Makan dan minum adalah kebutuhan dasar manusia. Namun, dalam Islam, keduanya tidak hanya dipandang sebagai urusan perut, tetapi juga bagian dari ibadah. Adab makan dan minum mengajarkan bahwa setiap suapan bukan sekadar mengenyangkan, melainkan sarana mendekatkan diri kepada Allah.
Kitab Akhlaq lil Banin karya Syaikh Umar bin Ahmad Baraja menekankan pentingnya adab sederhana ini. Meski terlihat sepele, adab makan dan minum adalah cermin akhlak seseorang. Orang yang menjaga sopan santun di meja makan biasanya juga berhati-hati dalam pergaulan sehari-hari. Dengan kata lain, akhlak teruji bukan hanya di masjid, tetapi juga di ruang makan.
Al-Qur’an tentang Nikmat Makanan dan Minuman
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal lagi baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 168).
Ayat ini menegaskan bahwa makanan dan minuman bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang kehalalan dan kebaikan. Karena itu, adab makan dimulai dengan memastikan makanan yang dikonsumsi bersih dan halal.
Hadits Nabi tentang Adab Makan dan Minum
Rasulullah ﷺ memberikan banyak teladan tentang adab makan. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
يَا غُلَامُ، سَمِّ اللهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
“Wahai anak muda, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang dekat darimu.” (HR. Bukhari & Muslim).
Hadits ini singkat, tetapi mencakup tiga adab utama: membaca basmalah, makan dengan tangan kanan, dan mengambil makanan dari bagian yang dekat.
Ajaran Kitab Akhlaq lil Banin tentang Adab Makan dan Minum
Dalam Akhlaq lil Banin Syaikh Umar Baraja menerangkan:
“كُلْ مِمَّا يَلِيكَ، وَلَا تَأْكُلْ بِشِرَهٍ، وَلَا تَمُدَّ يَدَكَ إِلَى الطَّعَامِ قَبْلَ غَيْرِكَ.”
“Makanlah dari yang dekat darimu, janganlah makan dengan rakus, dan janganlah mendahului orang lain dalam mengambil makanan.”
Pesan ini tampak sederhana, namun sangat mendidik. Seorang anak yang dibiasakan menjaga adab makan akan tumbuh menjadi pribadi yang tahu menghargai orang lain.
Nilai Spiritual dalam Adab Makan dan Minum
Makan dan minum bukan hanya aktivitas jasmani, tetapi juga latihan spiritual. Dengan membaca doa sebelum dan sesudah makan, seorang muslim diajarkan untuk bersyukur atas nikmat Allah. Bahkan, rasa syukur itu mengajarkan kesadaran bahwa tidak semua orang memiliki makanan yang sama. Rasulullah ﷺ juga bersabda:
الطَّعَامُ الْوَاحِدُ يَكْفِي الِاثْنَيْنِ، وَالطَّعَامُ الِاثْنَيْنِ يَكْفِي الثَّلَاثَةَ وَالْأَرْبَعَةَ
“Makanan satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk tiga atau empat orang.” (HR. Bukhari & Muslim).
Hadits ini mengajarkan untuk tidak berlebihan. Islam melatih umatnya agar makan secukupnya dan berbagi dengan sesama.
Adab Makan dan Minum dalam Kehidupan Sehari-hari
- Membaca Basmalah dan Hamdalah
Awali makan dengan basmalah, akhiri dengan hamdalah. Ini wujud rasa syukur.
- Menggunakan Tangan Kanan
Rasulullah ﷺ melarang makan dengan tangan kiri, karena itu identik dengan kebiasaan setan.
- Mengambil yang Terdekat
Mengambil makanan dari bagian dekat melatih kesopanan dan menghindari keserakahan.
- Tidak Berlebihan
Allah ﷻ berfirman:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf [7]: 31).
- Duduk dengan Tenang
Makan sambil duduk menumbuhkan sikap tenang dan penuh syukur.
Adab Minum yang Diajarkan Rasulullah ﷺ
- Membaca basmalah sebelum minum.
- Minum dengan tangan kanan.
- Minum dalam tiga tegukan, tidak sekaligus.
- Tidak bernafas di dalam gelas.
- Mengucapkan hamdalah setelah selesai.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لا تَشْرَبُوا نَهْكَةً وَاحِدَةً كَشُرْبِ الْبَعِيرِ، وَلَكِنِ اشْرَبُوا مَثْنَى وَثُلاَثَ، وَسَمُّوا اللهَ إِذَا شَرِبْتُمْ، وَاحْمَدُوا اللهَ إِذَا فَرَغْتُمْ
“Janganlah kalian minum sekaligus seperti unta, tetapi minumlah dalam dua atau tiga tegukan. Sebutlah nama Allah ketika minum, dan pujilah Allah ketika selesai.” (HR. Tirmidzi).
Makna Sosial dari Adab Makan dan Minum
Adab makan dan minum bukan hanya melatih kesopanan pribadi, tetapi juga membangun harmoni sosial. Dengan adab, seseorang belajar berbagi, menghargai giliran, dan mengutamakan orang lain. Dari meja makan, kita belajar tentang etika hidup bermasyarakat.
Budaya cepat saji dan makan sambil tergesa sering membuat orang lupa adab. Anak-anak terbiasa makan sambil bermain gawai, bahkan lupa berdoa. Fenomena ini menunjukkan bahwa adab makan perlu diajarkan kembali sejak dini, baik di rumah maupun di sekolah.
Syaikh Umar Baraja menekankan bahwa adab kecil seperti cara makan sesungguhnya membentuk karakter besar. Anak yang dibiasakan disiplin di meja makan akan terbiasa disiplin dalam hidup. Anak yang diajari berbagi makanan akan tumbuh menjadi pribadi yang dermawan.
Kesimpulan
Adab makan dan minum adalah pelajaran sederhana namun sangat penting. Kitab Akhlaq lil Banin mengajarkan bahwa akhlak tidak hanya dibangun dari hal besar, tetapi justru dari kebiasaan kecil sehari-hari. Jika seorang anak mampu menjaga adab makan, ia akan lebih mudah menjaga akhlak dalam lingkup yang lebih luas.
Makan bukan sekadar mengisi perut, minum bukan hanya menghilangkan dahaga. Keduanya adalah kesempatan untuk bersyukur, beradab, dan beribadah. Seorang yang beradab dalam makan dan minum akan membawa ketenangan bagi dirinya, keluarganya, dan lingkungannya. Maka, jagalah adab di meja makan, karena dari sanalah cermin akhlak kita terpancar.
*Gerwin Satria N
Pegiat literasi Iqra’ University Blitar
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
