Opinion
Beranda » Berita » Pertanian Menurut Pandangan Quran dan Sunnah

Pertanian Menurut Pandangan Quran dan Sunnah

Pertanian Menurut Pandangan Quran dan Sunnah
Pertanian Menurut Pandangan Quran dan Sunnah

SURAU.CO. Menurut pandangan Al-Qur’an dan Sunnah, pertanian adalah pekerjaan mulia yang dianjurkan, di mana Allah menganugerahkan alam dan air untuk kehidupan. Bertani adalah bentuk ibadah dan berkontribusi pada kebutuhan pangan masyarakat, menciptakan kemaslahatan umum, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Amalan petani adalah bentuk sedekah dan tawakal tinggi kepada Allah, serta para nabi seperti Nabi Daud dan Rasulullah mencontohkannya.

Menurut pandangan Al-Qur’an dan Sunnah, pertanian memiliki kedudukan yang sangat penting dan mulia, tidak hanya sebagai mata pencaharian, tetapi juga sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab manusia di bumi. Pertanian dalam pandangan Islam bukan sekadar profesi biasa, melainkan sebuah aktivitas mulia yang menggabungkan kerja keras manusia dengan keyakinan pada kuasa Allah. Melalui pertanian, manusia memenuhi kebutuhan pangan, menjaga lingkungan, dan meraih pahala dari usahanya untuk kemaslahatan umat.

Tujuan pertanian dalam pandangan Al-Qur’an dan Sunnah adalah memenuhi kebutuhan pangan dan sandang manusia, menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial, menjaga keberlanjutan lingkungan, serta menjadi sarana ibadah dan amal shaleh bagi umat manusia. Islam memandang pertanian sebagai pekerjaan mulia yang esensial, menganjurkan pengelolaannya untuk kemakmuran makhluk hidup dan menjaga kelestarian bumi sebagai amanah Allah.

Dasar dalam Al-Qur’an  

Karunia Allah:

Al-Qur’an menegaskan bahwa Allah menganugerahkan tanah subur dan hasil pertanian dari air, dan memerintahkan manusia untuk mengelola alam ini dengan bijaksana.

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Sumber Kehidupan:

Tanaman dan hasil pertanian merupakan sumber makanan pokok yang penting untuk memenuhi gizi dan kebutuhan hidup manusia.

Keseimbangan Ekosistem:

Islam mendorong pengelolaan sumber daya alam secara ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan melindungi generasi mendatang.

Dalil dalam Sunnah

Pekerjaan Mulia dan Dicontohkan:

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

Rasulullah SAW menganjurkan bertani dan menanam pohon, serta mencontohkan kebiasaan ini dengan menanam pohon kurma dan anggur.

Amal Saleh dan Sedekah:

Penanam memberi sedekah melalui hasil tanaman yang dimakan manusia atau hewan, bahkan yang terbuang, sehingga bertani adalah bentuk amal saleh.

Kesejahteraan Masyarakat:

Pertanian berkontribusi pada kestabilan ekonomi dan sosial, serta menciptakan solidaritas di antara masyarakat melalui pembagian hasil pertanian.

Points Rektor UGM dan Kisah Politik Ijazah Jokowi

Tawakal dan Manfaat:

Petani adalah pilar kemaslahatan yang bermanfaat bagi manusia dan hewan, serta menunjukkan tingkat tawakal tertinggi kepada Allah karena bergantung pada hasil jerih payah sendiri.

Pandangan Al-Qur’an

Al-Qur’an memandang pertanian sebagai tanda kebesaran Allah dan sumber kehidupan bagi manusia. Beberapa poin utama dari pandangan Al-Qur’an adalah:

  • Air sebagai sumber kehidupan: Al-Qur’an berulang kali menyebutkan bagaimana Allah menurunkan air dari langit untuk menghidupkan bumi, menumbuhkan berbagai tanaman, dan menyediakan makanan bagi makhluk hidup. Ayat-ayat ini menunjukkan hubungan langsung antara air dan hasil pertanian.
  • Keberagaman tumbuhan: Al-Qur’an juga menyoroti keanekaragaman buah-buahan dan biji-bijian sebagai bukti kekuasaan Allah. Meskipun tumbuh di tanah yang sama, hasilnya bisa berbeda dalam rasa dan jenis.
  • Tanah yang subur dan tandus: Orang sering menggunakan perbandingan tanah subur dan tanah tandus sebagai perumpamaan. Tanah yang baik akan menumbuhkan tanaman dengan izin Allah, sedangkan tanah yang buruk hanya akan menghasilkan sedikit.
  • Sumber rezeki: Al-Qur’an mendorong umat Muslim untuk mencari rezeki yang baik, termasuk melalui pertanian, dan untuk bersedekah dari hasil panen.
  • Bertanggung jawab atas lingkungan: Beberapa ayat menyinggung tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, termasuk tanah dan air, serta menghindari kerusakan di muka bumi.

Pandangan Sunnah (Hadis)

Hadis Nabi Muhammad SAW memberikan penekanan praktis dan etis terkait pertanian:

  • Pertanian adalah sedekah: Salah satu hadis terkenal menyatakan bahwa seorang Muslim yang menanam pohon atau tanaman, lalu hasilnya dimakan manusia, binatang, atau burung, maka ia akan mendapatkan pahala sedekah hingga hari kiamat.
  • Amal jariyah: Menanam pohon adalah salah satu bentuk amal jariyah (amal yang pahalanya terus mengalir) selama pohon itu masih memberikan manfaat.
  • Anjuran menghidupkan lahan mati: Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk menghidupkan lahan yang kosong atau tidak terurus dengan menanaminya. Jika pemilik lahan menelantarkan tanahnya, negara dapat mengambil alih dan memberikannya kepada mereka yang mampu mengolahnya.
  • Penghargaan bagi petani: Para petani melakukan kerja keras untuk memberikan manfaat yang mulia bagi banyak orang. Hadis-hadis menunjukkan bagaimana Rasulullah SAW menghargai pekerjaan ini.
  • Pedoman transaksi: Rasulullah SAW juga memberikan pedoman terkait etika dan hukum dalam praktik pertanian, seperti larangan menyewakan tanah dengan imbalan sebagian hasil panen yang tidak pasti, untuk menghindari ketidakadilan.

Prinsip-prinsip pertanian dalam Islam

Al-Qur’an dan Sunnah menggariskan beberapa prinsip pertanian yang dapat kita terapkan :

  • Pertanian sebagai ibadah: Menganggap aktivitas bertani sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, bukan sekadar urusan duniawi.
  • Pengelolaan berkelanjutan: Menerapkan praktik pertanian yang menjaga kelestarian tanah dan air, menghindari eksploitasi berlebihan, dan menjaga keseimbangan ekosistem.
  • Keadilan sosial: Memastikan distribusi hasil pertanian yang adil dan membantu petani kecil, sesuai dengan anjuran Rasulullah.
  • Ketahanan pangan: Menjadikan pertanian sebagai sarana untuk mencapai ketahanan pangan bagi masyarakat, yang merupakan salah satu maqasid syariah (tujuan syariat).
  • Pemberdayaan petani: Masyarakat Islam awal menunjukkan cara memberdayakan petani dengan memberi mereka dukungan yang dibutuhkan.

(mengutip dari berbagai sumber)

 

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement