SURAU.CO – Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَثَلِي كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهَا جَعَلَ الْفَرَاشُ وَهَذِهِ الدَّوَابُّ الَّتِي فِي النَّارِ يَقَعْنَ فِيهَا وَجَعَلَ يَحْجُزُهُنَّ وَيَغْلِبْنَهُ فَيَتَقَحَّمْنَ فِيهَا. قَالَ: فَذَلِكُمْ مَثَلِي وَمَثَلُكُمْ أَنَا آخِذٌ بِحُجَزِكُمْ عَنِّ النَّارِ؛ هَلُمَّ عَنْ النَّارِ! هَلُمَّ عَنِ النَّارِ! فَتَغْلِبُونِي تَقَحَّمُونَ فِيهَا
“Permisalan diriku adalah seperti orang yang menyalakan api. Ketika api telah menyinari apa yang ada di sekelilingnya, berdatanganlah anai-anai dan hewan-hewan yang berjatuhan ke dalamnya. Sementara itu, orang ini terus berusaha menghalangi mereka dari api, namun serangga-serangga itu mengabaikannya hingga berjatuhan ke dalamnya.”
Rasulullah bersabda,
“Itulah permisalan diriku dan diri kalian (umatku). Aku menarik ikat-ikat pinggang kalian untuk menyelamatkan dari neraka (seraya berseru), ‘Jauhilah neraka! Jauhilah neraka!’ Namun, kalian (kebanyakan umatku) tidak menghiraukanku dan menerjang berjatuhan ke dalamnya.’ (HR. Muslim no. 2284, dan Ahmad no. 27333)
Orang yang Memiliki Kalbu dan Akal yang Lurus
Demikianlah permisalan yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, permisalan yang sangat indah dan menyentuh bagi orang-orang yang memiliki kalbu dan akal yang lurus. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (QS. Al-Ankabut: 43)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan permisalan dalam hadits di atas untuk umatnya yang terbuai oleh kenikmatan maksiat dan dosa. Beliau telah berjuang keras memberikan peringatan agar mereka berhati-hati dari jebakan setan yang menggiurkan, namun peringatan itu sia-sia sehingga mereka terjerumus ke dalam neraka karena kemaksiatan dan dosa.
Adapun dalam perkara syariat, ummat Rasulullah pun terbagi menjadi dua golongan yaitu golongan yang selamat dan golongan yang terjerembab kedalam kebinasaan.
Semua Umat Rasulullah Akan Masuk Jannah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى. قَالُوا: وَمَنْ يَأْبَى يَا رَسُولَ اللهِ؟ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Semua umatku akan masuk Jannah, kecuali mereka yang enggan.” Sahabat bertanya, “Siapa yang enggan, wahai Rasulullah?” beliau bersabda “Orang yang taat kepadaku akan masuk Jannah, dan orang yang memaksiatiku sungguh telah enggan (masuk Jannah).” (HR. Al-Bukhari no. 7280, Ahmad no. 8728, dan Al-Hakim no. 182.)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata,
“Maksud hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyerupakan terjatuhnya orang-orang jahil dan menyimpang dalam neraka akhirat karena kemaksiatan-kemaksiatan dan syahwat padahal beliau shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang mereka, seperti terjatuhnya anai-anai ke dalam api dunia karena hawa nafsu dan ketidakmampuan membedakan (api dan bukan api). Baik orang yang melakukan kemaksiatan maupun kupu-kupu yang memilih api, keduanya dengan giat berlari menuju kebinasaan.” (Syarah Shahih Muslim)
Maka marilah menjadi golongan yang selamat yaitu dengan mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Wallahu a’lam bish shawaab.
HIKMAH DARI IBADAH-IBADAH YANG FARDU
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Yaa Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima.
أن الله عز وجل إنما افترض على عباده هذه الفرائض ليقربهم منه، ويوجب لهم رضوانه ورحمته.جامع العلوم والحكم، صفحة: ٧٧٦
“Sesungguhnya Allah azza wa jalla menjadikan ibadah yang fardu untuk hamba-hamba-Nya hanyalah agar mereka dapat MENDEKATKAN DIRI kepada-Nya, hingga mereka mendapatkan RIDA dan RAHMAT-Nya.”
Sumber : Jami’ul Ulum wal Hikam, halaman 776. MT. KHADIIJA. (Armi Daily)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
