Khazanah Pendidikan
Beranda » Berita » Kecerdasan Anak Dominan Turun Dari Siapa. Ayah atau Ibu?

Kecerdasan Anak Dominan Turun Dari Siapa. Ayah atau Ibu?

Ibu dan Anak
Anak adalah anugerah Illahi. Anak juga adalah aset bangsa dan negara. Maka kecerdasan atau inteligensi anak sangat penting mendapat perhatian. Gambar : SURAU.CO

SUARU.CO. – Anak adalah anugerah Illahi. Demikian sering kita dengar atau baca. Anak juga adalah aset bangsa dan negara. Maka kecerdasan atau inteligensi anak sangat penting mendapat perhatian.

Kecerdasan seorang anak selalu menjadi topik menarik yang kerap diperdebatkan oleh para orang tua, ilmuwan, hingga pendidik. Banyak orang bertanya-tanya: apakah secara genetika kecerdasan anak lebih dominan merupakan warisan dari ibu atau dari ayah? Pertanyaan ini tidak hanya menyangkut rasa penasaran, tetapi juga berkaitan dengan bagaimana orang tua memandang peran mereka dalam membentuk masa depan anak.

Jawaban pertanyaan tersebut, kita perlu memahami bahwa kecerdasan anak tidak hanya pengaruh faktor genetik semata, tetapi juga oleh faktor lingkungan. Meski demikian, penelitian genetika modern telah menemukan petunjuk menarik mengenai asal-usul gen kecerdasan.

Memahami Konsep Kecerdasan

Sebelum masuk ke pembahasan genetika, penting untuk memahami apa itu kecerdasan. Banyak sudut pandang terkait dengan kecerdasan. Kecerdasan bukanlah sesuatu yang tunggal. Menurut teori Howard Gardner, ada banyak jenis kecerdasan, seperti kecerdasan logis-matematis, linguistik, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, hingga naturalis.

Kecerdasan juga sering diukur dengan IQ (Intelligence Quotient), meskipun IQ sendiri hanya mengukur sebagian dari potensi intelektual seseorang. Dengan kata lain, kecerdasan adalah kemampuan kompleks yang dipengaruhi oleh kombinasi genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Faktor Genetik dalam Kecerdasan

Genetik adalah faktor dasar yang sangat memengaruhi kecerdasan. Para ilmuwan menemukan bahwa 40–60% kecerdasan ditentukan oleh faktor genetik, sementara sisanya dipengaruhi oleh lingkungan.  Yang menarik, kecerdasan ternyata lebih dominan diwarisi dari ibu, karena gen yang memengaruhi fungsi otak banyak terdapat pada kromosom X. Perempuan memiliki dua kromosom X (XX). Sedangkan laki-laki hanya memiliki satu kromosom X (XY).

Artinya, anak akan menerima satu kromosom X dari ibu dan satu kromosom dari ayah (X untuk anak perempuan, Y untuk anak laki-laki). Karena itu, anak sering kali lebih banyak mewarisi gen kecerdasan dari ibu dibanding dari ayah.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gen ibu lebih berpengaruh dalam perkembangan pusat-pusat kognitif di otak, sedangkan gen ayah lebih banyak berperan pada perkembangan emosional, insting, atau keterampilan motorik.

Peran Ibu dalam Pewarisan Kecerdasan

Karena ibu memberikan kromosom X kepada anak, peran ibu sangat penting dalam pewarisan gen kecerdasan. Bahkan, ada penelitian yang menyebut bahwa 70% kecerdasan anak diwarisi dari ibu.

Namun demikian, selain dari faktor genetik peran ibu yang cukup berpengaruh juga adalah faktor pola pengasuhan dan stimulasi awal anak. Pada masa kehamilan, nutrisi, kesehatan, dan kondisi psikologis ibu selama mengandung berpengaruh langsung pada perkembangan otak janin.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Demikian pula dengan pemberian air susu ibu (ASI) serta perawatan awal. Asupan gizi dari ASI serta stimulasi kasih sayang ibu berperan penting dalam pertumbuhan otak bayi. Untuk faktor pola pengasuhan, ibu lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak di masa-masa awal. Hal ini berkontribusi besar dalam perkembangan kecerdasan anak.

Peran Ayah dalam Pewarisan Kecerdasan

Meskipun banyak penelitian menekankan dominasi genetik ibu, bukan berarti mengabaikan peran ayah. Ayah tetap memberikan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan anak. Secara genetik ayah mewariskan kromosom X untuk anak perempuan dan kromosom Y untuk anak laki-laki. Gen dari ayah dapat memengaruhi sifat-sifat lain seperti kreativitas, daya juang, dan kemampuan sosial.

Demikian dengan peran psikologis. Kehadiran ayah yang penuh kasih sayang dapat meningkatkan rasa aman anak, yang pada gilirannya mendukung perkembangan kognitif. Untuk stimulasi lingkungan, ayah berperan dalam memberikan pengalaman baru, motivasi, serta pembelajaran yang melengkapi pengaruh ibu. Ayah sering kali menjadi teladan bagi anak dalam hal keberanian, tanggung jawab, dan keterampilan praktis, yang semua itu juga termasuk dalam bentuk kecerdasan.

Faktor Lingkungan: Kunci Optimalisasi Genetik

Genetik hanyalah pondasi, tetapi lingkungan adalah pembentuk utama kecerdasan nyata seorang anak. Anak dengan potensi genetik tinggi tidak akan berkembang optimal tanpa stimulasi lingkungan yang baik. Beberapa faktor lingkungan yang sangat berpengaruh:

  1. Nutrisi. Asupan gizi sejak dalam kandungan hingga masa pertumbuhan sangat menentukan perkembangan otak. Kekurangan gizi dapat menurunkan kecerdasan anak.
  2. Stimulasi belajar. Interaksi, permainan edukatif, membaca, dan pengalaman baru meningkatkan koneksi saraf otak.
  3. Pendidikan. Akses pada pendidikan yang berkualitas memperluas wawasan dan kemampuan berpikir anak.
  4. Lingkungan sosial. Dukungan keluarga, teman, dan masyarakat membentuk keterampilan sosial serta kecerdasan emosional.
  5. Kasih sayang. Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh cinta dan penghargaan lebih percaya diri dan mampu mengembangkan potensinya secara maksimal.

Perspektif Islam tentang Kecerdasan Anak

Dalam Islam, kecerdasan anak dipandang sebagai karunia Allah yang harus dijaga dan dikembangkan. Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya pendidikan sejak dini.

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

Beberapa hadis menyebutkan bahwa seorang ibu memiliki kedudukan mulia dalam mendidik anak, karena ia adalah “madrasah pertama” bagi anaknya. Walau bukan hadis sahih, ungkapan ini banyak dijadikan nasihat bahwa ibu berperan besar dalam menurunkan sekaligus membentuk kecerdasan dan akhlak anak.

Namun demikian, ayah juga memiliki kewajiban untuk menafkahi, mendidik, dan memberikan teladan yang baik. Artinya, baik dalam pandangan sains maupun agama, kecerdasan anak bukanlah hasil dari satu pihak saja, melainkan hasil sinergi antara ibu, ayah, dan lingkungan yang mendukung.

Dari Siapa Kecerdasan Anak Menurun?

Berdasarkan penelitian, kecerdasan anak cenderung lebih dominan menurun dari ibu, karena gen kecerdasan banyak terdapat pada kromosom X. Namun, bukan berarti peran ayah tidak penting. Ayah tetap mewariskan gen yang memengaruhi sifat lain yang mendukung perkembangan anak.

Lebih jauh lagi, lingkungan, pendidikan, dan pola asuh justru menjadi faktor yang paling menentukan apakah potensi kecerdasan anak bisa berkembang secara maksimal atau tidak.

Dengan demikian, jawaban dari pertanyaan “Kecerdasan anak menurun dari siapa?” adalah; secara genetis lebih dominan dari ibu. Secara menyeluruh: merupakan hasil kombinasi peran ibu, ayah, dan lingkungan.

Oleh sebab itu, baik ayah maupun ibu sama-sama harus memberikan yang terbaik: nutrisi, pendidikan, kasih sayang, serta teladan yang baik, agar anak dapat tumbuh menjadi pribadi cerdas, berakhlak, dan bermanfaat bagi sesama.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement