SURAU.CO. Pesan mendalam tentang toleransi dan perdamaian kembali bergema dalam sebuah pameran di Masjid Istiqlal Jakarta. Warisan pemikiran KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan tokoh perdamaian Daisaku Ikeda dari Jepang dapat Anda nikmati dalam Pameran Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian. Acara ini merupakan kolaborasi antara Yayasan Bani Abdurrahman Wahid dan Soka Gakkai Indonesia.
Pameran tersebut menempati Selasar Al-Fattah, Masjid Istiqlal Jakarta mulai terbuka untuk umum pada Rabu, 1 Oktober 2025.Ketua Pelaksana Pameran Dialog Peradaban 2025, Inaya Wulandari Wahid, menjelaskan tujuan kegiatan ini. Acara ini memperingati 15 tahun pertemuan Gus Dur dan Daisaku Ikeda. Pertemuan mereka terdokumentasi dalam sebuah buku penting. “Salah satu wasiat Gus Dur dan Ikeda adalah penyebaran luas buku ini,” ujar Inaya. “Buku ini sangat penting karena berbicara tentang kondisi dunia.” Ia menambahkan, peluncuran dilakukan dengan cara berbeda. Dalam acara pembukaan, peluncuran Audio Book berjudul “Dialog Peradaban” . Audio book ini hadir dalam bahasa yang dapat dipakai difabel. Inovasi ini memastikan aksesibilitas pesan perdamaian.
Membangun Relasi Berlandaskan Kemanusiaan
Menurut Inaya, hubungan Indonesia dan Jepang harus lebih dari politik atau ekonomi, akan tetapi harus berdasarkan landasan kemanusiaan. Ia mengkritik relasi antarnegara yang kerap terjebak pada kepentingan transaksional. Adanya perebutan sumber daya seringkali mengabaikan keragaman. Padahal keragaman adalah fitrah manusia. “Sesekali kita melihat negara menjalin hubungan hanya karena kesamaaan kepentingan ideologi atau agama. Padahal, manusia perlu menjalin hubungan lebih fundamental. Hubungan ini terjalin karena mereka sama-sama manusia. Konteks kemanusiaan ini cocok menggambarkan kedua tokoh,” katanya.
Gus Dur dan Daisaku Ikeda menunjukkan wajah politik yang manusiawi dan kerendahan hati. Mereka berdua, lanjut Inaya berpihak pada kelompok lemah. “Inilah yang dibawa Abdurrahman Wahid dan Daisaku Ikeda. Kedua tokoh ini berjuang untuk kemaslahatan bersama. Mereka menyuarakan bagi yang tidak berdaya. Mereka juga menjadi suara bagi yang dibisukan,” ungkapnya.
Visi Perdamaian Gus Dur dan Ikeda
Sementara itu Wakil Presiden Soka Gakkai, Hirotsugu Terasaki, menyampaikan apresiasinya atas acara ini. Menurutnya Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Daisaku Ikeda punya kesamaan visi yaitu perdamaian. “Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid dan guru kami, Ikeda Sensei, telah menghabiskan hidup mereka,” kata Hirotsugu Terasaki.
Keduanya, menurut Terasaki sering berkeliling dunia menjalin dialog lintas agama. Termasuk dengan umat Kristen dan Yahudi dan agama lainnya. “Bagi kami, mereka adalah teladan dalam dialog antaragama,” ujarnya. Selain itu Hirotsugu juga menyampaikan pentingnya dialog. Dialog antarumat beragama menjadi jembatan penting. Ini menghapus kesalahpahaman dan prasangka. Terutama atas komunitas berbeda. Hal ini pernah dialami komunitas Jepang. Tepatnya di pertengahan tahun 90-an. Saat itu informasi Islam masih terbatas. Hirotsugu menyampaikan apresiasi tulus. Keluarga besar Gus Dur tetap menjaga hubungan baik. Hubungan ini terjalin erat dengan Soka Gakkai. Nilai-nilai persahabatan dan perdamaian terus diwariskan. Ini berlanjut kepada lintas generasi.
Pesan Persahabatan
Dalam kesempatan yang sama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Pratikno turut menyampaikan pandangannya. Menurutnya Dialog lintas agama dan budaya oleh Gusdurian dan Soka Gakkai merupakan teladan penting di era sekarang.
“Rumah persaudaraan, solidaritas, dialog perdamaian lintas agama dan budaya. Juga lintas keyakinan, sungguh sangat mulia. Gusdurian dan Soka Gakkai terus menjembatani persahabatan, ” tambahnya.
Persahabatan antarperbedaan, antaragama dan antarkeyakinan, antaretnis sangat penting sebagai upaya mengokohkan fondasi perdamaian. Pratikno kemudian mengingat pesan Gus Dur. Membangun persahabatan sejati harus berlandaskan kemanusiaan. Bukan karena kepentingan sesaat. “Mari kita terus mengkampanyekan nilai-nilai persahabatan ini. Semua akan penuh tawa, seperti Gus Dur,” ungkapnya/
Pameran Dialog Peradaban Gus Dur-Ikeda dibuka meriah. Nyai Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid memimpin pemukulan bedug. Bersamanya hadir Umar Wahid Hasyim. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Pratikno juga turut serta. Wakil Presiden Soka Gakkai International, Terasaki Hirotsugu, turut hadir. Sejumlah tokoh lintas agama juga memeriahkan acara. Pembukaan ini semakin memperkuat pesan persatuan.
Setelah di Masjid Istiqlal, pameran akan berlanjut. Dua lokasi lain siap menyambut. Yaitu Makara Art Centre Universitas Indonesia. Kemudian, Pusat Kebudayaan Soka Gakkai Indonesia. “Tiga rangkaian itu berhubungan dengan isi buku,” jelas puteri keempat Gus Dur itu. Buku “Dialog Peradaban” mewakili berbagai aspek.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
