada masa lalu
- Bukhara memiliki banyak situs warisan sejarah dan keindahan arsitektur yang luar biasa, seperti Masjid Bolo-Khauz dan Madrasah Kukeldash
- Uzbekistan adalah negara yang terletak di Asia Tengah dan memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang luar biasa, termasuk situs-situs warisan UNESCO seperti Samarkand, Bukhara, dan Khiva.
Kembali ke nobar, ada satu catatan penting sekali yang perlu dan penting diulas. Bahwa di antara pelajaran Aqidah Islamiyah yang diajarkan via film ini adalah urgensi sholat sebagai solusi menghadapi dinamika kehidupan. Nah, ternyata jam tayang kemarin dimulai 16.45 wib yang otomatis nabrak waktu Sholat Maghrib.
Walhasil, meski film tetap berlanjut hingga 19.00 wib, namun para penonton dengan kesadaran tinggi tetap melaksanakan Sholat Maghrib on time secara bergantian di mushala belakang theatre cinema. Bisa jadi, baru kali itu suasana nobar diselingi keluar masuknya penonton antara cinema dan mushola. Beberapa testimoni menarik lainnya dari penonton.
Saya menonton film ini bersama anak saya yang masih pra-remaja
film ini menjadi momen berharga untuk mengajarkan banyak hal kepadanya.Pertama, sebagai seorang muslimah, kita wajib menutup aurat dan saling mengingatkan sesama muslimah untuk melakukan hal yang sama, karena itu adalah perintah Allah. Kedua, saya menjelaskan kepada anak saya bahwa dalam Islam tidak ada istilah pacaran.
Kita boleh mengagumi seseorang, tetapi sewajarnya, tanpa melanggar batas yang telah Allah tetapkan, termasuk tidak bersentuhan dengan yang bukan mahram. Ketiga, tokoh Omar dalam film ini memberi teladan yang sangat baik — seorang laki-laki yang memuliakan perempuan tanpa menyentuhnya. Dari situ, saya mengingatkan anak saya untuk berhati-hati dalam berteman, tetap bersikap baik, namun selalu menjaga nilai-nilai agama Islam. Selain itu, film ini juga mengajarkan pentingnya mengingat Allah, salah satunya melalui shalat.
Tokoh Alina digambarkan menghadapi berbagai ujian hidup, dan ketika ia jauh dari shalat, hatinya terasa gelisah. Dari situ saya sampaikan kepada anak saya bahwa shalat adalah sumber ketenangan dan solusi dari setiap masalah hidup. Film Pengin Hijrah bukan hanya menghibur, tapi juga sarat dengan nilai-nilai pendidikan dan keteladanan untuk keluarga, terutama bagi anak-anak muda yang sedang belajar memahami makna hijrah. (Rulita Pratiwi)
Setelah menonton film “Pengin Hijrah”
Menurut saya ini adalah film yang bukan hanya asik dipandang mata, akan tetapi juga menyimpan banyak makna. Dari film ini kita bisa belajar banyak hal, terutama bagi kita pemuda pemudi yang masih banyak menjumpai ringangan algoritma kehidupan yang berubah-ubah.
Film ini mengajarkan kita banyak hal, diantaranya adalah pentingnya lingkungan positif dalam dunia pertemanan anak muda, karena dari situ lah kepribadian bahkan mindset kita dibentuk, jika lingkungan serta pertemanan kita baik, maka kita akan terbawa dalam aliran hijrah yang baik pula. Selain itu, film ini juga mengajarkan tentang “Ujian bukanlah Akhir dari segalanya”, disini kita pahami bahwa setiap manusia pasti mendapatkan ujian dan cobaan selama hidupnya. Yang kadang seringkali membuat kita terasa begitu berat dan sulit.
Akan tetapi selalu kita ingat bahwa ketika Allah menguji kita, Allah telah menyiapkan solusinya. Yang perlu kita resapi adalah bagaimana cara kita untuk menghadapi cobaan itu. Dan bagaimana usaha kita untuk bisa menjadi versi yabg lebih baik dengan Berhijrah setelah ujian itu. Intinya film ini, MasyaAllah luar biasa dan dikemas secara epik dalam alur cerita yang sederhana namun menyimpan jutaan makna. (Siti Muflihatur Rosyidah)
Setelah menonton bersama film “Pengin Hijrah”
saya merasa film ini bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga kuat dalam alur ceritanya. Setiap adegan terasa hidup dan sarat makna, menghadirkan kisah yang dekat dengan realita kehidupan para pemuda masa kini.
Film ini memberikan banyak nilai dan pelajaran berharga, terutama bagi kita yang sedang berproses memperbaiki diri. Melalui tokoh utamanya, kita diajak menyaksikan bagaimana seseorang menghadapi berbagai cobaan, kegelisahan, dan pencarian jati diri. Namun seiring waktu, dengan keteguhan hati dan keyakinan kepada Allah, ia mulai menemukan kemudahan demi kemudahan.
Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah Al-Insyirah,
> “Fa inna ma‘al ‘usri yusrā — Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
Pesan tersebut mengingatkan kita semua bahwa setiap ujian dalam hidup bukanlah akhir, melainkan jalan menuju kemudahan dan kedewasaan. Film “Pengin Hijrah” menjadi pengingat indah bagi kita, khususnya para pemuda, agar tetap sabar, berusaha. Dan percaya bahwa setiap langkah menuju kebaikan selalu mendapat pertolongan Allah. (Yanda Agung Setiawan)
Boleh berhibur asalkan iman tidak kabur. Silahkan melebur yang terpenting aqidah tidak kendur. (Muhlisin Ibnu Muhtarom).
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
