Ibadah
Beranda » Berita » YAKIN DENGAN PEKERJAAN: TAWAKKAL KEPADA ALLAH

YAKIN DENGAN PEKERJAAN: TAWAKKAL KEPADA ALLAH

YAKIN DENGAN PEKERJAAN, TAWAKKAL KEPADA ALLAH
YAKIN DENGAN PEKERJAAN, TAWAKKAL KEPADA ALLAH

 

SURAU.CO – Saudaraku yang dirahmati Allah, Dalam hidup ini, setiap orang pasti berusaha mencari rezeki dengan cara yang halal dan penuh perjuangan. Ada yang bekerja di kantor, berdagang di pasar, berdakwah di jalan Allah, mengajar di sekolah, atau menjadi tenaga lapangan yang berpeluh keringat. Namun, satu hal yang harus selalu kita tanamkan dalam hati adalah: yakin dengan pekerjaan kita, dan tawakkal kepada Allah yang Maha Mengatur segala hasilnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

> “Barang siapa bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq [65]: 3)

Ayat ini menjadi pengingat kuat bahwa tugas kita adalah berusaha dengan sungguh-sungguh, sedangkan hasilnya adalah urusan Allah. Tawakkal bukan berarti menyerah tanpa ikhtiar, melainkan menyerahkan hasil setelah seluruh ikhtiar dilakukan dengan penuh keyakinan dan kejujuran.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Yakin dengan Jalan yang Ditempuh

Kadang kita merasa pekerjaan kita kecil, tidak bergengsi, atau tidak sepadan dengan jerih payah. Namun ketahuilah, selama pekerjaan itu halal dan dilakukan dengan niat ibadah, maka ia mulia di sisi Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik daripada hasil kerja tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Dawud ‘alaihis salam dahulu makan dari hasil kerja tangannya sendiri.” (HR. Bukhari)

Maka jangan pernah merendahkan profesi apa pun. Keyakinan kita pada jalan yang ditempuh harus berakar pada kesadaran bahwa Allah-lah yang memberi kemampuan, membuka jalan, dan menulis rezeki kita di setiap langkah.

Ikhtiar Adalah Bentuk Iman

Bekerja bukan hanya urusan dunia, tapi juga bagian dari ibadah. Seorang muslim tidak bekerja semata untuk harta, tapi untuk keberkahan. Ia datang lebih awal, bekerja dengan jujur, dan menutup hari dengan doa — karena tahu bahwa hasil yang sedikit tapi halal lebih baik daripada banyak tapi haram.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Setiap langkah menuju tempat kerja, setiap keringat yang menetes, setiap sabar dalam tekanan — semua itu bernilai ibadah bila diniatkan karena Allah.

Maka jangan takut dengan masa depan. Jangan ragu dengan jalan rezeki. Karena Allah sudah menulisnya jauh sebelum kita dilahirkan.

Tawakkal Setelah Usaha

Banyak orang gelisah karena ingin mengendalikan segalanya. Padahal, ketenangan itu datang justru saat kita menyerahkan urusan kepada Allah.

Imam Ibnul Qayyim berkata:

“Tawakkal adalah ketenangan hati terhadap janji Allah, setelah melakukan sebab (usaha).”

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Ketika kita sudah berusaha maksimal, berdoa dengan sungguh-sungguh, dan menjaga keikhlasan, maka biarkan Allah yang menentukan hasil. Bisa jadi rezeki kita belum datang lewat jalan yang kita kira, tapi Allah menyiapkan pintu lain yang lebih luas dan penuh keberkahan.

Jangan Bandingkan, Tapi Syukuri

Dalam perjalanan hidup, mudah sekali kita tergoda untuk membandingkan diri dengan orang lain. Mengapa dia lebih cepat berhasil? Dan Mengapa rezekinya lebih banyak? Mengapa nasibku tak sebaik dirinya?
Padahal, setiap takaran rezeki telah diatur dengan hikmah.
Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan janganlah melihat kepada orang yang di atasmu, karena hal itu lebih pantas agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah atasmu.” (HR. Muslim)

Syukur adalah kunci memperluas rezeki. Orang yang bersyukur tak akan kehilangan arah meski hasil belum tampak. Karena ia tahu, setiap tetes usaha disaksikan oleh Allah.

Rezeki Tak Pernah Tertukar

Boleh jadi kita bekerja keras tapi hasil belum sesuai harapan. Tapi yakinlah, rezeki tidak pernah salah alamat.
Jika Allah belum memberi sekarang, itu bukan karena Ia lupa, melainkan karena waktu terbaik belum tiba.
Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

> “Sesungguhnya roh kudus (Jibril) telah membisikkan ke dalam hatiku bahwa seseorang tidak akan mati sebelum sempurna rezekinya, maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah cara dalam mencarinya.” (HR. Ibnu Majah)

Maka teruslah melangkah dengan iman. Jangan tergesa-gesa menjemput rezeki dengan cara yang keliru. Karena yang datang cepat tapi haram akan membawa sengsara, sementara yang datang lambat tapi halal akan membawa berkah yang panjang.

Tenang Karena Iman

Di tengah dunia yang serba tidak pasti — PHK, inflasi, persaingan, dan tekanan — orang beriman tetap tenang, bukan karena ia tahu masa depan, tapi karena ia yakin Allah-lah Pengatur masa depan.
Seperti pesan bijak yang tertulis dalam gambar di atas:

“Hidup ini bukan tentang tahu segalanya, tapi yakin pada apa yang sudah Allah tetapkan.”

Tenang itu bukan dari kepastian dunia, tapi dari iman yang lurus. Yakinlah, ketika tangan kita bekerja di bumi dengan ikhlas, maka pintu langit terbuka untuk menurunkan keberkahan.

Penutup

Saudaraku, pekerjaan apa pun yang engkau jalani — jangan pernah lepaskan dua hal: keyakinan dan tawakkal.
Yakin bahwa pekerjaanmu adalah bagian dari ibadah, dan tawakkal bahwa Allah takkan menyia-nyiakan usahamu.
Teruslah bekerja dengan niat baik, jaga kejujuran, rawat kesabaran, dan serahkan hasilnya kepada Rabb yang Maha Mengatur segala sesuatu.

> “Dan katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu pula Rasul-Nya dan orang-orang mukmin.’” (QS. At-Taubah [9]: 105)

Karena yang Allah nilai bukan besarnya hasil, tapi ketulusan hati di balik setiap usaha. Yakinlah, rezekimu sudah ditulis. Tugasmu hanyalah berikhtiar dan bertawakkal. (Tengku Iskandar, M. Pd-
Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement