SURAU.CO – Dalam sejarah panjang umat Islam, tidak banyak sosok ulama yang mampu menjadi jembatan moral dunia — menjembatani peradaban, meredam ekstremisme, dan menghadirkan wajah Islam yang damai. Salah satu di antaranya adalah Prof. Dr. Ahmad Muhammad Ahmad Al-Tayyeb, Grand Syekh Al-Azhar, tokoh besar dari Mesir yang kini diakui sebagai salah satu pemimpin spiritual paling berpengaruh di dunia Islam modern.
Buku “Grand Syekh Al-Azhar dan Perdamaian Dunia” menjadi karya penting yang menghimpun pemikiran dan kiprah beliau, dikaji oleh para penulis akademik, cendekia, dan pendidik dari berbagai bidang ilmu. Melalui tulisan-tulisan reflektif di dalamnya, sosok Al-Tayyeb digambarkan bukan hanya sebagai ulama berilmu luas, tetapi juga diplomat moral yang konsisten memperjuangkan perdamaian, keadilan, dan kemanusiaan lintas batas agama serta bangsa.
Islam sebagai Kekuatan Perdamaian Global
Dalam buku ini, para kontributor menjelaskan bagaimana konsep “wasathiyyah” — jalan tengah dalam Islam — menjadi fondasi perjuangan Al-Tayyeb. Prinsip ini bukan hanya teori keagamaan, tetapi sebuah gerakan nyata yang menolak kekerasan dan fanatisme, seraya mendorong dialog lintas agama, pendidikan yang berkeadaban, dan komunikasi yang damai.
Melalui pendekatan wasathiyyah, Al-Tayyeb mengingatkan bahwa Islam sejatinya bukan agama yang mengajarkan konflik, tetapi peradaban yang menghidupkan nilai kasih sayang (rahmah), keadilan, dan toleransi. Karena itu, Islam harus hadir sebagai kekuatan peradaban yang mempersatukan, bukan memecah belah.
Al-Azhar: Menjaga Peradaban, Memperkuat Kemanusiaan
Al-Azhar — lembaga tertua di dunia Islam yang kini berusia lebih dari seribu tahun — diposisikan dalam buku ini bukan sekadar institusi pendidikan, tetapi juga simbol ketahanan moral umat Islam. Dalam setiap babnya, pembaca akan menemukan bagaimana peran Al-Azhar diperluas untuk:
memperkuat solidaritas universal,
mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina,
dan menjaga hubungan baik antarumat beragama.
Sikap keberpihakan Al-Azhar pada Palestina, misalnya, menjadi bukti nyata bagaimana lembaga keagamaan dapat bersuara lantang untuk keadilan global tanpa kehilangan wajah moderatnya.
Refleksi Akademik dan Dakwah Intelektual
Pendekatan buku ini menarik karena bersifat akademik sekaligus reflektif. Setiap penulis memberikan sudut pandang ilmiah namun tetap menyentuh dimensi ruhani.
Nama-nama seperti Dr. Much Hasan Daroja, Dr. Yanuardi Syukur, Dr. Arizqi Ihsan Pratama, hingga Dr. Fakhrudin dan Dr. Mohamad Ramdon Dasuki menggambarkan kolaborasi antara ulama, dosen, dan pemikir yang menggabungkan kekuatan literasi dan dakwah.
Mereka menyoroti kontribusi Al-Tayyeb dalam isu-isu global seperti ekstremisme, kemanusiaan, pendidikan Islam, dan perdamaian lintas agama. Tulisan-tulisan ini bukan hanya biografi, tetapi ajakan untuk meneladani prinsip moral seorang ulama besar yang berpikir melampaui batas geografis dan ideologis.
Dari Kairo untuk Dunia
Pesan utama buku ini adalah bahwa Islam — melalui figur seperti Grand Syekh Al-Azhar. Dapat dan harus menjadi solusi bagi krisis kemanusiaan dunia.
Di tengah polarisasi, konflik ideologi, dan perang yang terus meluas. Suara moderat seperti Al-Tayyeb adalah oase penyejuk yang mengembalikan manusia kepada nilai-nilai rahmatan lil ‘alamin.
Melalui diplomasi moral, beliau mengajak dunia untuk kembali menimbang keadilan dengan hati nurani, bukan hanya dengan kepentingan politik. Melalui dialog lintas iman, beliau menunjukkan bahwa kemanusiaan adalah bahasa universal yang melampaui batas agama dan bangsa.
Mengapa Buku Ini Penting?
Buku “Grand Syekh Al-Azhar dan Perdamaian Dunia” bukan sekadar bacaan akademik, tetapi manifesto moral untuk generasi Muslim masa kini. Di tengah derasnya arus ideologi ekstrem, sekularisme, dan nihilisme, karya ini hadir sebagai pengingat. Bahwa Islam memiliki kekuatan besar untuk membangun dunia yang damai — jika dipimpin oleh ilmu, kebijaksanaan, dan kasih sayang.
Buku ini menjadi sumber penting bagi:
Mahasiswa dan akademisi yang ingin memahami wajah Islam moderat,
Pendidik dan dai yang mencari inspirasi dakwah global,
serta masyarakat umum yang ingin melihat bagaimana Islam berperan dalam percaturan dunia secara konstruktif dan bermartabat.
Penutup
Dari halaman ke halaman, pembaca akan menemukan keteladanan moral yang langka. Seorang ulama besar yang tetap rendah hati, berpikir universal, dan berani bersuara untuk kebenaran.
Buku ini bukan sekadar tentang Al-Tayyeb, tetapi tentang cita-cita Islam yang ingin menghadirkan dunia tanpa kebencian.
Grand Syekh Al-Azhar bukan hanya pemimpin lembaga, tetapi simbol harapan. Bahwa ilmu, hikmah, dan akhlak masih bisa menjadi jembatan bagi perdamaian dunia.
Dan buku ini — ditulis oleh para cendekia Indonesia — adalah bukti. Bahwa semangat itu terus hidup dan bergema dari Kairo hingga Nusantara. “Grand Syekh Al-Azhar dan Perdamaian Dunia”. (Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
