Khazanah
Beranda » Berita » Menjaga Kehormatan Diri: Pelajaran Akhlaq lil Banat untuk Remaja Muslimah dalam Kitab Akhlaq Lil Banat

Menjaga Kehormatan Diri: Pelajaran Akhlaq lil Banat untuk Remaja Muslimah dalam Kitab Akhlaq Lil Banat

Menjaga kehormatan diri remaja muslimah sebagai mahkota abadi
Ilustrasi seorang remaja muslimah duduk dengan anggun, mengenakan hijab sederhana. Dari dirinya memancar cahaya lembut, sementara di sekeliling tampak bayangan duniawi (perhiasan, harta, gemerlap kota) yang memudar.

Remaja muslimah sering diibaratkan sebagai bunga yang sedang mekar. Indah, rapuh, sekaligus menarik perhatian banyak orang. Namun, keindahan sejati seorang muslimah tidak semata pada wajah atau penampilannya, melainkan pada kehormatan dirinya. Kitab Akhlaq lil Banat karya Syekh Umar bin Ahmad Baraja’, seorang ulama besar Nusantara, menekankan betapa pentingnya menjaga kehormatan diri, terutama bagi para remaja perempuan.

Kehormatan diri bukan sekadar aturan sosial, melainkan bagian dari akhlak yang memancarkan kemuliaan jiwa. Di era modern, ketika gaya hidup serba bebas sering menggoda remaja muslimah, menjaga kehormatan diri menjadi tantangan sekaligus penentu masa depan. Rasulullah ﷺ bersabda:

الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang salehah.” (HR. Muslim)

Hadits ini memberi isyarat bahwa nilai tertinggi seorang muslimah bukanlah pada harta atau kecantikan lahiriah, melainkan pada akhlak dan kehormatannya.

Makna Kehormatan Diri dalam Perspektif Islam

Kehormatan diri (‘iffah) dalam Islam berarti kemampuan menjaga diri dari perbuatan hina, ucapan yang merendahkan, dan sikap yang mencoreng martabat. Al-Qur’an menegaskan:

Mengapa Allah Menolak Taubat Iblis?

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)

Ayat ini menjadi pedoman utama bahwa menjaga diri dari perbuatan tercela bukan hanya soal moral, tetapi juga perintah langsung dari Allah. Kehormatan diri bukan sekadar membatasi pergaulan, melainkan membangun benteng hati yang kokoh.

Dalam Kitab Akhlaq lil Banat, Syekh Umar menuliskan:

شَرَفُ الْفَتَاةِ فِي حِفْظِ نَفْسِهَا وَصِيَانَتِهَا
“Kemuliaan seorang gadis terletak pada penjagaan dirinya dan kehormatannya.”

Kalimat ini menegaskan bahwa seorang gadis yang pandai menjaga diri sejatinya telah memelihara permata paling berharga yang ia miliki.

Budaya Hustle Culture vs Berkah: Meninjau Ulang Definisi Sukses

Remaja Muslimah dan Tantangan Modern

Remaja muslimah kini hidup dalam pusaran budaya populer yang sering bertentangan dengan nilai Islam. Media sosial, film, musik, dan iklan kerap menampilkan standar kecantikan serta gaya hidup bebas yang menggoda. Banyak remaja yang akhirnya terjebak pada perilaku pamer aurat, pergaulan bebas, bahkan sikap konsumtif yang berlebihan.

Namun, di balik tantangan ini, ada peluang besar. Ketika seorang remaja muslimah mampu menunjukkan kehormatan diri di tengah lingkungan yang permisif, maka sinarnya akan semakin jelas terlihat. Kalimat transisi penting: seperti mutiara di lautan, semakin terjaga maka semakin mahal nilainya.

Kehormatan diri membuat seorang muslimah tidak mudah terombang-ambing oleh tren. Ia sadar bahwa harga dirinya bukan ditentukan oleh jumlah pengikut di media sosial, melainkan oleh sejauh mana ia menjaga martabatnya di hadapan Allah.

Bentuk-Bentuk Menjaga Kehormatan Diri

  1. Menjaga Aurat dan Busana

Islam menekankan bahwa aurat perempuan adalah kehormatan yang wajib dijaga. Allah ﷻ berfirman:

وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak darinya.” (QS. An-Nur: 31)

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

Ayat ini menjadi dasar kewajiban berhijab. Busana muslimah bukan sekadar kain penutup tubuh, melainkan simbol kehormatan. Remaja muslimah yang menutup aurat dengan benar sedang menjaga dirinya dari pandangan yang merendahkan.

Dalam Akhlaq lil Banat, Syekh Umar menekankan pentingnya busana sopan:

اللِّبَاسُ السَّاتِرُ حِرَاسَةٌ لِلْعِرْضِ وَحِفَاظٌ لِلشَّرَفِ
“Pakaian yang menutup aurat adalah penjaga kehormatan dan pelindung kemuliaan.”

  1. Menjaga Lisan dan Pergaulan

Selain aurat, kehormatan diri juga terletak pada lisan. Remaja muslimah seharusnya terbiasa berkata lembut, tidak menyakiti, dan tidak terjebak dalam ghibah atau fitnah.

Pergaulan pun harus dijaga. Islam tidak melarang bersosialisasi, tetapi ada batas yang harus diperhatikan. Remaja muslimah sebaiknya memilih teman yang membawa pada kebaikan. Rasulullah ﷺ bersabda:

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang akan mengikuti agama sahabat karibnya, maka perhatikanlah dengan siapa ia bersahabat.” (HR. Abu Dawud)

Menjaga Kehormatan sebagai Jalan Menuju Kemuliaan

Remaja muslimah yang mampu menjaga kehormatan diri akan mendapatkan banyak kemuliaan. Pertama, ia akan dihargai orang lain. Kedua, ia akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan. Ketiga, ia akan terhindar dari fitnah dan masalah yang merugikan masa depannya.

Kalimat transisi penting: jika harta bisa hilang dan wajah bisa menua, maka kehormatan adalah investasi abadi yang akan dikenang orang. Bahkan, doa orang tua pun akan semakin deras ketika melihat putrinya tumbuh menjadi pribadi yang menjaga martabat diri.

Kehormatan Diri dan Kemandirian Spiritual

Menjaga kehormatan diri bukan berarti mengurung diri atau menjauh dari dunia. Justru, dengan kehormatan diri, remaja muslimah bisa melangkah lebih percaya diri. Ia berani tampil di tengah masyarakat, aktif berprestasi, namun tetap dalam koridor akhlak Islami.

Kehormatan diri adalah kemandirian spiritual. Ia melatih remaja untuk tidak mudah tergoda, tidak gampang diperdaya, dan tidak rela harga dirinya direndahkan. Kehormatan diri adalah benteng yang membuat remaja muslimah tetap berdiri teguh meski badai modernitas datang menerpa.

Teladan Muslimah Salehah

Sejarah Islam telah mencatat teladan perempuan yang menjaga kehormatannya. Maryam binti Imran, misalnya, dijuluki sebagai perempuan yang menjaga kesucian dirinya. Allah ﷻ berfirman:

وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا
“Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya…” (QS. At-Tahrim: 12)

Maryam menjadi teladan bahwa kehormatan diri adalah sumber kemuliaan yang membuatnya dimuliakan sepanjang zaman.

Penutup

Pada akhirnya, menjaga kehormatan diri adalah mahkota sejati seorang remaja muslimah. Mahkota ini tidak terbuat dari emas, permata, atau berlian, melainkan dari akhlak, iman, dan kesetiaan pada ajaran Islam.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnah wanita.” (HR. Bukhari)

Hadits ini bukan untuk merendahkan, tetapi untuk mengingatkan betapa besar pengaruh seorang muslimah dalam menjaga kehormatan diri. Maka, wahai remaja muslimah, jadikan kehormatanmu sebagai cahaya yang menerangi langkah, bukan sekadar beban yang mengikat. Dengan kehormatan itu, engkau akan dihormati di bumi dan dimuliakan di langit.

*Gerwin Satria N

Pegiat literasi Iqro’ University Blitar


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement