SURAU.CO-Kiat sukses belajar ala Imam Asy-Syafi’i memberikan arahan yang berharga bagi mereka yang ingin mendapatkan ilmu dengan baik. Dalam ungkapannya, Imam Asy-Syafi’i menekankan pentingnya menyendiri, menjaga pola makan, memilih lingkungan yang baik, dan guru yang memiliki sikap objektif dan adab yang baik. Kiat-kiat ini secara langsung mencerminkan nilai-nilai dalam agama Islam yang mendorong umatnya untuk mencari ilmu yang bermanfaat.
Menjaga Fokus dan Konsentrasi
Pertama, Imam Asy-Syafi’i menekankan pentingnya kesendirian dalam berbagai bentuknya dalam proses belajar. Ini termasuk membaca buku, mendengarkan rekaman kajian, dan merangkum buku. Kesendirian dalam konteks ini berarti menjauhkan diri dari keramaian dunia maya maupun dunia nyata yang dapat mengganggu fokus dan konsentrasi dalam belajar. Dalam surah Al-Mujadalah ayat 11, Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu ‘Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,’ lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, ‘Berdirilah,’ (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Ayat ini mengajarkan betapa pentingnya menjaga kesendirian dalam situasi tertentu, termasuk ketika kita ingin mencari ilmu.
Kesendirian memberikan lingkungan yang tenang dan tidak terganggu, yang memungkinkan individu untuk fokus sepenuhnya pada proses belajar. Dengan menjauhkan diri dari kebisingan dan gangguan interaksi sosial, baik secara online maupun offline, individu dapat memberikan perhatian penuh pada materi yang akan kita pelajari. Hal ini memungkinkan mereka untuk membaca dengan konsentrasi, mendengarkan secara aktif, dan merenungkan secara mendalam, yang merupakan kunci penting dalam belajar yang efektif.
Selain itu, kesendirian yang dianjurkan oleh Imam Asy-Syafi’i sejalan dengan ajaran Al-Qur’an tentang memberikan ruang dan kesempatan bagi pertumbuhan pribadi dan perkembangan intelektual. Kesendirian menjadi sarana untuk mencari ilmu dan menjalin hubungan yang lebih dalam dengan Allah SWT, yang meningkatkan kualitas pengalaman belajar dan memperkaya pertumbuhan spiritual.
Mengontrol pola makan
Kedua, Imam Asy-Syafi’i menekankan pentingnya menjaga pola makan yang terkontrol dalam proses belajar. Makan secara berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada proses belajar. Ketika seseorang makan dengan porsi yang terlalu besar, tubuh cenderung merasa kenyang berlebihan dan menjadi lamban. Rasa kantuk dan kelesuan sering kali muncul setelah makan berlebihan, mengurangi produktivitas dan kemampuan konsentrasi. Allah SWT dalam Al-Qur’an menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam makan dan minum. Dalam surah Al-A’raf ayat 31, Allah SWT berfirman:
“Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”
Dalam konteks belajar, menjaga pola makan yang terkontrol memiliki manfaat yang signifikan. Dengan menghindari makan berlebihan, kita dapat menjaga tubuh dalam keadaan yang seimbang dan nyaman saat belajar. Tubuh yang tidak merasa terlalu kenyang akan tetap aktif dan energik, memungkinkan kita untuk tetap fokus dan berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Dalam Islam, menjaga keseimbangan dalam segala aspek kehidupan, termasuk makan dan minum merupakan sutu anjuran. Dengan demikian, mematuhi anjuran Allah SWT dalam Al-Qur’an untuk tidak berlebihan dalam makan dan minum akan membantu menciptakan kondisi yang optimal untuk belajar dengan sukses.
Mencari lingkungan yang baik
Ketiga, Imam Asy-Syafi’i menekankan pentingnya memilih lingkungan yang baik dalam belajar. Hal ini termasuk menghindari pergaulan dengan orang-orang yang kurang berakal yang sering kali terlibat dalam obrolan yang tidak bermanfaat. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang membangun dan mendorong pertumbuhan intelektual. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT mengingatkan kita untuk mencari teman-teman yang baik dalam surah Al-Kahfi ayat 28:
“Bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang hari dengan mengharap keridaan-Nya. Janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia. Janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya melewati batas.”
Dengan mengelilingi diri dengan individu yang fokus pada mencari keridaan Allah SWT dan terlibat dalam kegiatan yang bermakna, kita menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan pertumbuhan pribadi. Pengaruh teman-teman sejawat dapat memiliki dampak yang signifikan pada pola pikir, perilaku, dan perkembangan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penting untuk memilih teman dan kenalan yang menginspirasi dan memotivasi kita untuk berusaha mendapatkan ilmu dan kebaikan. Ayat dari surah Al-Kahfi menekankan pentingnya bersabar dan bergaul dengan mereka yang tulus dalam memanggil Rabb-nya. Karena mereka menjadi sumber petunjuk dan dukungan dalam perjalanan kita mencari ilmu. Dengan menghindari pergaulan dengan orang-orang yang hatinya lalai dari mengingat Allah SWT dan yang lebih mengutamakan keinginan dunia, kita dapat tetap fokus pada tujuan belajar kita dan memastikan bahwa kita tidak tersesat dari jalan yang benar.
Guru yang Objektif dan Beradab
Keempat, Imam Asy-Syafi’i menyarankan agar kita memilih guru yang memiliki sikap objektif dan adab yang baik. Hal ini penting dalam perjalanan mencari ilmu. Penting bagi kita untuk belajar dari individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga integritas moral yang tinggi.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan kita untuk mencari ilmu dari orang-orang yang memiliki keahlian dan kebijaksanaan. Hal ini terdapat dalam surah Al-Kahfi, ayat 66:
“Musa berkata kepadanya, ‘Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) dari apa yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?’”
Ayat ini menegaskan pentingnya mencari ilmu dari individu yang berkualitas dan memiliki ketelitian serta akhlak yang baik.
Dengan memilih guru yang memiliki sikap objektif dan adab yang baik, kita memastikan bahwa pengetahuan yang kita peroleh bukan hanya akurat. Namun juga ilmu akan tersampaikan dengan cara yang terhormat dan etis. Guru-guru semacam ini memiliki kemampuan untuk secara objektif menilai berbagai sudut pandang. Mereka dapat mengakui kesalahan mereka sendiri, dan terlibat dalam diskusi yang sehat.Mereka juga menunjukkan adab yang baik, memperlakukan orang lain dengan rasa hormat dan kebaikan. Tentunya akan menghindari dari perilaku yang merendahkan atau meremehkan. Belajar dari guru-guru yang memiliki kualitas-kualitas ini meningkatkan pertumbuhan intelektual kita dan menanamkan dalam diri kita pentingnya pengembangan karakter dan nilai-nilai kasih sayang serta kerendahan hati.
Kesesuaian kiat-kiat Imam Asy-Syafi’i dengan ajaran Islam
Kiat-kiat sukses belajar yang Imam Asy-Syafi’i ajarkan sesuai dengan ajaran agama Islam. Menyendiri untuk belajar, menjaga pola makan, memilih lingkungan kondusif, dan guru yang memiliki sikap objektif dan adab yang baik adalah langkah-langkah yang mendorong individu untuk mencari ilmu dengan cara yang benar.
Dalam Al-Qur’an dan hadis, kita menemukan petunjuk dan pedoman yang menggarisbawahi pentingnya mencari ilmu yang bermanfaat dan belajar dengan cara yang baik. Dengan mengikuti kiat-kiat ini, kita dapat memperoleh ilmu yang berkah dan memberikan manfaat bagi diri kita sendiri dan masyarakat luas..(St.Diyar)
Referensi : Syahiduz Zaman, Panorama Islam:Perspektif Interdisipliner dalam Pemikiran dan Praktik, 2023.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
