Kisah
Beranda » Berita » Shafwan bin Umayyah: Pebisnis Quraisy yang Menemukan Hidayah

Shafwan bin Umayyah: Pebisnis Quraisy yang Menemukan Hidayah

Shafwan bin Umayyah: Enterprener Quraisy yang Menemukan Hidayah
Ilustrasi Shafwan bin Umayyah

SURAU.CO – Shafwan bin Umayyah adalah sosok bangsawan Makkah yang terkenal dengan kekayaan dan kecerdikannya dalam berdagang. Ia hidup di tengah masyarakat Quraisy yang menjunjung tinggi status sosial dan kebanggaan ekonomi. Dalam dunia bisnis, namanya dikenal luas karena jaringan perdagangannya menjangkau berbagai wilayah di Jazirah Arab. Namun, di balik kesuksesannya, Shafwan termasuk di antara orang-orang yang keras menentang dakwah Nabi Muhammad ﷺ pada masa awal Islam.

Bagi Shafwan, ajaran tauhid yang dibawa Nabi bukan sekedar persoalan keyakinan, namun ancaman bagi tatanan sosial dan ekonomi yang sudah lama menopang kekuasaan Quraisy. Ia memandang Islam sebagai gerakan yang akan menghapus sistem perdagangan berbasis riba dan ketidakadilan, yang justru menjadi sumber keuntungan besar bagi para elite Makkah. Oleh karena itu, pada masa awal dakwah, ia berdiri di barisan penentang Rasulullah ﷺ bersama para tokoh besar Quraisy seperti Abu Sufyan bin Harb, Ikrimah bin Abu Jahl, dan Suhail bin Amr.

Dari Permusuhan Menuju Pemaafan

Kehidupan Shafwan berubah drastis setelah peristiwa Fathu Makkah (Penaklukan Kota Makkah) pada tahun 8 Hijriah. Saat itu, Rasulullah ﷺ memasuki Makkah dengan penuh wibawa, tanpa menumpahkan darah, tanpa melakukan pembalasan terhadap musuh-musuhnya. Salah satu tindakan mulia beliau adalah memberikan jaminan keamanan kepada mereka yang dulunya paling keras memusuhinya.

Shafwan termasuk di antara orang-orang yang semula takut akan balas dendam. Namun, Rasulullah ﷺ justru mengirim pesan melalui sepupunya, Umair bin Wahb, bahwa Shafwan mendapat perlindungan dan tidak perlu takut. Nabi bahkan memakai jubahnya sendiri sebagai tanda jaminan keamanan. Kebaikan ini menggetarkan hati Shafwan. Ia yang sebelumnya menolak keras ajaran Nabi, kini melihat keagungan akhlak seorang Rasul yang memaafkan ketika berkuasa.

Dalam suatu riwayat, Rasulullah ﷺ juga memberikan kesempatan kepada Shafwan untuk ikut serta dalam perang Hunain, meski ia belum masuk Islam sepenuhnya. Nabi bahkan meminjam darinya berbagai perlengkapan perang, dan setelah kemenangan diraih, Shafwan sendiri menyaksikan kebesaran jiwa Rasulullah ﷺ yang tidak menuntut ketidakseimbangan apapun. Rasulullah justru memberikan banyak hadiah dari ghanimah (rampasan perang).

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Melihat ketulusan itu, hati Shafwan luluh. Ia berkata, “Sungguh, setelah hari ini, tidak ada seorang pun di muka bumi yang lebih kucintai selain Muhammad.” Dari akhirnya, ia akhirnya memeluk Islam dengan sepenuh hati.

Pebisnis yang Rasional dan Bijak

Setelah memeluk Islam, Shafwan tetap menjalani kehidupan sebagai seorang pedagang. Ia membawa nilai-nilai Islam ke dalam praktik bisnisnya. Sebagai seorang pengusaha yang terbiasa memikirkan strategi, Shafwan tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Ia mengedepankan analisis dan kehati-hatian, baik dalam perdagangan maupun dalam urusan sosial-politik umat.

Kecerdasannya di dunia bisnis menjadi aset berharga bagi masyarakat Muslim saat itu. Ia menjadi teladan bagi para pedagang muda dalam menjaga integritas dan kejujuran. Shafwan memahami bahwa keuntungan sejati bukan hanya dalam bentuk harta, tetapi juga keberkahan yang datang dari kejujuran dan niat baik.

Sifat hati-hati yang ia miliki membuatnya mampu menyeimbangkan antara ambisi dan etika. Dalam berdagang, ia tidak lagi mengejar keuntungan semata, tetapi juga memikirkan kemaslahatan umat.

Tiga Pelajaran Wirausaha dari Shafwan bin Umayyah

Kisah hidup Shafwan bin Umayyah menyimpan banyak hikmah, terutama bagi mereka yang bergelut dalam dunia usaha dan kepemimpinan. Setidaknya ada tiga pelajaran penting yang dapat kita petik darinya.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Pertama, kebaikan melahirkan perubahan. Rasulullah ﷺ memukul hati Shafwan bukan dengan pedang, melainkan dengan kasih sayang dan pemaafan. Ini mengajarkan bahwa kekuatan moral lebih besar daripada kekuatan fisik. Dalam konteks bisnis, sikap baik terhadap karyawan, rekan kerja, dan pelanggan bisa menjadi kunci keberhasilan yang berkelanjutan.

Kedua, strategi dalam bisnis perlu bijaksana. Shafwan adalah tipe pengusaha yang tidak gegabah. Ia selalu mempertimbangkan risiko dan peluang dengan matang. Dalam dunia modern, prinsip ini tetap relevan: keberanian harus disertai perhitungan yang rasional. Keputusan yang terburu-buru tanpa data dan etika hanya akan membawa kerugian jangka panjang.

Ketiga, harta bisa menjadi jalan kebaikan. Setelah masuk Islam, Shafwan tetap menjadi orang kaya, tetapi ia mengubah orientasi kekayaannya. Ia memanfaatkannya untuk membantu umat, mendukung dakwah, dan memperkuat perekonomian kaum Muslimin.

Hikmah untuk Kita

Kisah Shafwan bin Umayyah membuktikan bahwa sebesar apa pun kesalahan dan masa lalu seseorang, pintu hidayah selalu terbuka. Ia yang dulu berdiri di barisan musuh Islam, akhirnya menjadi sahabat yang setia. Perubahan ini lahir dari sentuhan kasih, bukan paksaan.

Bagi para pengusaha dan pemimpin masa kini, perjalanan hidup Shafwan menjadi cermin penting. Ia mengajarkan bahwa keberhasilan sejati terletak pada kemampuan untuk berubah, belajar, dan menempatkan nilai-nilai kemanusiaan di atas kepentingan pribadi.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Kisah Shafwan juga menunjukkan bahwa Islam tidak menolak kekayaan, tetapi mengarahkan agar kekayaan itu bermanfaat. Nabi Muhammad ﷺ sendiri menghargai para pedagang yang jujur. Sabda beliau: “Pedagang yang jujur ​​dan amanah akan bersama para nabi, orang-orang benar, dan para syuhada.” (HR. Tirmidzi).

Dari penentang menjadi pendukung, dari pebisnis duniawi menjadi pebisnis berjiwa ukhrawi — perjalanan hidup Shafwan bin Umayyah adalah bukti bahwa kebaikan mampu menaklukkan hati yang paling keras sekalipun.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement