Opinion
Beranda » Berita » Kaidah Mengenali Ulama Hakiki dan Waspada Terhadap Tokoh Panggung

Kaidah Mengenali Ulama Hakiki dan Waspada Terhadap Tokoh Panggung

Kaidah Mengenali Ulama Hakiki dan Waspada Terhadap Tokoh Panggung
Kaidah Mengenali Ulama Hakiki dan Waspada Terhadap Tokoh Panggung

 

SURAU.CO  –  بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ. Banyak orang marah kepada pemimpin yang zalim, tapi lupa memperbaiki diri.

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : ‘Sabar terhadap pemimpin yang zalim lebih ringan dari pada kekacauan akibat pemberontakan’ (Minhajus Sunnah).

Kalau masyarakatnya masih bergelimang maksiat, pantaskah berharap pemimpin yang adil ? (416 = 23/07/2025, Ba’da Isya)

Mukadimah

Kita hidup di zaman di mana ilmu tersebar luas, tapi kebenaran menjadi samar.
Media sosial membuat orang yang bukan ulama terkemuka bisa menjadi rujukan utama hanya karena jumlah followers mereka yang banyak dan konten mereka yang viral.

Fenomena Flexing Sedekah di Medsos: Antara Riya dan Syiar Dakwah

Rasulullah ﷺ bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari dada manusia, tetapi mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama. Sehingga apabila tidak tersisa seorang alim pun, manusia mengangkat pemimpin yang bodoh, lalu mereka ditanya, dan mereka memberi fatwa tanpa ilmu. Maka mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari no. 100, Muslim no. 2673)

Kaidah Mengenali Ulama Ahlus Sunnah yang Hakiki

1️⃣ Mereka Mengajarkan Al-Qur’an dan Sunnah Sesuai Pemahaman Sahabat
“Barang siapa yang hidup setelahku, maka akan banyak perselisihan. Maka wajib atas kalian untuk berpegang kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk…” (HR. Abu Dawud no. 4607)

Ulama Ahlus Sunnah selalu menjadikan Sahabat, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in sebagai rujukan utama.
Bukan logika semata, bukan juga adat-istiadat lokal.

2️⃣ Tidak Memperjuangkan Popularitas atau Kepentingan Dunia
Ulama salaf dikenal lari dari ketenaran, bahkan menghindari jabatan.
Mereka tidak menjilat penguasa, tidak cari panggung, tidak membuat sensasi.

Imam Ahmad pernah berkata : “Jika seseorang mencari ketenaran, maka ketahuilah bahwa dia bukan orang yang ikhlas.”

Meredam Polarisasi Bangsa Melalui Esensi Bab “Mendamaikan Manusia”

3️⃣ Ulama Lurus Tidak Berani Berfatwa Kecuali dengan Dalil
Bila mereka tidak tahu, mereka mengatakan “Allahu a’lam.”
Mereka tak mau menyesatkan umat hanya demi menjawab semua pertanyaan.

4️⃣ Ulama Ahlus Sunnah Memerangi Bid’ah dan Syirik
Mereka berani menegur masyarakat, walau dibenci.
Mereka tidak kompromi terhadap kemusyrikan, tradisi jahiliah, atau kesesatan yang dianggap biasa.

Tidaklah suatu bid’ah muncul kecuali akan mati sebuah sunnah.” (HR. Ahmad, no. 16562)

Ciri-Ciri Tokoh Agama yang Menyimpang dan Hanya Panggung

  1. Menghindari Pembahasan Akidah dan Manhaj
    Mereka hanya bicara “akhlak”, “damai”, “toleransi”, tetapi tidak mau membahas tauhid dan bahaya syirik.
    Tidak pernah memperingatkan bid’ah, bahkan ikut merayakan maulid, tahlilan, haul, Isra Mi’raj, dll.

  2. Gaya Ceramah Emosional dan Menghibur
    Isinya dongeng, cerita lucu, mimpi, kisah tanpa sanad.
    Dihiasi pernyataan: “Jangan gampang menyalahkan orang lain”, padahal agama adalah amar ma’ruf nahi munkar.

    Riyadus Shalihin: Antidot Ampuh Mengobati Fenomena Sick Society di Era Modern

  3. Meremehkan Sunnah dan Mengangkat Tradisi Budaya
    Mereka lebih bangga dengan tradisi adat daripada syariat.
    Mereka berfatwa dengan selera publik, bukan dalil.

  4. Bersahabat dengan Semua Kelompok Menyimpang
    Tidak membedakan antara Ahlus Sunnah dan Syiah, bahkan menyerukan “kita semua Islam”.

Mereka menolak istilah “aliran sesat”, padahal Nabi ﷺ bersabda bahwa umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan, hanya satu yang selamat. (HR. Abu Dawud no. 4597)

Fenomena Media Sosial : Ustadz Seleb dan Penyesatan Masal

Hari ini, banyak orang belajar agama dari cuplikan 1 menit TikTok.
Mereka lebih percaya pada ustadz yang “viral” daripada ulama yang mengajar kitab ilmiah.
Ulama sejati tidak butuh kamera, likes, atau panggung.
Mereka mengajar di masjid, lewat buku, dan dengan sanad yang jelas.
Sedangkan para ustadz panggung tampil dengan gaya humoris, memainkan emosi, dan membawa umat pada agama hiburan, bukan petunjuk.

Contoh Realita Saat Ini: Seorang tokoh yang memeluk Syiah, tetapi masih disebut “ustadz” di televisi.
Penceramah yang menceritakan kisah Nabi Musa berenang di Laut Merah seperti film, tapi tak bisa membedakan hadits dhaif dan palsu.
Pendakwah yang membela pluralisme agama, tapi ditokohkan karena lembut dan ramah.

Tips Bagi Masyarakat Muslim untuk Selamat dari Penyesatan

Belajarlah dari ulama yang punya sanad ilmu, bukan hanya gelar.

Pastikan mereka membela sunnah dan memerangi bid’ah.
Jangan belajar agama dari video singkat dan motivator.
Kenali manhaj salaf, dan jauhi ustadz yang tidak jelas manhajnya.

Ukur seorang dai bukan dari suaranya merdu atau tampilannya menarik, tapi dari isi ilmiahnya.

Kesimpulan

Ulama Ahlus Sunnah punya ciri yang bisa dikenali secara ilmiah: ilmu, amanah, ketegasan terhadap bid’ah, dan mengikuti pemahaman salaf.
Tokoh panggung hanya membawa agama yang emosional, menjual cerita palsu, dan menyesatkan dengan penuh gaya.
Wajib bagi kita untuk teliti dalam memilih guru, tempat belajar, dan sumber ilmu.

Jangan biarkan hawa nafsu, pendapat manusia, atau tradisi populer menutup mata dari kebenaran wahyu Allah ﷻ dan petunjuk Rasulullah ﷺ

Semoga Allah ﷻ membimbing kita di jalan yang lurus hingga akhir hayat. Sebarkan artikel ini agar menjadi wasilah hidayah bagi orang lain

Petunjuk mencari ilmu

Rujuk kepada ustadz Ahlus Sunnah wal Jama‘ah di atas manhaj salaf
Pastikan ajaran berdasarkan dalil shahih
Hindari yang mencampur kebenaran dengan kebatilan

Beberapa asatidzah : Ustadz Dr. Firanda Andirja, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas رحمه الله, Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, dll. Rekomendasi media: Rodja TV, Ashiil TV, dan media dakwah salaf lainnya.

Wallāhu A‘lam,  Ustadz Firanda Andirja Hafidzahullah (eya Dakwah)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement