SURAU.CO – Saudaraku yang dirahmati Allah, Kematian adalah kepastian yang tak dapat ditawar. Setiap manusia akan sampai pada waktunya, ketika tubuh yang gagah menjadi rapuh, suara yang lantang menjadi senyap, dan jasad yang dulu disanjung akhirnya lebur menyatu dengan tanah. Namun, bagi seorang mukmin yang beramal dengan ikhlas, ada kabar gembira yang menenangkan hati: pahala tetap mengalir, walaupun jasad telah hancur.
Kasih Sayang Allah Kepada Hamba-Nya
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Tujuh amalan yang pahalanya terus mengalir bagi seorang hamba, meskipun ia telah berada di kuburnya setelah kematiannya:
1. Mengajarkan ilmu,
2. Mengalirkan sungai,
3. Menggali sumur,
4. Menanam pohon kurma,
5. Membangun masjid,
6. Mewariskan mushaf,
7. Meninggalkan anak yang memohonkan ampun untuknya setelah kematiannya.” (Hilyatul Auliya’, Abu Nu‘aim 3/223)
Subhanallah. Betapa besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Walaupun tubuh manusia telah hancur, kulit telah kembali menjadi tanah, dan nama mulai dilupakan manusia, amal kebaikan tetap hidup. Ia menjadi cahaya yang menyinari kubur, menjadi penyelamat di alam barzakh, dan menjadi penambah timbangan amal di hari hisab kelak.
Mengajarkan Ilmu
Setiap kali seseorang mengamalkan ilmu yang kita ajarkan, walau hanya satu kalimat, pahala terus mengalir tanpa henti.
Seorang guru ngaji yang mengajarkan bacaan al-Qur’an kepada muridnya, seorang da’i yang menyebarkan nasihat tauhid, bahkan orang tua yang mengajarkan doa kepada anaknya — semuanya menanam pahala abadi.
Ilmu meninggalkan warisan abadi yang tak pernah habis. Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Barang siapa menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya.”
(HR. Muslim)
Mengalirkan Sungai dan Menggali Sumur
Air adalah sumber kehidupan. Orang yang memudahkan makhluk Allah untuk mendapatkan air, baik manusia maupun hewan, telah membuka jalan bagi pahala yang terus mengalir.
Mungkin kita tak lagi hidup untuk menyaksikan aliran itu, tapi setiap tetes air yang menghilangkan dahaga akan menjadi saksi kebaikan kita.
> “Dalam setiap tetes air yang diminum makhluk hidup, ada sedekah bagimu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menanam Pohon Kurma
Makna dari menanam pohon tak terbatas pada kurma saja.
Siapa pun yang menanam pohon bermanfaat, akan menuai sedekah jariyah dari setiap buah yang dimakan, daun yang digunakan, dan naungan yang dinikmati.
Menanam pohon, kita menuai pahala abadi: setiap burung yang berteduh, buah yang dimakan, dan naungan yang dinikmati manusia, menjadi amal jariyah yang tak pernah terputus.
Membangun Masjid
Masjid adalah rumah Allah di muka bumi. Orang yang membangun atau bahkan hanya menyumbang satu batu untuk pembangunan masjid, telah berinvestasi untuk rumah di surga.
> “Barang siapa membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Di masjid, azan berkumandang, al-Qur’an dibacakan, dan ilmu disebarkan, serta setiap rakaat shalat yang dikerjakan orang lain mengalirkan pahala bagi sang dermawan.
Mewariskan Mushaf
Al-Qur’an adalah cahaya yang tak pernah padam.
Siapa pun yang menghadiahkan, mewakafkan, atau mencetak mushaf, membukakan pintu pahala yang terus mengalir dari setiap ayat Al-Qur’an yang dibaca orang lain.
Jika kita membaca setiap huruf Al-Qur’an, maka pahalanya akan menjadi sepuluh kali lipat. Maka betapa luas rahmat Allah bagi orang yang membantu tersebarnya kalam-Nya.
Anak yang Shalih
Inilah harta yang paling berharga. Anak yang shalih bukan hanya kebanggaan di dunia, tetapi juga penyambung pahala di akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.”
(HR. Muslim)
Didiklah anak-anak dengan iman dan akhlak. Karena doa seorang anak shalih adalah penghubung antara dua alam — dunia dan barzakh.
Saudaraku, Hidup ini singkat. Jasad kita akan hancur, tetapi amal akan kekal. Dunia bukan tempat tinggal, melainkan tempat menanam. Maka, tanamlah amal yang akan terus berbuah, bahkan setelah kita tiada.
Mulailah dari hal kecil — ajarkan satu ayat, bantu satu tetes air, wakafkan satu mushaf, tanam satu pohon, sumbangkan satu batu untuk masjid, dan didik anak-anak kita dengan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
Amalan Akan Datang Menyelamatkan
Karena kelak, di hari ketika seluruh manusia berdiri menunggu giliran di hadapan Rabbul ‘Alamin, amal-amal itu akan datang menyelamatkan kita seraya berkata:
“Aku adalah sedekah jariyahmu, aku datang membawa cahaya dan penolong untukmu.”
Semoga Allah menjadikan kita di antara hamba-hamba-Nya yang tetap beramal walau telah wafat, yang pahalanya terus mengalir walau jasad telah hancur. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
“Dan Kami tuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.” (QS. Yasin [36]: 12)
#PahalaMengalir #AmalJariyah #Dakwah #UstTommyEkaPurnama #RefleksiIslam #BekalAkhirat. (Tengku Iskandar, M. Pd-Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
