SURAU.CO – Dalam ajaran Islam, posisi seorang ibu sangatlah mulia. Ia memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Doa seorang ibu, lebih dari itu, bahkan memiliki kekuatan yang luar biasa. Banyak kisah nyata dalam sejarah membuktikan hal ini. Kisah-kisah ini menunjukkan betapa dahsyatnya efek doa ibu. Doa ibu dapat mengubah takdir. Ia mampu membuka pintu-pintu kebaikan. Namun demikian, ia juga bisa menjadi cobaan berat jika ibu merasa kecewa. Artikel ini akan membahas secara mendalam keajaiban ini. Kita akan menyelami kekuatan doa tersebut.
Islam secara konsisten sangat menghargai peran seorang ibu. Hal ini tercermin dari berbagai nash syar’i (dalil agama) yang ada. Doa ibu memang memiliki posisi khusus di sisi Allah.
Rasulullah ﷺ sendiri menegaskan hal ini. Beliau bersabda: “Ada tiga doa yang mustajab (dikabulkan), tidak ada keraguan padanya; doa orang tua, doa orang yang bepergian, dan doa orang yang terzhalimi.” [HR Abu Dawud no. 1536 dan Ibnu Majah no. 3862, dihasankan oleh Syaikh al-Albani]. Hadits ini jelas menyebutkan doa orang tua. Oleh karena itu, doa orang tua, termasuk doa ibu, adalah jaminan dari Nabi ﷺ untuk dikabulkan.
Kemudian, kita juga mengetahui bahwa seorang ibu memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Ia dibandingkan dengan ayah dalam hal penghormatan dan berbakti. Nabi Muhammad ﷺ bersabda. Beliau menjawab pertanyaan tentang siapa yang harus dihormati. Beliau mengatakan: “Ibumu (3x), kemudian ayahmu.” Hal ini menunjukkan urgensi besar berbakti kepada ibu. Bakti ini meliputi mendengarkan nasihatnya dengan baik. Termasuk juga menghargai perasaan dan kebutuhannya.
Kisah Juraij: Pelajaran Berharga tentang Prioritas Bakti Kepada Ibu
Ada sebuah kisah yang sangat masyhur. Kisah ini berasal dari hadits shahih yang diriwayatkan. Ini adalah kisah seorang ahli ibadah. Namanya Juraij. Kisah ini menjadi peringatan besar bagi kita. Peringatan tentang pentingnya bakti kepada orang tua. Bahkan, berbakti kepada orang tua harus didahulukan di atas ibadah sunnah sekalipun.
Dahulu kala, Juraij adalah seorang ahli ibadah yang taat. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk beribadah. Ia bahkan membangun mihrab (tempat shalat) khusus. Mihrab itu dikhususkan untuk shalatnya. Suatu hari, ibunya datang menjenguknya. Ia memanggil Juraij dari luar mihrab. Namun, Juraij sedang shalat sunnah. Ia berpikir keras saat itu. Ia harus memilih salah satu. Apakah membalas panggilan ibu? Atau meneruskan shalatnya? Ia pun memilih melanjutkan shalatnya.
Doa Ibu yang Menyebabkan Datangnya Ujian Berat
Ibunya kembali memanggilnya. Ini terjadi untuk kedua kalinya. Juraij kembali berpikir lagi. Ia lagi-lagi memilih shalatnya. Kemudian, ibunya memanggil untuk ketiga kalinya. Juraij tetap tidak menyahut dan melanjutkan shalatnya. Akhirnya, ibunya merasa marah dan sangat kecewa. Ia merasa sedih atas sikap anaknya. Ibunya kemudian mengangkat tangan ke langit. Ia berdoa kepada Allah. “Ya Allah, janganlah Engkau matikan dia hingga dia melihat wanita-wanita pezina.” [HR Bukhari dan Muslim]. Demikianlah, ini adalah doa seorang ibu yang hatinya kecewa.
Ujian Berat Juraij dan Mukjizat Pengakuan Bayi yang Ajaib
Doa ibu Juraij terkabul dengan cepat. Allah mengujinya dengan cobaan yang sangat berat. Cobaan itu membuktikan secara langsung kekuatan dahsyat doa seorang ibu.
Tidak lama kemudian, seorang wanita datang. Wanita itu seorang pezina yang dikenal. Ia melahirkan seorang bayi. Parahnya, ia menuduh Juraij sebagai ayah bayi itu. Kabar keji ini segera menyebar luas. Kaum Bani Israil pun marah besar mendengarnya. Mereka mendatangi mihrab Juraij. Lalu, merobohkan mihrabnya dengan penuh amarah. Mereka bahkan hendak menyakitinya. Juraij merasa sangat terdzalimi oleh tuduhan itu.
Juraij kemudian shalat dua rakaat. Ia memohon pertolongan dan keadilan dari Allah. Setelah itu, ia mendekati bayi yang baru lahir itu. Ia menusuk perut bayi itu dengan jarinya. “Siapakah ayahmu?” tanya Juraij. Sungguh menakjubkan, bayi itu tiba-tiba berbicara dengan jelas. “Ayahku adalah penggembala kambing,” jawab bayi itu. Masyarakat terkejut luar biasa. Mereka menyadari kesalahannya telah menuduh Juraij. Kemudian, segera meminta maaf kepada Juraij. Mereka bahkan ingin membangun kembali mihrabnya. Kali ini, mereka menawarkan untuk membangunnya dari emas dan perak. Namun demikian, Juraij menolak tawaran itu. Ia hanya meminta mihrabnya dibangun. Ia ingin dibangun dari tanah liat seperti semula.
Juraij kemudian mengingat kembali. Ia mengingat doa ibunya yang telah terucap. Doa agar ia melihat wanita pezina. Allah telah mengabulkan doa itu. Ia memang telah melihat wanita pezina. Wanita yang menuduhnya. Hal ini menunjukkan kebenaran dan kekuatan doa seorang ibu. Bahkan, Juraij bersyukur atas kejadian itu. Ia bersyukur karena Allah menampakkan kebenaran. Ia bersyukur karena ibunya tidak berdoa yang lebih buruk dan berbahaya.
Hikmah dan Pelajaran Mendalam dari Kisah Juraij yang Abadi
Kisah Juraij mengajarkan banyak sekali hal penting. Ini adalah pelajaran universal. Pelajaran untuk setiap umat, di setiap zaman.
1. Prioritas Berbakti kepada Orang Tua di Atas Segala-galanya
Kisah ini menekankan bahwa bakti kepada orang tua adalah hal yang sangat penting. Ia bahkan lebih utama daripada ibadah sunnah sekalipun. Panggilan ibu harus didahulukan. Bahkan saat kita sedang shalat sunnah. Oleh karena itu, kita harus peka terhadap panggilan dan kebutuhan mereka.
2. Dampak Doa Ibu yang Tak Terbatas Baik dan Buruknya
Doa ibu memiliki dampak yang sangat dahsyat. Ia bisa membawa kebaikan besar. Namun demikian, ia juga bisa membawa cobaan berat. Kisah Juraij jelas membuktikannya. Doa ibu memang diijabah oleh Allah. Maka dari itu, janganlah membuat ibu marah. Carilah selalu keridhaannya setiap saat.
3. Pentingnya Adab dan Menghindari Kemarahan Orang Tua
Selain itu, kita harus selalu beradab. Kita harus sopan santun kepada orang tua. Kita tidak boleh membuat mereka marah sedikit pun. Bahkan, kata ‘ah’ pun dilarang keras diucapkan kepada mereka. Allah berfirman: “Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia. Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka. Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Rabb-ku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil’.” [QS. Al-Isra: 23-24].
4. Keadilan dan Pertolongan Allah bagi Hamba-Nya yang Terdzalimi
Meskipun Juraij diuji dengan fitnah keji, Allah tetap menolongnya. Allah menunjukkan kebenaran yang sesungguhnya. Allah membela hamba-Nya yang terdzalimi. Ini jelas menunjukkan keadilan Allah yang Maha Sempurna. Dia selalu bersama orang yang sabar. Dia selalu menolong hamba-Nya yang beriman.
Membumikan Bakti kepada Ibu di Era Modern yang Penuh Tantangan
Kisah Juraij, meski sudah lama, sangat relevan. Ia relevan di kehidupan modern yang serba cepat ini. Di era digital, pola komunikasi telah banyak berubah. Anak-anak kini sering sibuk dengan gadget mereka. Mereka sering lalai memperhatikan orang tua. Maka dari itu, kita harus lebih proaktif. Kita harus menghubungi ibu secara rutin. Jangan biarkan kesibukan menjadi penghalang bakti kita.
Ingatlah selalu, ridha ibu adalah ridha Allah. Surga ada di bawah telapak kakinya. Carilah keridhaannya setiap saat. Baik dengan perkataan yang lembut maupun perbuatan yang baik. Hindari segala hal yang bisa memicu kemarahannya. Penuhi kebutuhan mereka semampu kita. Ini adalah kunci utama keberkahan hidup.
Bakti kita tidak berakhir saat ibu meninggal dunia. Kita tetap bisa berbakti kepada mereka, mendoakan beliau dengan tulus. Kita juga bisa bersedekah atas namanya. Ini adalah bentuk bakti abadi yang terus mengalir pahalanya.
Doa Ibu, Kunci Kebahagiaan Dunia dan Akhirat Sejati
Kisah Juraij adalah pengingat yang sangat kuat. Ia mengingatkan kita akan dahsyatnya doa ibu. Doa ibu memang memiliki kekuatan yang sangat besar. Ini adalah berkah tak terhingga dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berbakti kepada ibu adalah kewajiban mutlak. Ia adalah jalan lapang menuju surga. Marilah kita selalu menghormati ibu, mencintai mereka dengan tulus. Marilah kita mendoakan mereka setiap waktu. Semoga Allah meridhai kita semua. Semoga kita menjadi anak yang shalih dan berbakti. Dan yang terpenting, semoga kita termasuk penghuni surga-Nya yang abadi.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
