Khazanah
Beranda » Berita » Sopan Santun dalam Pergaulan: Warisan Adab Islam untuk Anak Zaman Now Menurut Kitab Akhlaq lil Banin

Sopan Santun dalam Pergaulan: Warisan Adab Islam untuk Anak Zaman Now Menurut Kitab Akhlaq lil Banin

Sopan santun dalam pergaulan menurut Kitab Akhlaq lil Banin
Ilustrasi realistik bernuansa filosofis. Sekelompok santri muda berinteraksi dengan guru dan teman-temannya dengan sikap sopan, saling menghormati, sambil duduk dalam lingkaran diskusi di halaman pesantren.

Di tengah derasnya arus modernisasi dan gaya hidup serba cepat, banyak orang menganggap sopan santun kuno atau tidak relevan. Padahal, dalam Islam, adab adalah mahkota akhlak. Sopan santun bukan sekadar aturan basa-basi, melainkan wujud penghormatan terhadap diri sendiri, orang lain, dan Allah ﷻ.

Kitab Akhlaq lil Banin karya Syaikh Umar Baraja menjadi rujukan penting bagi pendidikan karakter anak. Di dalamnya, beliau menekankan bahwa sopan santun dalam berbicara, bergaul, dan bersikap adalah fondasi akhlak mulia. Jika anak zaman now ingin dihargai, disegani, dan dicintai, mereka harus memulai dari hal sederhana: sopan santun dalam pergaulan.

Sopan Santun dalam Perspektif Al-Qur’an

Al-Qur’an mengajarkan umat Islam untuk menjaga adab dalam berbicara dan berinteraksi. Allah ﷻ berfirman:

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا
“Dan ucapkanlah perkataan yang baik kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah [2]: 83).

Ayat ini menegaskan bahwa berbicara baik adalah perintah Allah. Tidak ada ruang bagi ucapan kasar, merendahkan, atau menyakiti hati orang lain. Sopan santun dimulai dari lisan yang bersih.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Hadits Nabi ﷺ tentang Adab Pergaulan

Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya menjaga lisan dalam kehidupan sosial. Beliau bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menunjukkan hubungan erat antara iman dan sopan santun. Seseorang tidak mencapai iman sempurna jika ia tidak menjaga lisannya.

Pesan Kitab Akhlaq lil Banin tentang Sopan Santun

Syaikh Umar Baraja menulis dalam Akhlaq lil Banin:

“كُنْ مُؤَدَّبًا مَعَ النَّاسِ فِي كَلَامِكَ وَأَفْعَالِكَ.”

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

“Bersikaplah sopan terhadap manusia, baik dalam ucapanmu maupun perbuatanmu.

Pesan ini sederhana, tetapi sangat relevan untuk anak zaman now. Sopan santun bukan sekadar berkata “tolong” atau “terima kasih”, melainkan mencakup cara berbicara, sikap tubuh, menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, dan menghargai sesama.

Mengapa Sopan Santun Penting untuk Anak Zaman Now?

Generasi muda saat ini tumbuh dalam dunia digital yang serba instan. Media sosial sering menjadi tempat perdebatan, ejekan, bahkan perundungan. Dalam kondisi ini, sopan santun adalah tameng sekaligus identitas.

Anak yang sopan lebih mudah diterima di lingkungan manapun. Guru menghargai mereka, teman menyukai mereka, dan orang tua mempercayai mereka. Sebaliknya, anak yang kasar, angkuh, dan tak tahu adab dijauhi orang lain, meski ia pintar sekalipun.

Sopan Santun dalam Berbicara

Lisan adalah cermin hati. Orang tua perlu mengajarkan anak-anak untuk:

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

  • Tidak memotong pembicaraan orang lain.

  • Menggunakan kata yang halus, meski sedang berbeda pendapat.

  • Menghindari ejekan, cercaan, dan kata kasar.

Rasulullah ﷺ sendiri berbicara dengan tutur kata lembut, bahkan kepada orang yang menentangnya.

Sopan Santun dalam Bersikap

Selain ucapan, sikap juga menunjukkan sopan santun. Contohnya:

  • Anak menghormati guru dengan duduk tenang saat mendengar pelajaran.

  • Anak tidak bermain gawai ketika orang tua berbicara.

  • Anak menyapa dengan salam dan senyum ketika bertemu teman.

Hal-hal kecil ini sering orang anggap sepele, tetapi justru menentukan bagaimana orang lain menilai kepribadian seseorang.

Sopan Santun dalam Pergaulan Modern

Anak zaman now bergaul tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Oleh karena itu, sopan santun harus hadir di kedua ruang tersebut.

  • Di dunia nyata, orang tua mengajarkan anak etika bertamu, etika makan bersama, dan etika berbicara di depan umum.

  • Di dunia maya, orang tua mengajarkan anak untuk tidak menyebar hoaks, tidak berkomentar kasar, dan menghargai privasi orang lain.

Dengan demikian, sopan santun tetap relevan meski zaman berubah.

Tantangan Pergaulan Anak Zaman Now

Anak-anak menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga sopan santun:

  1. Budaya digital sering mendorong ekspresi bebas tanpa batas.

  2. Pengaruh globalisasi kadang meremehkan adab tradisional.

  3. Banyak orang dewasa tidak memberi teladan, baik di rumah maupun di masyarakat.

Namun, tantangan ini bukan alasan untuk mengabaikan sopan santun. Justru di tengah kebebasan, adab menjadi penyeimbang agar anak tidak kehilangan arah.

Peran Orang Tua dan Guru dalam Menanamkan Sopan Santun

  • Orang tua adalah madrasah pertama. Anak belajar sopan santun dari cara orang tua berbicara, menghargai pasangan, hingga berinteraksi dengan tetangga.

  • Guru adalah teladan kedua. Guru yang beradab lebih mudah menanamkan nilai sopan santun pada muridnya.

Kitab Akhlaq lil Banin menekankan pentingnya peran teladan ini, karena anak sulit menerapkan nasihat tanpa contoh nyata.

Panduan Praktis Menumbuhkan Sopan Santun

  1. Latih anak mengucapkan salam sebelum masuk rumah atau bertemu orang.

  2. Ajarkan doa-doa singkat agar anak terbiasa mengingat Allah saat beraktivitas.

  3. Biasakan anak mengucapkan terima kasih dan meminta maaf dalam kehidupan sehari-hari.

  4. Beri teguran lembut ketika anak berlaku tidak sopan.

  5. Ceritakan kisah teladan Nabi dan sahabat untuk menginspirasi mereka.

Sopan santun bukan hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat. Dengan sopan santun, masyarakat menciptakan hubungan sosial yang harmonis, mencegah konflik, dan menumbuhkan rasa saling menghormati. Masyarakat yang menjunjung tinggi adab hidup lebih damai, teratur, dan maju.

Kesimpulan

Kitab Akhlaq lil Banin mengajarkan bahwa sopan santun adalah bagian dari akhlak mulia yang wajib orang tua tanamkan sejak anak kecil. Anak zaman now yang memegang teguh sopan santun akan tumbuh menjadi generasi yang beradab, berakhlak, dan bermanfaat bagi bangsa dan agama.

Sopan santun adalah bunga kehidupan, harum mewangi di setiap zaman. Ia tak lekang oleh waktu dan tak pudar karena modernisasi. Anak yang menjunjung adab akan bersinar dalam pergaulan, menjadi cahaya bagi lingkungannya, dan membawa berkah bagi umat.

*Gerwin Satria N

Pegiat literasi Iqro’ University Blitar


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement