Opinion
Beranda ยป Berita ยป ๐—ฃ๐—˜๐—ฅ๐—•๐—˜๐——๐—”๐—”๐—ก ๐—ฆ๐—ฌ๐—จ๐—ฅ๐—”, ๐——๐—˜๐— ๐—ข๐—ž๐—ฅ๐—”๐—ฆ๐—œ, ๐——๐—”๐—ก ๐—ฆ๐—ฌ๐—”๐—ฅ๐—œ๐—”๐—ง ๐—œ๐—ฆ๐—Ÿ๐—”๐— 

๐—ฃ๐—˜๐—ฅ๐—•๐—˜๐——๐—”๐—”๐—ก ๐—ฆ๐—ฌ๐—จ๐—ฅ๐—”, ๐——๐—˜๐— ๐—ข๐—ž๐—ฅ๐—”๐—ฆ๐—œ, ๐——๐—”๐—ก ๐—ฆ๐—ฌ๐—”๐—ฅ๐—œ๐—”๐—ง ๐—œ๐—ฆ๐—Ÿ๐—”๐— 

๐—ฃ๐—˜๐—ฅ๐—•๐—˜๐——๐—”๐—”๐—ก ๐—ฆ๐—ฌ๐—จ๐—ฅ๐—”, ๐——๐—˜๐— ๐—ข๐—ž๐—ฅ๐—”๐—ฆ๐—œ, ๐——๐—”๐—ก ๐—ฆ๐—ฌ๐—”๐—ฅ๐—œ๐—”๐—ง ๐—œ๐—ฆ๐—Ÿ๐—”๐— 
๐—ฃ๐—˜๐—ฅ๐—•๐—˜๐——๐—”๐—”๐—ก ๐—ฆ๐—ฌ๐—จ๐—ฅ๐—”, ๐——๐—˜๐— ๐—ข๐—ž๐—ฅ๐—”๐—ฆ๐—œ, ๐——๐—”๐—ก ๐—ฆ๐—ฌ๐—”๐—ฅ๐—œ๐—”๐—ง ๐—œ๐—ฆ๐—Ÿ๐—”๐— 
DAFTAR ISIโˆ’

 

SURAU.CO – D๐—˜๐— ๐—ข๐—ž๐—ฅ๐—”๐—ฆ๐—œ: ๐—ฆ๐—ฌ๐—ฆ๐—ง๐—˜๐—  ๐—๐—”๐—›๐—œ๐—Ÿ๐—œ๐—ฌ๐—”๐—› ๐——๐—”๐—ก ๐—•๐—˜๐—ก๐—ง๐—จ๐—ž ๐—ฆ๐—ฌ๐—œ๐—ฅ๐—œ๐—ž ๐—”๐—ž๐—•๐—”๐—ฅ. ๐—ฃ๐—˜๐—ก๐——๐—”๐—›๐—จ๐—Ÿ๐—จ๐—”๐—ก: Demokrasi sering diagungkan sebagai sistem terbaik ciptaan manusia. Ia disebut sebagai pilar keadilan, kebebasan, dan partisipasi rakyat. Namun, di balik kilau retorika itu tersembunyi akar pemikiran sekuler dan jahiliyah yang menempatkan manusia sebagai sumber hukum tertinggi โ€” bukan Allah.

Dalam pandangan Islam, hal ini bukan sekadar kekeliruan politik, tetapi penyimpangan aqidah. Sebab, hanya Allah-lah yang berhak menetapkan hukum bagi makhluk-Nya. Ketika manusia membuat hukum sendiri, mereka sejatinya telah menandingi kedaulatan Allah, dan inilah bentuk syirik akbar dalam tasyriโ€™ (penetapan hukum).

๐—”๐—ฆ๐—”๐—Ÿ-๐—จ๐—ฆ๐—จ๐—Ÿ ๐——๐—˜๐— ๐—ข๐—ž๐—ฅ๐—”๐—ฆ๐—œ ๐——๐—”๐—ฅ๐—œ ๐—™๐—œ๐—Ÿ๐—ฆ๐—จ๐—™ ๐—ฌ๐—จ๐—ก๐—”๐—ก๐—œ

Demokrasi lahir dari pemikiran filsuf Yunani kuno, seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles.
Mereka hidup di era ketika manusia mencoba menjelaskan kebenaran tanpa wahyu. Pemikiran mereka berpusat pada rasio, menganggap akal manusia mampu menentukan baik dan buruk tanpa bimbingan Tuhan.

Konsep demos-kratos (kekuasaan rakyat) berakar dari ide bahwa manusia dapat memerintah dirinya sendiri tanpa tunduk pada hukum Ilahi. Inilah benih sekularisme awal โ€” pemisahan antara agama dan urusan dunia.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Namun, para ilmuwan Muslim di masa Golden Age Islam (abad 8โ€“13 M) masa Ilmu pengetahuan terbuka lebar seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rushd datang meluruskan kekeliruan filsafat Yunani.

Mereka menolak konsep kebebasan tanpa wahyu dan menegaskan bahwa akal harus tunduk pada wahyu, bukan berdiri di atasnya. Akal tanpa Wahyu akan dikuasai hawa nafsu sehingga melahirkan pemikiran yang menyimpang yang akan terus mendorong manusia hidup terbelakang dari kemulian yang hakiki.

Maka, ketika Barat bangkit kembali di masa Renaissance, mereka menghidupkan kembali filsafat Yunani yang telah diputus dari wahyu. Dari sinilah lahir demokrasi sekuler modern, yang memisahkan Tuhan dari hukum dan menggantinya dengan suara manusia.

๐—›๐—”๐—ž๐—œ๐—ž๐—”๐—ง ๐——๐—˜๐— ๐—ข๐—ž๐—ฅ๐—”๐—ฆ๐—œ

Secara etimologi, demokrasi berarti โ€œpemerintahan rakyatโ€. Dalam sistem ini, rakyat dianggap sebagai sumber kekuasaan dan hukum tertinggi.

Semua aturan dibuat, diubah, dan dihapus berdasarkan suara mayoritas.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Padahal Allah ๏ทป berfirman:
> “๐— ๐—ฒ๐—ป๐—ฒ๐˜๐—ฎ๐—ฝ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ต๐˜‚๐—ธ๐˜‚๐—บ ๐—ถ๐˜๐˜‚ ๐—ต๐—ฎ๐—ป๐˜†๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—ต๐—ฎ๐—ธ ๐—”๐—น๐—น๐—ฎ๐—ต.”
(QS. Yusuf [12]: 40)

Demokrasi menolak prinsip ini, menjadikan manusia sebagai โ€œpencipta hukumโ€ yang menentukan halal dan haram dengan logika politik dan suara mayoritas.
Inilah letak kesyirikannya โ€” mengambil sebagian hak rububiyah Allah dalam menetapkan hukum.

๐—ฆ๐—ฌ๐—จ๐—ฅ๐—” ๐——๐—”๐—Ÿ๐—”๐—  ๐—œ๐—ฆ๐—Ÿ๐—”๐— 

Syura adalah bagian dari syariat, bukan sistem pengganti hukum Allah sebagaimana yang dipelintir oleh ulama-ulama Yunani kuno mir dnya Plato dan Socrates saat ini.

Allah ๏ทป berfirman:
> โ€œ๐——๐—ฎ๐—ป ๐—ผ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐—ด-๐—ผ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐˜‚๐—ฟ๐˜‚๐˜€๐—ฎ๐—ป๐—ป๐˜†๐—ฎ ๐—ฑ๐—ถ๐—ฝ๐˜‚๐˜๐˜‚๐˜€๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ฑ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—บ๐˜‚๐˜€๐˜†๐—ฎ๐˜„๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ๐—ต ๐—ฑ๐—ถ ๐—ฎ๐—ป๐˜๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ ๐—บ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฒ๐—ธ๐—ฎ.โ€
(QS. Asy-Syura [42]: 38)

Syura hanya berlaku dalam perkara ijtihadiyah dan taktis, bukan dalam hal hukum dan aqidah.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Rasulullah ๏ทบ bersabda:
> โ€œ๐—”๐—ฝ๐—ฎ๐—ฏ๐—ถ๐—น๐—ฎ ๐˜€๐˜‚๐—ฎ๐˜๐˜‚ ๐˜‚๐—ฟ๐˜‚๐˜€๐—ฎ๐—ป ๐˜๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—ฑ๐—ถ๐˜๐—ฒ๐˜๐—ฎ๐—ฝ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ผ๐—น๐—ฒ๐—ต ๐—”๐—น๐—น๐—ฎ๐—ต, ๐—บ๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ ๐˜๐—ถ๐—ฑ๐—ฎ๐—ธ ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ ๐—บ๐˜‚๐˜€๐˜†๐—ฎ๐˜„๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ๐—ต ๐—ฝ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป๐˜†๐—ฎ.โ€
(HR. Ahmad)

Artinya, syura tidak boleh mengubah hukum Allah โ€” ia hanya digunakan untuk mencari cara terbaik dalam menerapkan hukum Allah, bukan menciptakan hukum baru.

Syura adalah bagian dari syariat.
Demokrasi adalah tandingan syariat.

Menyamakan keduanya adalah penyesatan aqidah dan logika.

๐——๐—˜๐— ๐—ข๐—ž๐—ฅ๐—”๐—ฆ๐—œ ๐—ฆ๐—˜๐—•๐—”๐—š๐—”๐—œ ๐—ฆ๐—ฌ๐—œ๐—ฅ๐—œ๐—ž ๐—”๐—ž๐—•๐—”๐—ฅ

Ketika manusia membuat hukum sendiri, ia telah mengambil sebagian hak Allah dalam tasyriโ€˜.

Allahย  berfirman:
> โ€œ๐— ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฒ๐—ธ๐—ฎ ๐—บ๐—ฒ๐—ป๐—ท๐—ฎ๐—ฑ๐—ถ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐˜‚๐—น๐—ฎ๐—บ๐—ฎ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ฟ๐—ฎ๐—ต๐—ถ๐—ฏ ๐˜€๐—ฒ๐—ฏ๐—ฎ๐—ด๐—ฎ๐—ถ ๐˜๐˜‚๐—ต๐—ฎ๐—ป-๐˜๐˜‚๐—ต๐—ฎ๐—ป ๐˜€๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐—ถ๐—ป ๐—”๐—น๐—น๐—ฎ๐—ต.โ€ (QS. At-Taubah [9]: 31)

Maknanya bukan mereka menyembahnya secara fisik, tapi mereka menaati ulama dan pemimpin mereka dalam menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.
Inilah inti demokrasi: ketaatan kepada manusia dalam penetapan hukum โ€” bentuk ibadah yang seharusnya hanya untuk Allah.

๐——๐—˜๐— ๐—ข๐—ž๐—ฅ๐—”๐—ฆ๐—œ ๐—ฆ๐—˜๐—•๐—”๐—š๐—”๐—œ ๐—ฆ๐—ฌ๐—ฆ๐—ง๐—˜๐—  ๐—๐—”๐—›๐—œ๐—Ÿ๐—œ๐—ฌ๐—”๐—› ๐— ๐—ข๐——๐—˜๐—ฅ๐—ก

Allah ๏ทป berfirman:
> โ€œ๐—”๐—ฝ๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ต ๐—ต๐˜‚๐—ธ๐˜‚๐—บ ๐—ท๐—ฎ๐—ต๐—ถ๐—น๐—ถ๐˜†๐—ฎ๐—ต ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—บ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฒ๐—ธ๐—ฎ ๐—ธ๐—ฒ๐—ต๐—ฒ๐—ป๐—ฑ๐—ฎ๐—ธ๐—ถ? ๐——๐—ฎ๐—ป ๐˜€๐—ถ๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ต ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—น๐—ฒ๐—ฏ๐—ถ๐—ต ๐—ฏ๐—ฎ๐—ถ๐—ธ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ๐—ฝ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ ๐—”๐—น๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—ฑ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—บ ๐—บ๐—ฒ๐—ป๐—ฒ๐˜๐—ฎ๐—ฝ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ต๐˜‚๐—ธ๐˜‚๐—บ ๐—ฏ๐—ฎ๐—ด๐—ถ ๐—ผ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐—ด-๐—ผ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐˜†๐—ฎ๐—ธ๐—ถ๐—ป.โ€ (QS. Al-Mฤโ€™idah [5]: 50)

Demokrasi adalah bentuk jahiliyah modern yang dibungkus kata-kata โ€œkebebasanโ€ dan โ€œhak asasi manusiaโ€.
Namun praktiknya:

Melegalkan riba, zina, dan LGBT.

Membiarkan pemimpin kafir memerintah Muslim.

Menghapus hukum Allah dari sistem negara.

Maka, dari hasil kejahiliyahan inilah sistem demokrasi dan Sekulerisme sangat bertentangan dengan Hukum-hukum Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menggiring umat masuk kedalam golongan Kafir, Fasik dan Zalim yang disebabkan oleh para tokoh demokrasi Plato Yunani kuno ini yang bertitle sebagai seorang ulama, kiyai, habib dan intelektualnya.

๐—ฃ๐—”๐—ก๐——๐—”๐—ก๐—š๐—”๐—ก ๐—จ๐—Ÿ๐—”๐— ๐—” ๐—œ๐—ก๐——๐—ข๐—ก๐—˜๐—ฆ๐—œ๐—” ๐—ฌ๐—”๐—ก๐—š ๐—ฃ๐—ฅ๐—ข ๐——๐—˜๐— ๐—ข๐—ž๐—ฅ๐—”๐—ฆ๐—œ

Sebagian tokoh Islam Indonesia mencoba โ€œmengislamkan demokrasiโ€.
Mereka mengatakan demokrasi hanyalah sarana, bukan ideologi.
Pandangan seperti ini dipegang oleh tokoh seperti:

  1. Quraish Shihab,
  2. Maโ€™ruf Amin,
  3. Buya Syafii Maarif
  4. MUI
  5. Sebagian Ormas, Habib dan Lainya

Namun, secara prinsip, pendapat ini keliru secara aqidah, karena demokrasi tidak netral. Ia membawa asas sekularisme dan kedaulatan manusia, yang bertentangan dengan tauhid.

Tidak mungkin hukum Allah ditegakkan dengan sistem yang menolak Allah sebagai pembuat hukum.

๐—ž๐—˜๐—ฆ๐—œ๐— ๐—ฃ๐—จ๐—Ÿ๐—”๐—ก

  1. Demokrasi adalah sistem jahiliyah yang menolak hukum Allah dan menuhankan suara manusia.

  2. Syura adalah mekanisme Islami yang hanya berlaku dalam perkara ijtihadiyah, bukan hukum Allah.

  3. Kita harus menegakkan syariat sebagai hukum tertinggi tanpa ada kompromi!

  4. Menyamakan demokrasi dengan syura adalah bentuk kebodohan ilmiah dan kesesatan aqidah.

  5. Wujudkan ketaatan pada Allah, tinggalkan demokrasi, dan jalankan syariat-Nya!

Allah ๏ทป berfirman:
> โ€œ๐—•๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐˜€๐—ถ๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ ๐˜๐—ถ๐—ฑ๐—ฎ๐—ธ ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ๐—ต๐˜‚๐—ธ๐˜‚๐—บ ๐—ฑ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฑ๐—ถ๐˜๐˜‚๐—ฟ๐˜‚๐—ป๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—”๐—น๐—น๐—ฎ๐—ต, ๐—บ๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ ๐—บ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฒ๐—ธ๐—ฎ ๐—ถ๐˜๐˜‚๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—ผ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐—ด-๐—ผ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ธ๐—ฎ๐—ณ๐—ถ๐—ฟ.โ€
(QS. Al-Mฤโ€™idah [5]: 44)

๐—ฃ๐—˜๐—ก๐—จ๐—ง๐—จ๐—ฃ

Syura lahir dari wahyu.
Demokrasi lahir dari akal manusia yang sombong menolak Tuhan.
Syariat adalah jalan lurus menuju ridha Allah, sedangkan demokrasi adalah jalan bengkok menuju hukum buatan manusia.

Jangan tertipu oleh istilah โ€œdemokrasi Islamiโ€.
Nama boleh Islami, tetapi isinya bisa kufur.
Kebenaran hanya satu:

Allah ๏ทป berfirman:
> โ€œ๐— ๐—ฒ๐—ป๐—ฒ๐˜๐—ฎ๐—ฝ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ต๐˜‚๐—ธ๐˜‚๐—บ ๐—ถ๐˜๐˜‚ ๐—ต๐—ฎ๐—ป๐˜†๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—ต๐—ฎ๐—ธ ๐—”๐—น๐—น๐—ฎ๐—ต.โ€
(QS. Yusuf [12]: 40).

๐—ฆ๐—˜๐—ฅ๐—จ๐—”๐—ก ๐—ฃ๐—˜๐—ก๐—ฌ๐—”๐——๐—”๐—ฅ๐—”๐—ก ๐—จ๐— ๐—”๐—ง ๐—œ๐—ฆ๐—Ÿ๐—”๐— 

Wahai kaum Muslimin, bangkitlah dari tidur panjang!
Buka mata dan hati kalian terhadap tipu daya โ€œulamaโ€ yang menjual agama untuk sistem kufur bernama demokrasi.
Mereka bukan penerus Rasulullah ๏ทบ,
tetapi murid Plato dan Aristoteles โ€” pewaris pemikiran Yunani kuno yang menjadikan akal sebagai tuhan dan wahyu sebagai hiasan.

Sadarilah, mereka menyeret umat menuju kebodohan modern dengan baju keulamaan, intelektual dan cendekiawan.
Padahal hakikatnya, itu adalah kembalinya manusia ke zaman primitif, ketika logika menggantikan wahyu dan suara mayoritas menggantikan perintah Allah.

Sebarkan kebenaran ini! Oleh karena itu, diskusikanlah di setiap majelis ilmu, bicarakan di rumah, di masjid, di kampus, dan di dunia maya.

Jadikan ini bahan tadabbur dan muhasabah agar umat terselamatkan dari fitnah ulama dunia yang memuja demokrasi.

Karena sesungguhnya, selamatnya umat hanya dengan kembali kepada:

๐‘จ๐’-๐‘ธ๐’–๐’“โ€™๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’Š ๐’”๐’–๐’Ž๐’ƒ๐’†๐’“ ๐’‰๐’–๐’Œ๐’–๐’Ž,
๐‘บ๐’–๐’๐’๐’‚๐’‰ ๐‘น๐’‚๐’”๐’–๐’๐’–๐’๐’๐’‚๐’‰ ๏ทบ ๐’”๐’†๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’Š ๐’‘๐’†๐’…๐’๐’Ž๐’‚๐’,
๐’…๐’‚๐’ ๐‘บ๐’š๐’‚๐’“๐’Š๐’‚๐’• ๐‘จ๐’๐’๐’‚๐’‰ ๐’”๐’†๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’Š ๐’”๐’Š๐’”๐’•๐’†๐’Ž ๐’‰๐’Š๐’…๐’–๐’‘

Bukan suara manusia, bukan voting, bukan filsafat Yunani!

๐—›๐—ฎ๐—ป๐—ฐ๐˜‚๐—ฟ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ฝ๐—ฒ๐—บ๐—ถ๐—ธ๐—ถ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป ๐—๐—ฎ๐—ต๐—ถ๐—น๐—ถ๐˜†๐—ฎ๐—ต ๐—ฃ๐—น๐—ฎ๐˜๐—ผ ๐—ฌ๐˜‚๐—ป๐—ฎ๐—ป๐—ถ ๐—ž๐˜‚๐—ป๐—ผ ๐—ฑ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—บ ๐—ฝ๐—ถ๐—ธ๐—ถ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป ๐˜‚๐—บ๐—ฎ๐˜!

๐—ง๐—ฒ๐—ด๐—ฎ๐—ธ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ธ๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ฎ๐—น๐—ถ ๐—ฝ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—ฏ๐—ฎ๐—ป ๐—œ๐˜€๐—น๐—ฎ๐—บ ๐—ฑ๐—ถ ๐—ฎ๐˜๐—ฎ๐˜€ ๐˜๐—ฎ๐˜‚๐—ต๐—ถ๐—ฑ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐˜„๐—ฎ๐—ต๐˜†๐˜‚!

๐—”๐—น๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—ฆ๐˜‚๐—ฏ๐—ต๐—ฎ๐—ป๐—ฎ๐—ต๐˜‚ ๐—ช๐—ฎ ๐—ง๐—ฎ’๐—ฎ๐—น๐—ฎ ๐—•๐—ฒ๐—ฟ๐—ณ๐—ถ๐—ฟ๐—บ๐—ฎ๐—ป:
> โ€œ๐—ช๐—ฎ๐—ต๐—ฎ๐—ถ ๐—ผ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐—ด-๐—ผ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—บ๐—ฎ๐—ป! ๐—ฃ๐—ฒ๐—น๐—ถ๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—ฑ๐—ถ๐—ฟ๐—ถ๐—บ๐˜‚ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ธ๐—ฒ๐—น๐˜‚๐—ฎ๐—ฟ๐—ด๐—ฎ๐—บ๐˜‚ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ ๐—ฎ๐—ฝ๐—ถ ๐—ป๐—ฒ๐—ฟ๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฏ๐—ฎ๐—ต๐—ฎ๐—ป ๐—ฏ๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ฟ๐—ป๐˜†๐—ฎ ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—บ๐—ฎ๐—ป๐˜‚๐˜€๐—ถ๐—ฎ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ฏ๐—ฎ๐˜๐˜‚; ๐—ฝ๐—ฒ๐—ป๐—ท๐—ฎ๐—ด๐—ฎ๐—ป๐˜†๐—ฎ ๐—บ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—ถ๐—ธ๐—ฎ๐˜-๐—บ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—ถ๐—ธ๐—ฎ๐˜ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ธ๐—ฎ๐˜€๐—ฎ๐—ฟ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ธ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฎ๐˜€, ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐˜๐—ถ๐—ฑ๐—ฎ๐—ธ ๐—บ๐—ฒ๐—ป๐—ฑ๐˜‚๐—ฟ๐—ต๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ถ ๐—”๐—น๐—น๐—ฎ๐—ต ๐˜๐—ฒ๐—ฟ๐—ต๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—ฝ ๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐——๐—ถ๐—ฎ ๐—ฝ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—ป๐˜๐—ฎ๐—ต๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ธ๐—ฒ๐—ฝ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ ๐—บ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฒ๐—ธ๐—ฎ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐˜€๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐—น๐˜‚ ๐—บ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ฒ๐—ฟ๐—ท๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฑ๐—ถ๐—ฝ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—ป๐˜๐—ฎ๐—ต๐—ธ๐—ฎ๐—ป.โ€ (๐—ค๐—ฆ. ๐—”๐˜-๐—ง๐—ฎ๐—ต๐—ฟ๐—ถฬ„๐—บ [๐Ÿฒ๐Ÿฒ]: ๐Ÿฒ)

๐—ฆ๐—ฒ๐—ฏ๐—ฎ๐—ฟ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ธ๐—ฒ๐—ฏ๐—ฒ๐—ป๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป ๐—ถ๐—ป๐—ถ! ๐™‚๐™š๐™ง๐™–๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™๐™–๐™ ๐™ฎ๐™–๐™ฉ ๐˜ฝ๐™š๐™ง๐™จ๐™–๐™ฉ๐™ช ๐˜ฝ๐™š๐™ง๐™–๐™ฃ๐™ฉ๐™–๐™จ ๐™ƒ๐˜ผ๐™ˆ๐˜ผ ๐™‹๐™Š๐™‡๐™„๐™๐™„๐™† ๐˜ฟ๐™š๐™ข๐™ค๐™ ๐™ง๐™–๐™จ๐™ž ๐™Ž๐™š๐™ ๐™ช๐™ก๐™š๐™ง ๐™”๐™ช๐™ฃ๐™–๐™ฃ๐™ž ๐™†๐™ช๐™ฃ๐™ค. (Rahmat Pikiran)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

ร— Advertisement
ร— Advertisement