Khazanah
Beranda » Berita » Adab Anak Perempuan kepada Orang Tua: Cermin Bakti yang Mengundang Ridha Allah Menurut Kitab Akhlaq Lil Banat

Adab Anak Perempuan kepada Orang Tua: Cermin Bakti yang Mengundang Ridha Allah Menurut Kitab Akhlaq Lil Banat

Adab anak perempuan kepada orang tua adalah cermin bakti yang mengundang ridha Allah
Ilustrasi gadis muslimah duduk di samping ibunya, memegang tangan dengan penuh kasih. Cahaya lembut memancar dari interaksi mereka, sementara di sekeliling tampak bayangan duniawi (perhiasan, harta) yang memudar.

Seorang anak perempuan sering dianggap sebagai permata keluarga. Namun, kemilau sejati bukanlah dari wajah atau perhiasan emas yang ia kenakan, melainkan dari akhlak mulia yang memancar dalam kesehariannya. Salah satu akhlak paling luhur adalah adab kepada orang tua. Dalam Kitab Akhlaq lil Banat, Syekh Umar bin Ahmad Baraja’ mengingatkan bahwa bakti seorang anak perempuan kepada kedua orang tuanya merupakan perhiasan hati yang mengundang ridha Allah.

Di tengah arus modernisasi yang seringkali membuat generasi muda lebih sibuk dengan dunia luar daripada keluarga, adab kepada orang tua menjadi semakin penting untuk dihidupkan kembali. Adab ini bukan sekadar kewajiban moral, tetapi juga ibadah yang mendatangkan keberkahan hidup. Rasulullah ﷺ bersabda:

رِضَا اللَّهِ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسَخَطُ اللَّهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
“Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan orang tua.” (HR. Tirmidzi)

Hadits ini menegaskan bahwa ridha Allah sangat erat kaitannya dengan ridha orang tua. Maka, seorang anak perempuan yang menunaikan adab dengan benar sejatinya sedang membuka pintu kebahagiaan dunia dan akhirat.

Mengapa Adab kepada Orang Tua Menjadi Pondasi Hidup Anak Perempuan

Adab kepada orang tua bukan sekadar aturan sosial, melainkan bagian dari iman. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

Mengapa Allah Menolak Taubat Iblis?

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya.” (QS. Al-Ankabut: 8)

Perintah ini tidak mengenal batas usia. Baik ketika seorang anak perempuan masih kecil maupun setelah ia berumah tangga, kewajiban untuk berbakti tidak gugur. Justru dengan bertambahnya usia, kesadaran dan tanggung jawab untuk menjaga orang tua seharusnya semakin besar.

Dalam Kitab Akhlaq lil Banat, Syekh Umar bin Ahmad Baraja’ menuliskan:

طَاعَةُ الْبِنْتِ لِوَالِدَيْهَا بَابٌ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ
“Ketaatan seorang anak perempuan kepada orang tuanya adalah salah satu pintu menuju surga.”

Kutipan ini menegaskan betapa akhlak bakti bukan sekadar adab sosial, melainkan kunci menuju keridhaan Allah. Anak perempuan yang menunaikan adab ini akan tumbuh dengan hati lembut, penuh hormat, dan rendah hati.

Budaya Hustle Culture vs Berkah: Meninjau Ulang Definisi Sukses

Bentuk-Bentuk Adab Anak Perempuan kepada Orang Tua

  1. Menjaga Ucapan dan Sikap

Adab pertama yang ditekankan dalam Islam adalah menjaga lisan. Allah ﷻ menegaskan:

فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا
“…maka janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak mereka…” (QS. Al-Isra: 23)

Ayat ini menunjukkan bahwa sekadar mengucapkan kata kasar atau nada tinggi kepada orang tua sudah termasuk durhaka. Seorang anak perempuan seharusnya berbicara dengan lembut, penuh hormat, dan tidak menyakiti hati orang tua.

Dalam keseharian, menjaga sikap berarti tidak membantah dengan keras, tidak memperlihatkan wajah masam, dan selalu menunjukkan penghargaan. Akhlak seperti ini akan membuat orang tua merasa dihormati, sekaligus mendidik anak perempuan untuk menumbuhkan rasa empati dan kelembutan hati.

  1. Membantu dan Merawat dengan Tulus

Selain ucapan, bentuk adab yang lain adalah membantu pekerjaan orang tua. Gadis yang terdidik dengan akhlak mulia akan berinisiatif menolong ibunya di rumah dan meringankan beban ayahnya. Ketulusan dalam membantu orang tua bukan hanya amal baik, tetapi juga latihan tanggung jawab yang kelak berguna ketika ia menjadi ibu.

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

Kitab Akhlaq lil Banat mengingatkan:

خِدْمَةُ الْبِنْتِ لِوَالِدَيْهَا أَشْرَفُ مِنْ خِدْمَتِهَا لِغَيْرِهِمَا
“Pelayanan anak perempuan kepada orang tuanya lebih mulia daripada pelayanannya kepada selain mereka.”

Kalimat ini menegaskan bahwa bentuk pengabdian yang paling utama bagi seorang gadis adalah kepada orang tua, bukan kepada teman atau orang lain.

Antara Ketaatan dan Batas Syariat

Adab seorang anak perempuan kepada orang tua memang sangat ditekankan, tetapi Islam juga mengatur bahwa ketaatan tidak boleh bertentangan dengan syariat. Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا طَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِي مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Sang Pencipta.” (HR. Ahmad)

Artinya, bila orang tua memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan syariat, anak perempuan tidak boleh menurut. Namun, ia tetap wajib menjaga adab dengan cara yang lembut, tidak membentak, dan tetap menghormati orang tua.

Kalimat transisi penting di sini: adab bukan berarti patuh buta, melainkan memadukan ketaatan dengan keteguhan iman. Anak perempuan yang mampu menjaga keseimbangan ini akan tumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan bijaksana.

Relevansi Adab dengan Kehidupan Modern

Di zaman modern, tantangan anak perempuan untuk berbakti semakin berat. Kesibukan kuliah, pekerjaan, dan media sosial sering membuat interaksi dengan orang tua berkurang. Namun, justru di sinilah nilai adab menjadi lebih berarti. Sekadar menyapa dengan lembut, menanyakan kabar, atau menyisihkan waktu untuk berbincang, adalah bentuk bakti yang sangat berharga.

Kalimat transisi memperkuat pesan: bila anak perempuan sibuk menghiasi dirinya dengan tren fesyen, sebaiknya ia juga menghiasi dirinya dengan akhlak bakti kepada orang tua. Sebab kecantikan fisik akan pudar, tetapi doa restu orang tua akan terus memayungi hidupnya.

Teladan dari Sejarah Perempuan Salehah

Kisah-kisah perempuan salehah dalam sejarah Islam menjadi teladan abadi. Asma’ binti Abu Bakar, misalnya, dikenal sebagai anak perempuan yang penuh bakti. Ketika orang tuanya membutuhkan, ia selalu hadir dengan kesetiaan. Begitu pula Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah ﷺ, yang senantiasa menunjukkan penghormatan kepada ayahandanya dengan kelembutan hati.

Teladan mereka menunjukkan bahwa bakti kepada orang tua adalah mahkota sejati seorang anak perempuan. Ketika generasi sekarang meneladani mereka, maka nilai bakti tidak akan pernah hilang meski zaman berubah.

Penutup

Adab anak perempuan kepada orang tua adalah cermin akhlak mulia yang mengundang ridha Allah. Bakti bukan hanya kewajiban sosial, tetapi juga jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوكَ
“Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, lalu ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan betapa besar kedudukan orang tua, khususnya ibu. Anak perempuan yang menjaga adab akan tumbuh dengan keberkahan, dihormati masyarakat, dan diridhai Allah ﷻ.

Maka, wahai para gadis, hiasi dirimu dengan adab bakti. Jangan biarkan perhiasan dunia mengaburkan kilau doa orang tua. Karena sejatinya, doa mereka adalah emas yang tak ternilai, dan ridha mereka adalah cahaya yang menuntunmu menuju surga.

*Gerwin Satria N

Pegiat literasi Iqro’ University Blitar


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement