SURAU.CO – Setiap kisah yang datang dari kehidupan Rasulullah SAW selalu menyimpan hikmah mendalam bagi umatnya. Salah satu kisah penuh hikmah adalah ketika dia memotivasi seorang pengemis untuk bekerja dan meninggalkan kebiasaan meminta-minta.
Dalam sebuah riwayat dari Anas bin Malik ra. menceritakan bahwa suatu ketika seorang pengemis dari kalangan Anshar datang menghadap Rasulullah SAW. Ia meminta-minta dengan penuh harap. Namun, Rasulullah tidak langsung memberi sesuatu, melainkan mengajukan pertanyaan yang bijaksana: “Apakah kamu mempunyai sesuatu di rumahmu?”
Pengemis itu pun menjawab bahwa ia memiliki pakaian sehari-hari dan sebuah cangkir. Mendengar jawaban itu, Rasulullah meminta agar barang-barang tersebut dibawa kepadanya.
Sang pengemis lalu pulang, mengambil pakaian dan cangkir, kemudian kembali kepada Nabi. Rasulullah pun menawarkannya kepada para sahabat: “Adakah di antara kalian yang ingin membeli barang ini?” Seorang sahabat menawar satu dirham, lalu sahabat lain menawar dua dirham. Rasulullah menerima tawaran tertinggi dan menyerahkan barang itu. Kemudian rasul memberikan uang dua dirham kepada si pengemis.
Beliau berkata: “Ini uangmu, satu dirham untuk membeli makanan bagi keluargamu, dan sisanya gunakan untuk membeli kapak. Carilah kayu bakar, lalu juallah. Aku tidak ingin melihatmu selama lima belas hari.”
Rasulullah tidak hanya memberi ikan, tetapi juga memberi kail. Beliau membimbing si pengemis untuk mandiri, bekerja, dan meraih nafkah dengan tangannya sendiri.
Hasil dari Ketaatan
Pengemis itu mengikuti perintah Rasulullah. Ia membeli kapak, mencari kayu bakar, dan menjualnya di pasar. Lima belas hari kemudian ia kembali, bukan lagi sebagai pengemis, tetapi sebagai seorang pekerja. Kini ia telah memiliki sepuluh dirham. Dari uang itu, lima dirham ia gunakan untuk membeli pakaian, dan sisanya untuk makanan keluarganya.
Rasulullah melihat tersenyum perubahan tersebut. Beliau bersabda: “Hal ini lebih baik bagimu karena mengemis hanya akan menyebabkan noda di wajahmu di akhirat nanti.” (HR.Abu Dawud).
Perubahan itu menjadi bukti bahwa dengan bimbingan, kerja keras, dan keberanian meninggalkan kebiasaan meminta, seseorang bisa keluar dari kemiskinan.
Prinsip Rasulullah tentang Bekerja
Rasulullah SAW berulang kali menekankan pentingnya bekerja dengan tangan sendiri. Dalam hadis lain beliau bersabda: “Sungguh, seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, maka itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberi ataupun tidak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Pesan ini sangat jelas. Bekerja keras, meski sederhana, jauh lebih mulia daripada mengemis. Bahkan Rasulullah mencontohkan Nabi Dawud ‘alaihissalam yang makan dari hasil usahanya sendiri. (HR. Al-Bukhari).
Dalam riwayat lain dari Az-Zubair bin Al-‘Awwam, Rasulullah bersabda: “Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali, kemudian pergi ke gunung dan kembali dengan memikul seikat kayu bakar lalu menjualnya, kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupnya, itu lebih baik daripada meminta-minta kepada sesama manusia.” (HR. Al-Bukhari).
Pesan ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan kehormatan diri, kemandirian, dan kerja keras sebagai jalan keberkahan hidup.
Makna Hikmah untuk Kehidupan Kita
Kisah ini memberikan beberapa hikmah penting. Pertama, Islam mendorong umatnya untuk bekerja dan tidak bergantung pada orang lain. Kedua, pekerjaan sekecil apa pun memiliki nilai mulia di sisi kemurahan Allah yang dilakukan dengan niat yang benar. Ketiga, bekerja tidak hanya menafkahi keluarga, tetapi juga menjaga harga diri seorang muslim.
Rasulullah sendiri pernah ditanya tentang pekerjaan terbaik. Beliau menjawab: “Pekerjaan terbaik adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua perjualbelian yang dianggap baik.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi).
Di era sekarang, kisah ini tetap relevan. Banyak orang yang terkadang memilih jalan pintas dengan meminta, padahal masih mampu bekerja. Dengan semangat kisah ini, kita diajarkan untuk tidak mudah menyerah pada keadaan. Rasulullah menunjukkan bahwa kemiskinan bisa diatasi dengan bimbingan, semangat, dan usaha.
Kisah pengemis yang dibimbing Rasulullah SAW merupakan motivasi yang tak lekang oleh waktu. Beliau mengajarkan bahwa bekerja lebih mulia daripada meminta-minta, dan usaha tangan sendiri lebih penting daripada bergantung pada orang lain.
Semoga kita bisa meneladani ajaran Rasulullah SAW, menjaga harga diri dengan bekerja, serta selalu berdoa agar Allah melapangkan rezeki kita. Allahumma Aamiin.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
