SURAU.CO – Allah ﷻ berfirman: > “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.” (QS. Ali Imran: 190)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kehidupan di dunia bukanlah sesuatu yang hadir tanpa maksud. Setiap detil yang ada, baik di langit maupun di bumi, adalah tanda (ayat) dari kebesaran Allah. Tanda itu mengajarkan kita untuk mengenal, tunduk, dan semakin yakin bahwa hanya Allah-lah Pengatur segala sesuatu.
Tanda dalam Kehidupan Sehari-Hari
Sejatinya, kita telah dikelilingi oleh tanda kekuasaan Allah setiap saat.
Pergantian siang dan malam yang teratur adalah tanda keteraturan ciptaan Allah. Tanpa pergantian itu, kehidupan manusia akan kacau.
Rezeki yang mengalir dari arah yang tak terduga, menunjukkan bahwa Allah-lah Sang Pemberi, bukan semata hasil kerja keras manusia.
Kesehatan dan sakit, keduanya adalah tanda kasih sayang sekaligus ujian dari Allah agar manusia bersyukur dan bersabar.
Sungguh, jika kita mau merenung, setiap hembusan nafas pun adalah tanda kasih sayang Allah yang tak pernah putus.
Tanda dalam Perjalanan Hidup
Manusia hidup di bawah sistem kuasa Allah. Ada fase-fase kehidupan yang semuanya telah ditentukan:
Kelahiran yang kita alami tanpa bisa memilih.
Pertumbuhan yang menunjukkan adanya kekuasaan yang mengatur tubuh dan jiwa kita.
Kematian yang pasti datang, meskipun manusia sering berpura-pura melupakannya.
Setiap fase itu adalah tanda bahwa kita bukanlah pemilik kehidupan, melainkan hanya hamba yang dititipkan kesempatan untuk beramal.
Tanda di Masa Depan
Selain tanda yang kita rasakan hari ini, ada pula tanda-tanda yang akan datang:
Kematian sebagai gerbang menuju kehidupan abadi.
Hari kebangkitan ketika semua manusia dikumpulkan dari kuburnya.
Perhitungan amal yang adil, di mana setiap kebaikan dan keburukan akan dipertanggungjawabkan.
Semua itu adalah tanda nyata yang harusnya membuat manusia sadar dan bersiap sejak sekarang.
Tujuan dari Semua Tanda
Tanda-tanda itu tidak hadir sekadar untuk dikagumi. Ia hadir agar manusia:
Sadar bahwa dirinya lemah tanpa Allah.
Tunduk dengan penuh ketundukan dan kepatuhan kepada syariat-Nya.
Yakin bahwa hanya Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allah ingin manusia membaca tanda-tanda tersebut, bukan dengan mata semata, melainkan dengan hati dan akal yang jernih.
Penutup
Hidup ini adalah rangkaian tanda-tanda kekuasaan Allah. Dari terbitnya matahari hingga ia tenggelam, dari lahirnya seorang bayi hingga kembalinya manusia ke tanah, semuanya adalah pelajaran. Semakin kita membaca tanda-tanda itu, semakin kuat iman kita bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah.
Maka, mari kita renungkan firman Allah:
> “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”
(QS. Ar-Rum: 22)
Semoga kita termasuk orang yang mampu membaca tanda-tanda kekuasaan Allah, lalu mengubahnya menjadi bekal iman, amal, dan taqwa.
AYAH HARUS BANYAK BELAJAR ILMU AGAMA
Seorang ayah bukan hanya pencari nafkah, pelindung, dan pemimpin keluarga dalam urusan duniawi saja, tetapi juga penanggung jawab utama dalam urusan agama bagi anak dan istrinya. Allah ﷻ telah memberikan amanah yang begitu besar kepada seorang kepala keluarga, sehingga ia tidak boleh hanya berhenti pada urusan materi, melainkan harus bersungguh-sungguh dalam mempelajari ilmu agama.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang lelaki adalah pemimpin bagi keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari hadis ini, jelas bahwa seorang ayah tidak hanya ditanya kelak di akhirat tentang bagaimana ia memberi makan keluarganya, tetapi juga bagaimana ia mendidik mereka agar mengenal Allah, menunaikan shalat, berakhlak mulia, serta jauh dari maksiat.
Maka, seorang ayah harus bersemangat menuntut ilmu agama. Tidak harus langsung menjadi ustadz atau ulama, tetapi cukup dengan kesungguhan untuk selalu belajar, baik lewat membaca Al-Qur’an, mengikuti kajian, bertanya kepada ustadz, maupun mendidik dirinya dengan bacaan dan amalan sehari-hari. Karena bagaimana mungkin ia bisa membimbing keluarganya menuju surga, jika dirinya sendiri tidak tahu arah dan jalannya?
Allah ﷻ berfirman dalam QS. At-Tahrim: 6:
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
Ayat ini menegaskan bahwa seorang ayah wajib menjaga keluarganya dari api neraka dengan cara mengajarkan tauhid, menegakkan shalat di rumah, mengajarkan halal-haram, dan memberikan teladan dalam ibadah serta akhlak.
Mengapa ayah harus semangat belajar agama?
- Sebagai penunjuk jalan keluarga – Ayah adalah imam dalam rumah tangga. Tanpa ilmu agama, ia akan bingung menentukan arah hidup keluarganya.
-
Agar bisa melindungi dari fitnah zaman – Anak-anak kini menghadapi ujian besar: pergaulan bebas, konten merusak, dan lemahnya iman. Ayah harus punya bekal ilmu untuk menasehati mereka.
-
Menjadi teladan nyata – Keluarga akan lebih mudah meniru perbuatan ayah daripada sekadar mendengar nasihat.
-
Bekal untuk akhirat – Keluarga yang shalih adalah amal jariyah bagi orang tua, doa anak shalih akan terus mengalir meski ayah sudah wafat.
Karena itu, mari para ayah jangan malas menghadiri kajian, membaca buku agama, memperbaiki bacaan Al-Qur’an, dan mendekatkan diri kepada Allah. Ingatlah, tugas seorang ayah bukan sekadar membawa pulang uang, tetapi membawa anak-istri menuju surga.
Pesan Penting: “Jika seorang ayah tidak tahu jalan menuju surga, bagaimana ia bisa menuntun keluarganya ke sana?”. (Oleh: Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
