𝗚𝗛𝗨𝗥𝗔𝗕𝗔̄’ – 𝗔𝗦𝗜𝗡𝗚 𝗗𝗜 𝗕𝗨𝗠𝗜, 𝗠𝗨𝗟𝗜𝗔 𝗗𝗜 𝗟𝗔𝗡𝗚𝗜𝗧

SURAU.CO – 𝗔𝘄𝗮𝗹 𝗱𝗮𝗻 𝗔𝗸𝗵𝗶𝗿 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺. Rasulullah ﷺ bersabda:

> بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا، وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا، فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ.

“Islam bermula dalam keadaan asing, dan akan kembali asing sebagaimana awalnya. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (ghurabā’).” (HR. Muslim no. 145)

Islam lahir dalam keterasingan, ditolak oleh mayoritas, namun dijaga oleh segelintir hamba yang teguh dalam iman. Begitu pula di akhir zaman — ketika kemunafikan menjadi wajar, kebenaran disembunyikan, dan ulama dunia diam dalam selimut nyaman — akan muncul kembali mereka yang disebut Nabi ﷺ sebagai “Ghurabā’”.

𝗦𝗜𝗔𝗣𝗔𝗞𝗔𝗛 𝗚𝗛𝗨𝗥𝗔𝗕𝗔̄’ 𝗜𝗧𝗨?

Mereka bukan orang yang tersesat dari agama, tapi orang yang tetap lurus ketika dunia menyimpang.
Mereka hidup di tengah fitnah, namun hatinya tetap berpaut pada tauhid.

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:

“Ghurabā’ adalah orang-orang yang berpegang teguh pada sunnah Nabi ﷺ dan memperbaiki agama ketika manusia telah merusaknya.”

Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah menegaskan:

“Mereka sedikit di setiap zaman. Tentu mereka menolak kebatilan walau sendiri. Mereka memperjuangkan kebenaran ketika ahli ilmu berkhianat terhadap amanah ilmunya.”

Baca juga: Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

𝗦𝗔𝗔𝗧 𝗨𝗟𝗔𝗠𝗔 𝗗𝗜𝗔𝗠 𝗗𝗔𝗡 𝗗𝗨𝗡𝗜𝗔 𝗠𝗘𝗠𝗕𝗨𝗡𝗚𝗞𝗔𝗠

Rasulullah ﷺ telah mengingatkan:

> “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari dada manusia, tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama. Hingga ketika tidak tersisa seorang alim pun, manusia mengangkat orang-orang jahil sebagai pemimpin; mereka ditanya lalu memberi fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan.”
(HR. al-Bukhārī & Muslim).

Dan di masa itulah — ketika ulama haq diam, dan ulama su’ (penjual agama) berbicara untuk dunia — Allah gantikan penjaga agama-Nya bukan dari kalangan bergelar tinggi, tapi dari kalangan umat biasa: para Ghurabā’.

𝗖𝗜𝗥𝗜-𝗖𝗜𝗥𝗜 𝗚𝗛𝗨𝗥𝗔𝗕𝗔̄’ 𝗗𝗜 𝗔𝗞𝗛𝗜𝗥 𝗭𝗔𝗠𝗔𝗡

1. Menjaga Sunnah di tengah manusia yang menodainya. Mereka menghidupkan kembali akidah dan syariat yang telah lama terlupakan.

2. Berani menolak sistem batil dan ideologi sekuler. Mereka menolak tunduk pada hukum selain Allah, meski dicap ekstrem.

   Baca juga: Riyadus Shalihin: Buku Panduan Kecerdasan Emosional (EQ) Tertua Dunia

3. Tidak menjual agama untuk kenyamanan dunia. Mereka sabar, miskin, tapi tidak tunduk pada kebatilan.

4. Ikhlas dan tidak haus popularitas.
   Amal mereka tersembunyi di bumi, tapi bersinar di langit.

𝗝𝗔𝗡𝗝𝗜 𝗥𝗔𝗦𝗨𝗟𝗨𝗟𝗟𝗔𝗛 ﷺ 𝗨𝗡𝗧𝗨𝗞 𝗠𝗘𝗥𝗘𝗞𝗔

> “Tūbā (kebahagiaan besar di surga) bagi orang-orang asing.”
(HR. Muslim)

Imam al-Qurthubi menjelaskan:

“Tūbā adalah pohon di surga, akarnya di rumah Rasulullah ﷺ dan cabangnya menjangkau seluruh surga — disediakan untuk para Ghurabā’ yang menjaga agama ketika manusia merusaknya.”

𝗚𝗛𝗨𝗥𝗔𝗕𝗔̄’ 𝗗𝗔𝗟𝗔𝗠 𝗦𝗘𝗝𝗔𝗥𝗔𝗛 𝗨𝗠𝗔𝗧

Ketika Bani Israil menyimpang, Allah bangkitkan segelintir nabi dan penyeru kebenaran.

Allah membangkitkan ahlul haq yang tidak dikenal manusia, tapi dikenal malaikat, tepat saat umat Islam tenggelam dalam gemerlap dunia!

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata:

“Ketika ahli ilmu berkhianat terhadap ilmunya, Allah wariskan cahaya iman kepada mereka yang tidak dikenal di bumi, namun dikenal di langit.”

Merekalah penjaga kebenaran tanpa nama, pembela tauhid tanpa pangkat. Mereka mungkin bukan ustaz terkenal, bukan tokoh publik, tapi mereka hidup dengan iman yang tegak dan hati yang bersujud kepada Allah semata.

𝗦𝗘𝗥𝗨𝗔𝗡 𝗨𝗡𝗧𝗨𝗞 𝗨𝗠𝗔𝗧

Bangkitlah wahai umat Islam…
Jangan tunggu ulama dunia bersuara dan bersatu. Jangan tunggu sistem sekuler memberi ruang bagi dakwahmu. Selamat Akhidah, Selamat Umat dari kebatihilan dan musuh-musuh agama.

Karena kebenaran tidak butuh izin dari penguasa batil, dan keimanan tidak butuh pengakuan dari manusia.

Jadilah bagian dari Ghurabā’ yang memperbaiki agama ketika orang lain merusaknya, yang menegakkan hukum Allah ketika dunia menggantinya dengan demokrasi, yang mengingatkan manusia ketika ulama diam, yang tetap berjalan di atas jalan tauhid walau sendirian.

𝗣𝗘𝗡𝗨𝗧𝗨𝗣

Allah membangkitkan Ghurabā’ dari kalangan hamba-Nya yang taat ketika manusia memperjualbelikan ilmu, mengaburkan kebenaran dengan politik, dan ulama lebih takut pada dunia. Meskipun mereka asing di tengah masyarakat, Allah mencatat mereka mulia di langit.

Mereka tidak mencari pujian, tapi keridaan Allah. Maka dari itu, keadilan syariat lebih mereka utamakan daripada harta dunia. Mereka adalah sisa-sisa penjaga Islam yang sejati.

Wahai kaum muslimin! Jadilah bagian Ghurabā’ yang menjadi arus kebangkitan peradaban Islam kembali. Maka dari itu, sebarkanlah dakwah ini ke seluruh akun media sosial Anda semua. Maka, sebarkanlah dakwah ini ke seluruh akun media sosial Anda semua.

𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵 𝗦𝘂𝗯𝗵𝗮𝗻𝗮𝗵𝘂 𝗪𝗮 𝗧𝗮’𝗮𝗹𝗮 𝗕𝗲𝗿𝗳𝗶𝗿𝗺𝗮𝗻:
“𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘮𝘢𝘭 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘋𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩-𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘶𝘢𝘴𝘢 𝘥𝘪 𝘣𝘶𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘋𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘶𝘢𝘴𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩 𝘋𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘨𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘢𝘨𝘢𝘮𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘥𝘩𝘢𝘪-𝘕𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩 𝘋𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘯𝘵𝘰𝘴𝘢. 𝘔𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘮𝘣𝘢𝘩-𝘒𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘴𝘦𝘬𝘶𝘵𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯-𝘒𝘶. 𝘉𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘧𝘪𝘳 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 (𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪) 𝘪𝘵𝘶, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘧𝘢𝘴𝘪𝘬.” (QS. An-Nur: 55)

Wallāhu A‘lam bish-Ṣawāb. (Rahmat Pikiran)