Khazanah
Beranda » Berita » Akhlak Seorang Muslimah dalam Berteman: Pilih Sahabat yang Menuntun ke Surga Menurut Kitab Akhlaq Lil Banat

Akhlak Seorang Muslimah dalam Berteman: Pilih Sahabat yang Menuntun ke Surga Menurut Kitab Akhlaq Lil Banat

Ilustrasi muslimah bersahabat menuju surga menurut Akhlaq lil Banat
Dua muslimah muda saling menggenggam tangan dengan penuh kasih, cahaya iman memancar dari wajah mereka, sementara dunia yang fana tampak memudar di sekitar.

Setiap gadis muslimah pada masa remajanya akan berhadapan dengan pertanyaan penting: siapa yang pantas menjadi teman dekatnya? Pertanyaan ini bukan sekadar tentang kenyamanan, tetapi menyentuh soal akhlak, arah hidup, bahkan masa depan. Kitab Akhlaq lil Banat, karya Syekh Umar bin Ahmad Baraja’, menekankan pentingnya memilih sahabat yang saleh. Sebab, teman bukan hanya menemani, tetapi juga menuntun, memengaruhi, dan bahkan menyeret seseorang ke jalan yang benar atau sebaliknya.

Al-Qur’an telah memberi peringatan tegas tentang pentingnya sahabat. Allah ﷻ berfirman:

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
Teman-teman akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)

Ayat ini menunjukkan bahwa persahabatan yang tidak dilandasi takwa hanya akan menjadi penyesalan di akhirat. Maka, seorang muslimah harus bijak dalam memilih teman, karena dari temannya, ia akan terlihat siapa dirinya.

Sahabat yang Baik adalah Nikmat, Sahabat Buruk adalah Bencana

Kitab Akhlaq lil Banat mengajarkan bahwa teman adalah jalan pengaruh yang sangat kuat. Dalam kitab itu disebutkan:

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

فَاحْذَرِي يَا بُنَيَّتِي صُحْبَةَ الأَشْرَارِ فَإِنَّهُمْ يُعْدُونَكِ وَيُفْسِدُونَكِ
“Maka berhati-hatilah wahai anakku, dari berteman dengan orang-orang yang jahat, karena mereka akan menulari dan merusakmu.”

Kutipan ini menegaskan bahwa sifat buruk lebih cepat menular daripada sifat baik. Seorang gadis muslimah yang dekat dengan teman yang gemar berkata kasar, suka berbohong, atau malas ibadah, tanpa sadar akan ikut tergerus kebiasaan buruk itu.

Sebaliknya, berteman dengan orang saleh akan membuat hati lembut, ibadah semakin ringan, dan akhlak semakin terjaga. Rasulullah ﷺ bersabda:

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaklah kalian melihat siapa yang menjadi temannya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Hadits ini mengingatkan, kualitas agama dan akhlak seorang gadis sangat mungkin terlihat dari siapa sahabat dekatnya.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Kriteria Sahabat Menurut Islam

Islam memberi pedoman jelas tentang bagaimana seorang muslimah seharusnya memilih sahabat. Pertama, sahabat harus memiliki iman yang kuat. Tanpa iman, persahabatan hanya sebatas duniawi dan mudah hancur. Kedua, sahabat harus memiliki akhlak mulia: jujur, penyayang, sopan, dan amanah.

Kitab Akhlaq lil Banat menekankan kriteria ini:

صَدِيقُكِ الصَّالِحُ كَالطَّيْبِ يُعْطِيكِ مِنْ رَائِحَتِهِ
“Sahabat yang saleh itu seperti minyak wangi, ia akan memberimu dari keharumannya.”

Perumpamaan ini indah sekali. Bersahabat dengan orang saleh bagaikan berada di dekat penjual minyak wangi. Walaupun tidak membeli, bau harum tetap akan menempel pada pakaian.

Maka, jika seorang gadis muslimah ingin hatinya senantiasa harum dengan iman, ia harus memilih teman yang bisa menebarkan keharuman kebaikan, bukan kebusukan maksiat.

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

Kesopanan dan Kelembutan dalam Berteman

Selain memilih sahabat yang baik, seorang muslimah juga wajib menjaga adab dalam berteman. Persahabatan tidak akan indah bila dihiasi dengan kata-kata kasar, sikap sombong, atau iri hati. Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
Janganlah kalian saling iri, saling menipu, saling membenci, dan saling memutuskan hubungan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim)

Hadits ini menjadi pedoman bahwa akhlak seorang muslimah dalam berteman harus penuh kelembutan. Kesopanan dalam berbicara, perhatian dalam sikap, dan keikhlasan dalam memberi adalah kunci agar persahabatan tetap sehat.

Kitab Akhlaq lil Banat juga menegaskan:

المُؤْمِنَةُ الصَّادِقَةُ تَحْفَظُ أَلْسِنَتَهَا وَتُجَامِلُ صَدِيقَاتَهَا بِالطِّيبِ مِنَ الْكَلَامِ
“Seorang mukminah yang jujur menjaga lisannya dan memperlakukan sahabatnya dengan perkataan yang baik.”

Dari sini jelas, sahabat sejati bukan yang sering menebar kata-kata kasar, melainkan yang menjaga tutur bahasa agar tetap lembut dan menyenangkan hati.

Bahaya Salah Memilih Sahabat

Banyak kisah nyata menunjukkan bagaimana salah memilih teman bisa menghancurkan hidup seorang remaja. Seorang gadis muslimah yang awalnya rajin shalat bisa saja meninggalkan kewajiban karena terbawa oleh lingkungan teman yang abai pada agama. Begitu pula, seorang gadis yang awalnya sopan bisa berubah kasar karena ikut-ikutan gaya bicara sahabatnya.

Al-Qur’an menggambarkan penyesalan seorang yang salah memilih sahabat:

يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا • لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي
“Celakalah aku, kiranya aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku. Sungguh, dia telah menyesatkanku dari peringatan (Al-Qur’an) setelah peringatan itu datang kepadaku.” (QS. Al-Furqan: 28–29)

Ayat ini adalah peringatan keras bahwa salah memilih sahabat bisa menjerumuskan seorang muslimah ke dalam kesesatan.

Persahabatan yang Menuntun ke Surga

Tujuan tertinggi dari persahabatan seorang muslimah bukan hanya kebahagiaan dunia, tetapi juga keselamatan akhirat. Seorang sahabat sejati adalah yang mengingatkan untuk shalat, mengajak membaca Al-Qur’an, dan menenangkan hati ketika lalai.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ … وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ
“Ada tujuh golongan yang Allah naungi di bawah naungan-Nya pada hari tiada naungan selain naungan-Nya… (salah satunya adalah) dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini berlaku juga bagi dua muslimah yang bersahabat karena Allah. Jika persahabatan dilandasi cinta kepada Allah, maka kelak mereka akan dipertemukan kembali di surga dengan wajah berseri-seri.

Penutup

Seorang gadis muslimah harus selalu ingat, akhlak dalam berteman adalah bagian dari akhlak kepada Allah. Sahabat adalah jalan menuju surga jika dipilih dengan benar, namun juga bisa menjadi jalan menuju neraka jika salah memilih.

Maka, pilihlah sahabat yang menjaga shalatmu, menuntun akhlakmu, dan membuatmu semakin dekat kepada Allah. Jangan ragu untuk menjauh dari pertemanan yang membawa pada kelalaian, sekalipun terasa berat. Karena pada akhirnya, sahabat sejati adalah mereka yang mampu menggandeng tanganmu menuju surga.

المرء مع من أحبّ
“Seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka, cintailah sahabat yang mencintaimu karena Allah, karena darinya engkau akan merasakan manisnya iman dan indahnya kebersamaan hingga ke akhirat.

*Gerwin Satria N

Pegiat literasi Iqro’ University Blitar


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement