Khazanah
Beranda » Berita » Wajibnya Ittiba: Petunjuk Kehidupan Manusia

Wajibnya Ittiba: Petunjuk Kehidupan Manusia

Wajibnya Ittiba: Petunjuk Kehidupan Manusia
Wajibnya Ittiba: Petunjuk Kehidupan Manusia

 

SURAU.CO  –  بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم . Setiap manusia wajib melakukan ittiba’ (mengikuti) kebenaran dengan mengikuti wahyu yang Allah turunkan melalui Rasul-Nya. Allah jadikan wahyu tersebut sebagai petunjuk bagi manusia di dalam kehidupannya.

Seorang muslim wajib ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dengan menempuh jalan yang beliau tempuh dan melakukan apa yang beliau lakukan. Begitu banyak ayat Al-Qur’an yang memerintahkan setiap muslim agar selalu ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam di antaranya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintal Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. “Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [Ali lmran/3 :31].

Budaya Hustle Culture vs Berkah: Meninjau Ulang Definisi Sukses

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

“Hai orang-arang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah Ia kepada Allah (AlQur ‘an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” [An-Nisa/4 :59].

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” [Al-Hujurat/49:1].

Hukuman Berat Menyelewengkan Ittiba

Allah memerintahkan setiap muslim agar ittiba’ kepada sabilil mukminin yaitu jalan para sahabat Rasulullah dan mengancam dengan hukuman yang berat kepada siapa saja yang menyeleweng darinya:

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan Ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan Ia ke dalam jahanam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali”. [An-Nisa’/4:115].

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

 وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Generasi Sandwich dan Birrul Walidain: Mengurai Dilema dengan Solusi Langit

Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. [al-Hasyr/59 :7].

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat, dan dia banyak menyebut Allah. [al-Ahzaab/33:21].

Jaminan Surga

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُّبِينًا

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka sungguhlah dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata. [al-Ahzaab/33:36].

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كُلُّ أُمَّتِيْ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى ، قِيْلَ : وَمَنْ يَأْبَى يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : مَنْ أَطَاعَنِيْ دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِيْ فَقَدْ أَبَى

Setiap ummatku akan masuk surga, kecuali yang enggan”. Para sahabat bertanya,”Siapa yang enggan, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab,”Barangsiapa yang taat kepadaku, maka dia masuk surga. Dan barangsiapa yang durhaka kepadaku, maka dialah yang enggan”[ HR Imam Bukhari no. 7280 dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu].

Abu Bakar ash Shiddiq Radhiyallahu anhu menegaskan dengan lantang, berkata :

لَسْتُ تَارِكاً شَيْئاً كَانَ رَسُوْلُ اللهِ يَعْمَلُ بِهِ إِلاَّ عَمِلْتُ بِهِ ، فَإِنِّيْ أَخْشَى إِنْ تَرَكْتُ شَيْئاً مِنْ أَمْرِهِ أَنْ أَزِيْغَ

Aku tidak akan meninggalkan sesuatu yang Rasulullah lakukan kecuali untuk aku amalkan, karena aku khawatir, jika aku tinggalkan perintah Rasulullah, maka aku akan sesat.[ HR Bukhari, no. 3093, dan diriwayatkan oleh Ibnu Baththah dalam kitabnya, al Ibanah, I/245-246 no. 77].

PARA IMAM MELARANG TAQLID DAN MEWAJIBKAN ITTIBA’

Di antara hal lain yang membedakan secara mendasar antara taqlid dan ittiba’ adalah ketika para imam melarang para pengikutnya untuk melakukan taqlid dan memerintahkan mereka untuk selalu melakukan ittiba’:

Al-Imam Abu Hanifah memerintahkan, “Janganlah kalian mengambil perkataan kami sebelum mengetahui sumbernya, dan janganlah kalian berfatwa dengan perkataan kami tanpa mengetahui dalil kami.” [ Dinukil oleh Ibnu Abidin dalam Hasyiyahnya atas Bahru Raiq 6/293 dan Sya’ rany dalam Al-Mizan 1/55].

Al-Imam Malik berkata : “Sesungguhnya aku adalah manusia yang bisa benar dan keliru. Saya ambil dan ikuti setiap yang sesuai dengan Kitab dan Sunnah, dan saya tinggalkan setiap yang tidak sesuai dengan Kitab dan Sunnah berdasarkan perkataan “Lihatlah pendapatku, ambillah setiap yang sesuai dengan Kitab dan Sunnah, dan tinggalkanlah setiap yang tidak sesuai dengan Kitab dan Sunnah.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam Al-Jami’ 2/32]. [Diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam Al-Jami’ 2/32].

Al-Imam Ahmad berkata, “Janganlah.engkau taqlid dalam agamamu kepada seorangpun dari mereka, apa yang datang dari Nabi dan para sahabatnya ambillah” Beliau juga berkata, “Ittiba’ adalah jika seseorang mengikuti apa yang datang dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya”[ Masa’iI Al-Imam Ahmad oleh Abu Dawud hal.276- 277]. referensi: almanhaj.or.id. 𝑱𝒂𝒛𝒂𝒌𝒖𝒎𝒖𝒍𝒍𝒂𝒉𝒖 𝒌𝒉𝒂𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒘𝒂 𝒃𝒂𝒓𝒂𝒌𝒂𝒍𝒍𝒂𝒉𝒖 𝒇𝒊𝒊𝒌𝒖𝒎. (Army Daily)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement