Khazanah
Beranda » Berita » Doa Orang Tua dan Anak: Ikatan yang Tak Terputus Menurut Kitab Washoya al-Abaa’ lil Abnaa’

Doa Orang Tua dan Anak: Ikatan yang Tak Terputus Menurut Kitab Washoya al-Abaa’ lil Abnaa’

Doa orang tua dan anak sebagai ikatan abadi dalam Islam.
Ilustrasi tentang doa orang tua dan anak sebagai ikatan yang tak terputus menurut kitab Washoya al-Abaa’ lil Abnaa’

Hubungan orang tua dan anak tidak berhenti pada garis keturunan. Dalam khazanah Islam, hubungan ini diperkuat oleh ikatan spiritual berupa doa yang saling mengalir. Doa orang tua untuk anak adalah berkat, sedangkan doa anak untuk orang tua adalah ladang pahala yang tidak pernah kering.

Kitab Washoya al-Abaa’ lil Abnaa’ karya Syaikh Muhammad Syakir al-Iskandari menekankan pentingnya doa sebagai warisan rohani yang mempererat hubungan dua generasi. Doa bukan sekadar ucapan, melainkan energi spiritual yang menghubungkan hati dengan langit.

Allah ﷻ berfirman:

وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah keduanya (orang tuaku), sebagaimana mereka berdua telah mendidikku ketika kecil’.” (QS. Al-Isra’: 24)

Ayat ini menegaskan betapa doa menjadi jembatan cinta yang tidak pernah terputus antara anak dan orang tua.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Doa Orang Tua Sebagai Warisan Abadi

Doa orang tua memiliki kekuatan yang luar biasa. Nabi ﷺ bersabda:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ، لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
“Ada tiga doa yang mustajab, tidak diragukan lagi: doa orang tua, doa orang yang terzalimi, dan doa orang yang bepergian.” (HR. Abu Dawud)

Hadits ini menunjukkan betapa doa orang tua untuk anak adalah wasiat yang tak ternilai. Bahkan, menurut penjelasan Syaikh Muhammad Syakir dalam Washoya al-Abaa’ lil Abnaa’:

مِنْ أَعْظَمِ الْوَصَايَا أَنْ يَكْثُرَ الْوَالِدُ الدُّعَاءَ لِوَلَدِهِ بِالصَّلَاحِ وَالْهِدَايَةِ
“Di antara wasiat teragung adalah memperbanyak doa orang tua bagi anaknya agar menjadi saleh dan mendapat hidayah.”

Doa orang tua bukan sekadar ungkapan harapan, tetapi juga investasi spiritual yang akan menemani anak dalam setiap langkah hidupnya.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Doa Anak Sebagai Amal Jariyah untuk Orang Tua

Tidak hanya doa orang tua yang istimewa, doa anak juga memiliki tempat yang mulia. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakan dia.” (HR. Muslim)

Doa anak menjadi bukti kasih yang tidak terputus meskipun orang tua telah tiada. Anak saleh yang mendoakan orang tuanya sejatinya sedang memperpanjang pahala dan keberkahan bagi mereka.

Syaikh Muhammad Syakir dalam Washoya al-Abaa’ lil Abnaa’ mengingatkan:

لَا يَنْفَعُ الْوَالِدَ بَعْدَ مَوْتِهِ مِثْلُ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ فِي اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
“Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi orang tua setelah wafatnya selain anak saleh yang mendoakan mereka siang dan malam.”

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

Ikatan Doa dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an memuat banyak doa yang mengabadikan ikatan orang tua dan anak. Salah satu doa yang terkenal adalah doa Nabi Ibrahim عليه السلام:

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ (٤٠) رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ (٤١)
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap melaksanakan shalat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab.” (QS. Ibrahim: 40-41)

Doa ini adalah teladan abadi: seorang ayah mendoakan anaknya, sekaligus anak yang mendoakan orang tuanya. Inilah ikatan spiritual yang tidak pernah terputus.

Peran Orang Tua Menanamkan Tradisi Doa

Doa tidak hanya diajarkan melalui kata-kata, tetapi juga melalui teladan. Orang tua yang terbiasa berdoa bersama anak-anak, baik sebelum tidur, setelah shalat, atau dalam momen tertentu, sedang membangun budaya doa dalam keluarganya.

Syaikh Muhammad Syakir menegaskan:

إِذَا عَوَّدَ الْوَالِدُ وَلَدَهُ الدُّعَاءَ كَانَ ذَلِكَ أَعْظَمَ وَرَثٍ يُخَلِّفُهُ لَهُ
“Apabila orang tua membiasakan anaknya berdoa, maka itulah warisan terbesar yang ia tinggalkan.”

Dengan doa, anak-anak tidak hanya diajarkan bergantung kepada Allah, tetapi juga merasakan kehadiran spiritual orang tuanya dalam setiap perjalanan hidup.

Doa sebagai Solusi Kehidupan Modern

Dalam era modern yang penuh tekanan, doa menjadi penyejuk jiwa. Anak yang dididik dengan tradisi doa akan lebih tenang menghadapi tantangan, karena ia yakin bahwa restu orang tua mengiringinya. Sebaliknya, orang tua yang senantiasa mendoakan anak-anaknya akan merasakan kedamaian batin, meski anak berada jauh di perantauan.

Doa adalah energi transenden yang melampaui jarak dan waktu. Ketika doa orang tua dan anak saling bertemu, lahirlah kekuatan spiritual yang menjaga keluarga dari guncangan dunia modern. Harta bisa habis, ilmu bisa usang, jabatan bisa hilang. Tetapi doa adalah warisan yang tidak pernah mati. Orang tua yang meninggalkan doa akan dikenang bukan hanya sebagai pemberi nafkah, tetapi juga sebagai pembimbing spiritual. Anak-anak yang terbiasa berdoa untuk orang tuanya akan menjadi cahaya di kubur mereka, bahkan setelah dunia ini sirna.

Penutup

Pada akhirnya, doa adalah ikatan cinta yang tak terputus antara orang tua dan anak. Doa adalah bahasa hati yang lebih kuat daripada ucapan lisan, lebih dalam daripada nasihat, dan lebih abadi daripada harta.

Maka, wahai para orang tua, janganlah pelit berdoa untuk anak-anakmu, karena doa itu akan menjaga mereka di dunia dan akhirat. Dan wahai para anak, jangan pernah lupa mendoakan orang tuamu, karena doa itu adalah hadiah terindah bagi mereka setelah wafat.

Doa adalah jembatan dua generasi yang akan terus menyala hingga kelak dipertemukan kembali di surga-Nya.

*Gerwin Satria N

Pegiat literasi Iqro’ University Blitar


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement