Khazanah
Beranda » Berita » Keutamaan Umar ibn al-Khattab

Keutamaan Umar ibn al-Khattab

Keutamaan Umar ibn al-Khattab
Ilustrasi sahabat yang menunggang unta memasuki kota.

SURAU.CO– Umar ibn al-Khattab adalah seorang sahabat Nabi dari suku Quraisy keturunan Bani Adi. Ayahnya bernama al-Khattab ibn Nufail ibn Abdil Uzza dan ibunya bernama Hantamah binti Hasyim ibn al-Mughirah. Umar

Keutamaan Umar ibn Khattab

Umar ibn Khattab mengikuti berbagai peperangan dan peristiwa penting lainnya bersama Rasulullah saw. hingga beliau wafat. Tentang keilmuannya, berdasar riwayat Abu Wail bahwa Abdullah ibn Mas‘ud berkata, “Seandainya ilmu Umar berada pada satu sisi timbangan dan ilmu manusia berada pada sisi yang lain, niscaya ilmu Umar mengungguli mereka.” Ketika Abu Wail menyampaikan riwayat itu kepada Ibrahim, ia berkata, “Demi Allah, bahkan Abdullah mengatakan lebih dari ini.”

Abu Wail bertanya, “Apa yang ia katakan?”

Ibrahim menjawab, “Ketika Umar wafat, hilanglah sembilan dari sepersepuluh alam.”

Imam Tirmidzi menuturkan sebuah riwayat dari Qutaibah dari al-Laits dari Uqail dari al-Zuhri dari Hamzah ibn Abdullah ibn Umar dari Ibn Umar bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Aku bermimpi, tersaji  kepadaku segelas susu, lalu aku minum dari gelas itu dan kuberikan lebihnya kepada Umar ibn al-Khattab.”

Pentingnya Akhlak Mulia

Mereka bertanya, “Apa takwil mimpi itu, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Ilmu.”

Kezuhudan Umar ibn Khattab

Tentang kezuhudan Umar, Muhammad ibn Sa‘d meriwayatkan dalam kitab al-Thabaqat dari al-Walid ibn al-A‘az al-Makki dari Abdul Hamid ibn Sulaiman dari Abu Hazim bahwa pada suatu hari Umar mendatangi rumah putrinya, Hafshah. Putrinya itu menyuguhkan sayur yang sudah dingin dan roti. Sayur itu bertabur minyak. Melihat sajian itu, Umar berkata. “Dua lauk pauk dalam satu wadah! Sungguh aku tidak akan mencicipinya sampai aku berjumpa dengan Allah.”

Imam Bukhari menuturkan sebuah riwayat dalam Shahih-nya, bagian Kitabul dari Muhammad ibn Ubaidillah dari Ibrahim ibn Said dari Salih dari Ibn Syihab dari Abu Umamah ibn Sahal dari Abu Said al-Khudri bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Aku bermimpi melihat beberapa manusia datang kepadaku dan mereka mengenakan pakaian. Sebagian mengenakan pakaian yang menutupi hingga dadanya dan ada pula yang lebih rendah, kemudian datang Umar ibn al-Khattab kepadaku dan ia mengenakan baju yang menariknya.” Mereka bertanya, “Apa takwil mimpi itu, wahai Rasulullah?”

Beliau bersabda, “Agama.”

Hati-hatilah Dengan Pujian Karena Bisa Membuatmu Terlena Dan Lupa Diri

Imam Bukhari juga menuturkan riwayat lain dari Said ibn Abu Maryam dari al-Laits dari Uqail dari Ibn Syihab dari Said ibn al-Musayyab dari Abu Hurairah r.a. bahwa ketika para sahabat duduk bersama Rasulullah saw., beliau bersabda, “Aku bermimpi melihat diriku dalam surga, tiba-tiba kulihat seorang wanita berwudu dekat sebuah istana. Aku bertanya, ‘Milik siapakah istana ini?’ Mereka menjawab, ‘Milik Umar.’ Lalu aku teringat sifat cemburunya dan aku pun segera berlalu.” Mendengar sabda beliau, Umar ibn al-Khattab menangis dan berkata, “Apakah pantas aku cemburu kepadamu, wahai Rasulullah?”

Ibn al-Atsir meriwayatkan dari Mujahid dari Ibn Abbas bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Pendampingku dari penghuni langit adalah Jibril dan Mikail, dan pendampingku dari penghuni bumi adalah Abu Bakar dan Umar.”

Keadilan Umar ibn Khattab

Umar r.a. memiliki keutamaan lain, seperti riwayat dari al-Thabrani dari Ibn Juraij dan Atha dari Ibn Abbas bahwa Rasulullah saw. bersabda,

“Sesungguhnya Allah berbangga dengan seluruh manusia pada hari Arafah, dan secara khusus Dia berbangga dengan Umar ibn al-Khattab.”

Ibn al-Mubarak meriwayatkan dari Malik ibn Mighwal bahwa Umar ibn al-Khattab berkata, “Perhitungkan diri kalian sebelum kalian diperhitungkan! Sungguh itu adalah pekerjaan yang mudah. Timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang kelak! Bersiaplah untuk menghadapi sesuatu yang besar.“

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada suatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).

Umar telah berhasil menerapkan keadilan, baik kepada pribadinya, keluarga, dan kaum muslim. Ia merasa sangat takut ketika ada seekor domba yang tergelincir pada jalanan Irak. Ia takut kelak akan mendapat pertanyaan,

“Kenapa tidak kaubuatkan jalan bagi domba itu? Ke mana saja engkau, wahai Umar? Tidakkah kau merasa khawatir jika itu dialami kaum muslim?”

Umar r.a. senantiasa menjalani kehidupan yang selaras dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Ia memiliki kelebihan dan keistimewaan yang melekat pada pribadinya. Namun, pada akhir hayatnya ia wafat karena mengalami tikaman seorang Majusi secara zalim.(St.Diyar)

Referensi:Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, 2012


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement