Kisah
Beranda » Berita » Mukjizat Nabi Isa a.s.: Bayi yang Berbicara Menegaskan Kebenaran Ibu Kandungnya

Mukjizat Nabi Isa a.s.: Bayi yang Berbicara Menegaskan Kebenaran Ibu Kandungnya

Gambar Merupakan Ilustrasi
Gambar Merupakan Ilustrasi

SURAU.CO-Mukjizat Nabi Isa a.s. menandai keajaiban luar biasa dalam sejarah kenabian. Mukjizat Nabi Isa a.s. terjadi ketika beliau berbicara di buaian untuk membela ibunya, Maryam, dari tuduhan keji masyarakat. Allah menurunkan tanda kebesaran-Nya yang mematahkan fitnah dan menegakkan kebenaran melalui lisan seorang bayi yang baru lahir.

Maryam menghadapi tekanan berat dari kaumnya. Mereka tidak percaya bahwa ia bisa melahirkan tanpa suami. Namun, Maryam tetap tenang dan tidak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya menunjuk kepada bayinya. Kaumnya mengejek, “Bagaimana mungkin kami berbicara dengan bayi yang masih dalam buaian?” Namun, seketika itu Nabi Isa berbicara dengan jelas, “Sesungguhnya aku adalah hamba Allah. Dia memberiku kitab dan menjadikanku seorang nabi.” Ucapan itu mengguncang seluruh pendengarnya.

Peristiwa ini menegaskan bahwa Allah mampu membela hamba yang setia tanpa perlu perdebatan manusia. Maryam tidak berbicara karena ia yakin Allah akan menampakkan kebenaran. Mukjizat tersebut menunjukkan bahwa iman dan ketenangan hati mampu mengalahkan fitnah sebesar apa pun. Dalam kehidupan modern, pesan ini mengajarkan bahwa kebenaran sejati tidak selalu butuh suara keras, tetapi cukup dengan bukti nyata yang lahir dari kejujuran dan ketulusan.

Mukjizat Nabi Isa a.s. dan Kebenaran Maryam

Kisah ini juga menandai awal perjalanan kenabian Isa a.s. Sejak bayi, Allah memberinya hikmah dan kekuatan spiritual luar biasa. Isa tumbuh dengan membawa risalah tauhid, menyeru manusia untuk menyembah Allah Yang Maha Esa. Keajaiban yang terjadi pada awal hidupnya menjadi dasar kepercayaan bahwa mukjizat selalu mengandung pesan moral dan spiritual yang dalam.

Mukjizat Nabi Isa a.s. bukan sekadar kisah luar biasa, tetapi cermin dari kasih sayang Allah kepada hamba pilihan-Nya. Allah menurunkan mukjizat itu untuk menjaga kehormatan Maryam yang selalu menjaga kesucian diri. Kisah ini menegaskan bahwa Allah tidak akan membiarkan tuduhan palsu merusak kehormatan orang yang beriman. Ia selalu hadir sebagai pelindung bagi mereka yang sabar dan yakin pada pertolongan-Nya.

Pasca Wafatnya Rasulullah: Sikap Abu Bakar Menghadapi Kemurtadan

Dalam dimensi spiritual, mukjizat bayi yang berbicara mengajarkan manusia untuk tidak meremehkan kekuasaan Allah. Peristiwa ini menunjukkan bahwa wahyu dan kebenaran bisa muncul dalam bentuk yang tidak terduga. Allah dapat membuat bayi berbicara, laut terbelah, atau api menjadi dingin—semua demi menegaskan keesaan dan kebesaran-Nya.

Dari sisi pengetahuan modern, kisah ini membuka ruang refleksi yang luas. Para ilmuwan mungkin mencoba mencari penjelasan biologis atau metaforis, tetapi mukjizat tidak tunduk pada hukum fisika. Mukjizat hadir untuk melampaui batas akal dan menunjukkan bahwa ilmu manusia memiliki batas. Allah ingin manusia memahami bahwa wahyu adalah sumber pengetahuan tertinggi, bukan sekadar objek penelitian.

Nilai Spiritual dan Pengetahuan Baru dari Mukjizat Nabi Isa a.s.

Kisah Nabi Isa juga membawa pesan lintas zaman dan lintas agama. Dalam Islam, Isa dihormati sebagai nabi, bukan anak Tuhan. Al-Qur’an menegaskan hal ini untuk mengembalikan konsep ketuhanan kepada kemurnian tauhid. Mukjizat bayi yang berbicara menjadi bukti langsung bahwa Isa hanyalah utusan Allah yang menyampaikan risalah-Nya. Dengan demikian, mukjizat ini bukan sekadar keajaiban masa lalu, melainkan pengingat bagi manusia masa kini agar tidak menuhankan makhluk, betapa pun agungnya.

Dalam konteks sosial modern, kisah ini tetap relevan. Manusia sering menilai sesuatu dari prasangka dan penampilan luar. Masyarakat Bani Israil tergesa-gesa menuduh Maryam tanpa mencari kebenaran. Fenomena serupa masih terjadi sekarang, ketika banyak orang menilai tanpa fakta dan menyebarkan kabar tanpa verifikasi. Kisah Maryam dan Isa mengajarkan agar manusia menahan lidah, menjaga kehormatan orang lain, dan mempercayai bahwa Allah akan menampakkan kebenaran di waktu yang tepat.

Mukjizat Nabi Isa a.s. akhirnya menjadi pesan universal tentang kekuatan iman, kesucian niat, dan pembelaan Allah terhadap kebenaran. Siapa pun yang memegang nilai-nilai ini akan merasakan keajaiban dalam hidupnya. Mukjizat mungkin tidak lagi hadir dalam bentuk bayi berbicara, tetapi bisa muncul dalam bentuk kekuatan moral, kejujuran, atau keberanian menegakkan kebenaran di tengah dunia yang penuh dusta. Itulah mukjizat yang terus hidup di hati orang beriman hingga akhir zaman. (Hendri Hasyim)

Penaklukan Thabaristan (Bagian 2): Kemenangan di Era Umayyah


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement