Berpakaian bukan sekadar menutup tubuh, melainkan cermin akhlak, identitas, dan martabat seorang perempuan. Dalam Kitab Akhlaq Lil Banat, adab berpakaian menjadi salah satu bagian penting yang diajarkan kepada para gadis muslimah. Pakaian yang menutup aurat bukan hanya perintah agama, tetapi juga jalan menjaga kehormatan, melindungi diri dari pandangan negatif, sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri yang anggun. Seorang muslimah yang berbusana sesuai tuntunan Islam bukanlah terbelenggu, melainkan justru dimuliakan.
Al-Qur’an secara tegas menyinggung hal ini:
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman agar mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya …” (QS. An-Nur: 31)
Ayat ini menjadi fondasi bahwa pakaian muslimah tidak sekadar kain yang menutup tubuh, tetapi juga pelindung kehormatan dan penjaga akhlak.
Pakaian Muslimah sebagai Benteng Kehormatan
Dalam Kitab Akhlaq Lil Banat, dijelaskan bahwa seorang gadis harus memahami bahwa tubuhnya adalah amanah. Ia perlu menutupinya dengan penuh kesadaran, bukan sekadar ikut-ikutan. Busana muslimah adalah benteng yang melindungi dari godaan dan pandangan yang tidak sepatutnya.
Ketika seorang perempuan menutup aurat dengan benar, ia menegaskan bahwa dirinya lebih berharga dari sekadar penampilan luar. Kehormatan tidak ditentukan oleh lekuk tubuh, melainkan oleh akhlak dan ilmu. Kitab tersebut menekankan bahwa berpakaian sederhana tetapi sopan jauh lebih mulia daripada berpakaian mewah yang mengundang fitnah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«الْحَيَاءُ وَالْإِيمَانُ قُرِنَا جَمِيعًا، فَإِذَا رُفِعَ أَحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَرُ»
“Rasa malu dan iman itu selalu berdampingan. Jika salah satunya hilang, maka yang lain pun akan ikut hilang.” (HR. Al-Hakim)
Hadis ini memberi pesan bahwa pakaian yang menutup aurat adalah wujud rasa malu yang lahir dari iman.
Menutup Aurat dengan Anggun dan Bermartabat
Menutup aurat tidak berarti tampil kusam atau tak berkelas. Islam tidak melarang perempuan untuk tampil indah, asalkan tidak melampaui batas. Anggun berarti mengenakan pakaian yang bersih, rapi, dan sesuai syariat. Bermartabat berarti menjadikan busana sebagai simbol kehormatan, bukan alat untuk pamer.
Dalam Akhlaq Lil Banat, ada pesan sederhana tetapi mendalam:
«يا بُنيّتي، اجعلي ثوبك ستراً لعفتك، ولا تجعليه زينةً تلفتين به الأنظار»
“Wahai anakku, jadikanlah pakaianmu sebagai penutup kehormatanmu, dan janganlah engkau menjadikannya perhiasan untuk menarik pandangan orang.”
Kalimat ini menegaskan bahwa pakaian muslimah adalah identitas yang membedakan antara perempuan yang menjaga dirinya dan yang tidak. Gadis yang bijak akan memilih pakaian yang memuliakan dirinya, bukan yang justru merendahkannya.
Busana Syar’i Membawa Ketenangan Jiwa
Seorang gadis muslimah yang menutup aurat sesuai tuntunan syariat akan merasakan ketenangan batin. Pakaian yang syar’i memberi rasa aman, karena ia yakin dirinya terlindungi dari fitnah. Selain itu, orang-orang akan lebih menghormatinya.
Busana syar’i juga menjadi jalan bagi muslimah untuk mengekspresikan ketaatan kepada Allah. Dengan menutup aurat, ia bukan hanya mematuhi aturan, tetapi juga menunjukkan bahwa cintanya kepada Allah lebih besar daripada godaan mode dunia.
Banyak remaja muslimah merasa minder ketika memilih menutup aurat dengan sempurna. Namun, sebenarnya keanggunan sejati justru terpancar dari kesederhanaan. Seperti cahaya yang halus, pakaian muslimah menyinari hati dengan ketenangan.
Tantangan Perempuan Muslimah dalam Mode dan Tren
Tidak dapat dipungkiri, dunia modern penuh dengan tren mode yang sering kali bertentangan dengan ajaran Islam. Media sosial, iklan, dan budaya populer mendorong perempuan untuk berpakaian ketat, minim, atau berlebihan. Seorang gadis muslimah tentu menghadapi dilema antara keinginan tampil modis dan tuntunan agama.
Namun, adab berpakaian yang diajarkan dalam Akhlaq Lil Banat memberikan solusi: muslimah tetap bisa tampil indah dengan sederhana. Pakaian tidak harus mahal atau mewah, cukup bersih, rapi, dan sesuai syariat. Syarat terpenting adalah tidak membuka aurat, tidak transparan, dan tidak menyerupai laki-laki.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَعَنَ اللَّهُ الْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ، وَالْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ»
“Allah melaknat perempuan yang menyerupai laki-laki, dan laki-laki yang menyerupai perempuan.” (HR. Ahmad)
Pesan ini relevan untuk mengingatkan bahwa pakaian muslimah bukan sekadar soal estetika, tetapi juga identitas gender yang harus dijaga.
Pakaian Sederhana sebagai Wujud Kecerdasan Jiwa
Kesederhanaan adalah tanda kecerdasan jiwa. Gadis muslimah yang cerdas tidak akan terjebak dalam budaya konsumtif hanya untuk mengejar penampilan. Ia memahami bahwa kecantikan sejati bukan terletak pada baju bermerek, melainkan pada hati yang bersih.
Dalam Akhlaq Lil Banat, disebutkan bahwa seorang perempuan yang berlebihan dalam berhias sebenarnya sedang memperlihatkan kekosongan jiwanya. Sebaliknya, perempuan yang sederhana dalam berpakaian justru memancarkan kewibawaan.
Menutup aurat dengan sederhana tidak berarti mengabaikan estetika. Justru perpaduan antara syariat dan rasa seni yang benar akan melahirkan penampilan yang menyejukkan pandangan.
Penutup
Berpakaian muslimah bukan sekadar kain yang menempel di tubuh. Ia adalah simbol akhlak, benteng kehormatan, sekaligus mahkota kemuliaan. Seorang gadis yang menutup aurat dengan anggun dan bermartabat sesungguhnya sedang menaburkan bunga keharuman iman dalam hidupnya.
Allah ﷻ berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ
“Wahai anak Adam, sungguh Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan sebagai perhiasan. Tetapi pakaian takwa itulah yang lebih baik.” (QS. Al-A’raf: 26)
Ayat ini menutup seluruh pembahasan: pakaian terbaik seorang muslimah bukanlah kain termahal, melainkan busana takwa yang memancarkan kesederhanaan, rasa malu, dan kehormatan.
Maka, wahai gadis muslimah, jadilah bunga yang harum bukan karena gaunmu yang berkilau, melainkan karena auratmu yang terjaga. Jadilah cahaya yang indah bukan karena tren mode, melainkan karena pakaianmu yang bermartabat. Dengan itu, engkau akan tumbuh menjadi perempuan yang dirindukan surga.
*Gerwin Satria N
Pegiat literasi Iqro’ University Blitar
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
