Sosok
Beranda » Berita » Biografi Imam Ad-Darimi: Jejak Keilmuan dan Ketakwaan dari Samarqand

Biografi Imam Ad-Darimi: Jejak Keilmuan dan Ketakwaan dari Samarqand

Gambar hanya ilustrasi. Ilustrasi canva.com.

SURAU.CO – Sejarah Islam mencatat banyak ulama agung. Mereka adalah lentera ilmu bagi umat di sepanjang zaman. Salah satunya adalah Imam Ad-Darimi. Beliau adalah seorang Imam besar yang sangat dihormati. Lebih dari itu, beliau juga seorang Hafizh dan Hujjah dalam bidang hadits. Keilmuan beliau sangat diakui oleh para cendekiawan. Di samping itu, ketakwaannya menjadi teladan bagi banyak orang. Sumbangsih beliau terhadap ilmu sangatlah besar. Terutama sekali dalam bidang hadits Nabi. Artikel ini akan membahasnya secara mendalam. Kita akan menyelami biografi dan warisan keilmuan beliau.

Kelahiran dan Awal Pendidikan di Samarqand

Imam Ad-Darimi memiliki nama lengkap yang panjang. Nama beliau adalah Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin Al-Fadhl bin Bahram ad-Darimi as-Samarqandi. Kunyah beliau adalah Abu Muhammad. Beliau juga mendapat gelar kehormatan yang tinggi. Gelar itu adalah Syaikhul Islam di wilayah Khurasan.

Beliau lahir pada tahun 181 Hijriah. Tempat kelahirannya adalah Samarqand. Samarqand adalah kota penting kala itu. Ia merupakan pusat peradaban Islam yang maju. Kota ini terletak di Asia Tengah yang strategis. Sejak usia muda, beliau sudah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Beliau sangat bersemangat untuk belajar agama. Oleh karena itu, pendidikan awalnya pun dimulai di kota kelahirannya sendiri.

Perjalanan Ilmiah yang Luas: Dari Guru hingga Murid Terkemuka

Hasrat belajar Imam Ad-Darimi sangatlah tinggi. Beliau melakukan perjalanan yang sangat jauh. Tujuan utamanya adalah menuntut ilmu hadits.Beliau mengunjungi berbagai pusat ilmu Islam. Antara lain Haramain (Makkah dan Madinah yang suci). Beliau juga belajar di Syam, Mesir, dan Irak. Bahkan, Khurasan juga menjadi salah satu tujuannya. Perjalanan ini memakan waktu yang cukup lama. Beliau berguru kepada banyak ulama besar. Di antara guru-guru beliau adalah Yazid bin Harun. Ada juga Affan bin Muslim dan Abu al-Walid ath-Thayalisi. Selain itu, nama lain adalah Muslim bin Ibrahim dan Yahya bin Hamad. Nu’aim bin Hammad juga termasuk gurunya.

Lebih lanjut, Imam Ad-Darimi juga mengambil riwayat. Beliau mengambil dari ulama yang lebih senior. Mereka adalah Imam Ahmad bin Hanbal. Juga Yahya bin Ma’in dan Ishak bin Rahawaih. Hal ini menunjukkan keluasan ilmunya yang tak terbatas. Beliau tidak segan untuk terus belajar. Beliau belajar dari siapa saja yang memiliki ilmu.

Generasi Sandwich dan Birrul Walidain: Mengurai Dilema dengan Solusi Langit

Banyak ulama besar kemudian menjadi murid beliau. Mereka ini kemudian menjadi tokoh penting dalam sejarah Islam. Murid-murid beliau meneruskan estafet keilmuan yang beliau rintis. Beberapa murid terkenal beliau adalah Imam Muslim. Imam Muslim bahkan meriwayatkan hadits darinya. Ini terdapat dalam kitab Shahihnya yang agung. Ada juga Imam Abu Daud. Imam Tirmidzi juga termasuk muridnya. Selain itu, Muhammad bin an-Nadhr juga belajar dari beliau. Semua ini membuktikan kualitas pengajaran beliau yang tinggi.

Karya Monumental: Kitab Sunan Ad-Darimi (atau Musnad Ad-Darimi)

Imam Ad-Darimi mewariskan sebuah karya besar yang abadi. Karya itu adalah sebuah kitab hadits. Kitab ini sangat dikenal dengan nama Sunan Ad-Darimi. Namun, sebagian ulama lain menyebutnya Musnad Ad-Darimi.

Deskripsi dan Perbedaan Penamaan Kitab yang Unik

Kitab ini memiliki ciri khas tersendiri. Ia menggabungkan hadits marfu’. Hadits marfu’ adalah perkataan Nabi ﷺ. Ia juga memuat hadits mauquf. Hadits mauquf adalah perkataan sahabat. Selain itu, ada hadits maqthu’. Hadits maqthu’ adalah perkataan tabi’in. Beberapa ulama menyebutnya Sunan. Ini karena penyusunannya berdasarkan bab-bab fiqh. Akan tetapi, ada juga yang menyebutnya Musnad. Ini karena banyak hadits yang disebutkan sanadnya secara lengkap.

Keunikan dan Metode Penyusunan Kitab yang Istimewa

Kitab ini sangat unik dalam penyusunannya. Ia tidak selalu berurutan seperti kitab Sunan lainnya. Penyusunannya sedikit berbeda. Ia menarik karena memuat hadits-hadits. Hadits dari guru-guru Imam Bukhari terdapat di dalamnya. Hadits dari guru-guru Imam Muslim juga ada. Lebih jauh lagi, kitab ini banyak mengandung atsar. Atsar dari para ulama Salaf. Hal ini menjadikannya rujukan penting. Rujukan untuk memahami fikih Salaf. Juga metodologi mereka yang luar biasa.

Jelaslah bahwa Sunan Ad-Darimi adalah sumber yang sangat berharga. Sumber untuk para peneliti hadits. Ia menunjukkan keragaman riwayat yang luas. Ia juga menampilkan metodologi ulama terdahulu. Kitab ini, di samping itu, memberi wawasan baru. Wawasan tentang praktik keagamaan. Praktik di masa sahabat dan tabi’in. Kehadiran atsar di dalamnya semakin memperkaya. Memperkaya pemahaman kita. Pemahaman tentang ajaran Islam secara komprehensif.

Hidup Lambat (Slow Living) ala Rasulullah: Menemukan Ketenangan di Kitab Nawawi

Pujian Para Ulama: Pengakuan atas Keilmuan dan Akhlak Mulianya

Keilmuan dan akhlak Imam Ad-Darimi diakui secara luas. Banyak ulama memuji beliau dengan sepenuh hati. Pujian itu datang dari sezaman beliau. Pujian juga datang dari generasi setelahnya.

Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Imam ad-Darimi adalah seorang Imam.” Yahya bin Ma’in juga bersaksi: “Dia adalah Syaikhul Islam.” Muhammad bin Basyar menyebut beliau sebagai salah satu dari empat penghafal hadits: “Penghafal hadits ada empat: Abu Zur’ah, Imam Muslim, Muhammad bin Yahya, dan Imam ad-Darimi.”

Selanjutnya, Ibnu Hibban menambahkan pujian. “Dia adalah orang yang mengumpulkan ilmu, ketakwaan, kewara’an, zuhud, dan ibadah.” Al-Hakim mengutarakan: “Dia adalah Imam negeri Samarqand di zamannya.” Abu Hatim memberikan kesaksian: “Terpercaya, jujur, Imam.” Akhirnya, Adz-Dzahabi meringkasnya: “Hafizh, hujjah, salah satu Imam Islam.” Semua pujian ini menegaskan kedudukan beliau. Kedudukan beliau sebagai ulama besar dan teladan.

Wafatnya Seorang Imam: Jejak Ilmu yang Abadi Tersisa

Imam Ad-Darimi wafat pada tahun 255 Hijriah. Beliau wafat pada Hari Tarwiyah. Tepatnya 8 Dzulhijjah. Beliau menghembuskan napas terakhir di kota kelahirannya yaitu Samarqand. Beliau meninggalkan warisan besar bagi umat. Warisan ilmu yang tak ternilai harganya. Warisan itu terus bermanfaat bagi umat Islam.

Secara keseluruhan, Imam Ad-Darimi adalah teladan sempurna bagi kita. Beliau teladan dalam menuntut ilmu dengan gigih. Beliau juga teladan dalam ketakwaan kepada Allah. Semangat beliau dalam belajar sangat menginspirasi. Kesabarannya dalam mengumpulkan hadits patut ditiru. Semua ini patut kita contoh dalam hidup. Karya beliau, Sunan Ad-Darimi, masih relevan hingga kini. Kitab itu terus menjadi rujukan penting. Ia adalah bukti keagungan beliau. Semoga Allah merahmatinya. Semoga Allah meninggikan derajatnya di surga. Akhirnya, semoga kita dapat mengambil inspirasi. Inspirasi dari perjalanan hidup beliau yang penuh berkah.

Riyadus Shalihin dan Fenomena FOMO: Mengapa Kita Takut Tertinggal?


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement