Kisah
Beranda » Berita » Kisah Masuk Islamnya Amr bin Ash Yang Menggetarkan

Kisah Masuk Islamnya Amr bin Ash Yang Menggetarkan

Kisah Masuk Islamnya Amr bin Ash Yang Menggetarkan
Ilustrasi Amr bin Ash

SURAU.CO – Kisah hidup Amr bin Ash menjadi bukti bahwa hidayah Allah SWT bisa datang dengan cara yang tidak terduga. Sebelum masuk Islam, ia dikenal sebagai salah satu tokoh Quraisy yang paling keras menentang dakwah Nabi Muhammad SAW. Namun, takdir Allah membawanya kepada cahaya Islam melalui perantara seorang raja non-Arab, yaitu Raja Najasyi dari Habasyah.

Latar Belakang Amr bin Ash

Amr bin Ash lahir di Makkah sekitar 50 tahun sebelum hijriah. Ia tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, pandai berorasi, dan terkenal dengan kecerdikannya. Namun, untungnya kecerdasan itu awalnya ia gunakan untuk melawan Islam.

Ia termasuk orang yang sangat membenci Rasulullah SAW. Bahkan, ia sering terlibat dalam upaya Quraisy untuk menyakiti kaum Muslimin. Amr bin Ash menjadi salah satu sosok yang membuat banyak sahabat Rasulullah SAW mengalami tekanan dan penderitaan di masa-masa awal Islam.

Karena kekejamannya, Rasulullah SAW pernah mendoakan keburukannya. Namun, Allah SWT menegur Nabi dengan menurunkan firman-Nya dalam surah Ali-Imran ayat 128:

لَيْسَ لَكَ مِنَ الْاَمْرِ شَيْءٌ اَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ اَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَاِنَّهُمْ ظٰلِمُوْنَ

Pasca Wafatnya Rasulullah: Sikap Abu Bakar Menghadapi Kemurtadan

Artinya: “Hal itu sama sekali bukan menjadi urusanmu (Nabi Muhammad), apakah Allah menerima tobat mereka atau mengazabnya, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim”

Ibnu Hisyam dalam As-Sirah an-Nabawiyyah menjelaskan bahwa turunnya ayat ini menjadi peringatan agar Rasulullah SAW menyerahkan urusan hidayah kepada Allah, termasuk terhadap tokoh Quraisy seperti Amr bin Ash (Ibnu Hisyam, jilid 2, hlm. 212).

Pertemuan dengan Raja Najasyi

Perjalanan Amr menuju Islam bermula ketika ia berkunjung ke Habasyah. Amr memang sering mengunjungi Raja Najasyi karena membawa hadiah berharga untuk menjalin hubungan baik. Raja Najasyi menghormati Amr karena kedudukannya di Quraisy.

Pada salah satu kunjungannya, Raja Najasyi bertanya kepadanya tentang seorang nabi di tanah Arab yang membawa ajaran tauhid. Najasyi, seorang penguasa yang dikenal adil dan bijak, mendesak Amr untuk mempertimbangkan kebenaran ajaran Rasulullah SAW.

Awalnya, Amr merasa ragu. Bagaimana mungkin dia mengikuti ajaran orang yang selama ini dia musuhi? Namun, Raja Najasyi berkata dengan penuh keyakinan:

Penaklukan Thabaristan (Bagian 2): Kemenangan di Era Umayyah

Benar, wahai Amr. Dengarkanlah kata-kataku, ikutilah ia. Demi Allah, ia berada di atas kebenaran dan pasti akan mengalahkan orang-orang yang menentangnya.”

Ucapan itu menusuk hati Amr bin Ash. Ia mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Keraguan yang menutup pikiran perlahan berubah menjadi cahaya keyakinan. Kata-kata seorang raja adil yang membuatnya berpikir dalam-dalam.

Perjalanan Menuju Madinah

Setelah percakapan itu, Amr tidak menunggu lama. Ia sadar bahwa kebenaran telah jelas di hadapannya. Ia kemudian meninggalkan Habasyah dan berlayar menuju tanah Arab. Tujuannya hanya satu: bertemu Nabi Muhammad SAW dan memeluk Islam.

Dalam perjalanan pulang, Amr bertemu dengan dua tokoh Quraisy lainnya, yaitu Khalid bin Walid dan Utsman bin Thalhah. Ternyata mereka bertiga memiliki tujuan yang sama, yakni ingin berbaiat kepada Rasulullah SAW.

Ath-Thabari dalam Tarikh al-Umam wa al-Muluk meriwayatkan bahwa pertemuan tiga tokoh besar Quraisy ini menjadi salah satu tanda bahwa kemenangan Islam semakin dekat, karena orang-orang berpengaruh kini mulai menerima kebenaran (Ath-Thabari, jilid 3, hlm. 100).

Penaklukan Thabaristan: Merebut Negeri Kapak Persia di Masa Utsmaniyah

Sambutan Rasulullah SAW

Ketika ketiganya tiba di Madinah, Rasulullah SAW menyambut mereka dengan penuh kegembiraan. Wajah beliau berseri-seri kedatangan tiga tokoh penting Quraisy tersebut. Mereka yang dulunya menjadi musuh kini justru hadir sebagai saudara seiman.

Khalid bin Walid lebih dulu maju untuk berbaiat, kemudian disusul oleh Amr bin Ash. Namun, sebelum berbaiat, Amr berkata kepada Rasulullah SAW:

“Wahai Rasulullah, aku ingin berbaiat kepadamu dengan syarat Allah mengampuni dosa-dosaku yang terdahulu.

Mendengar hal itu, Rasulullah SAW menjawab dengan penuh kasih:

“Wahai Amr, berbaiatlah. Sesungguhnya Islam menghapus dosa-dosa yang sebelumnya.”

Jawaban itu membuat Amr merasa tenang. Ia pun mengucapkan syahadat dan resmi masuk Islam. Sejak saat itu, hidupnya berubah total.

Dedikasi Setelah Masuk Islam

Amr bin Ash kemudian menggunakan kecerdasan, keberanian, dan kecerdikannya untuk membela Islam. Ia tidak lagi menjadi musuh yang menakutkan, melainkan panglima yang tangguh di jalan Allah.

Peristiwa masuk Islamnya Amr bin Ash terjadi menjelang Fathul Makkah. Hal ini menegaskan bahwa meskipun ia bukan sahabat yang pertama kali masuk Islam, bergabung dalam sejarah Islam sangat penting setelah ia menjadi Muslim.

Amr memimpin berbagai ekspedisi militer penting di masa Rasulullah SAW dan khalifah setelah beliau. Ia juga dikenal sebagai tokoh bijak dalam politik dan pemerintahan.

Dengan izin Allah, seorang musuh bisa berubah menjadi saudara, dan seorang penentang bisa berubah menjadi pembela. Kisah ini mengingatkan kita bahwa jangan pernah putus asa terhadap siapa pun. Karena Allah Maha Kuasa membolak-balikkan hati manusia.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement