Pendidikan
Beranda » Berita » Pentingnya Literasi: Membuka Pintu Ilmu dan Peradaban

Pentingnya Literasi: Membuka Pintu Ilmu dan Peradaban

Pentingnya Literasi: Membuka Pintu Ilmu dan Peradaban
Pentingnya Literasi: Membuka Pintu Ilmu dan Peradaban

 

SURAU.CO   –   Literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis. Lebih dari itu, literasi adalah pintu gerbang menuju peradaban, cahaya yang membebaskan manusia dari gelapnya kebodohan, dan jalan yang mengantarkan pada kejayaan dunia sekaligus kebahagiaan akhirat.

Dalam Islam, tradisi literasi menempati posisi yang sangat mulia. Bukankah wahyu pertama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah perintah “Iqra’” (bacalah)? (QS. Al-‘Alaq: 1). Ayat ini mengisyaratkan bahwa membaca, menulis, menelaah, dan mengembangkan pengetahuan adalah fondasi kehidupan umat.

Literasi Sebagai Fondasi Peradaban

Bangsa yang maju adalah bangsa yang meletakkan literasi sebagai pondasi. Sejarah mencatat, ketika umat Islam menjadikan membaca, menulis, dan meneliti sebagai tradisi utama, lahirlah tokoh-tokoh agung seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Al-Ghazali, dan Ibnu Khaldun.

Karya-karya mereka tidak hanya bermanfaat bagi umat Islam, tetapi juga menjadi referensi dunia Barat hingga melahirkan era pencerahan (Renaissance).

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Kitab-kitab yang tersusun rapi di rak—seperti yang terlihat pada foto di atas—adalah bukti nyata bahwa peradaban Islam tumbuh dari budaya literasi yang kuat. Ribuan jilid karya ulama terdahulu masih terjaga hingga kini, menjadi warisan abadi yang bisa dipelajari lintas zaman.

Literasi dan Pembentukan Karakter

Membaca bukan hanya mengisi akal dengan informasi, tetapi juga menumbuhkan jiwa dengan hikmah. Dengan literasi, seseorang belajar memahami perbedaan, menghargai pendapat, dan menimbang sesuatu dengan adil. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

Hadits ini menegaskan bahwa literasi dan ilmu bukan hanya urusan duniawi, tetapi juga bernilai ukhrawi. Membaca kitab-kitab agama, menggali makna Al-Qur’an, dan memahami sejarah umat adalah bagian dari ibadah.

Literasi di Era Modern

Di era digital, literasi bukan hanya membaca buku fisik, tetapi juga kemampuan menyaring informasi. Begitu banyak berita bohong (hoaks), fitnah, dan manipulasi yang beredar. Tanpa literasi yang kuat, umat mudah terperdaya.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Karenanya, literasi hari ini harus diperluas: literasi digital, literasi informasi, dan literasi media.

Dengan itu, kita mampu memilah mana yang fakta dan mana yang sekadar opini menyesatkan.

Literasi dan Dakwah

Dakwah Islam berkembang pesat berkat pena dan tulisan. Imam Syafi’i dikenal bukan hanya karena lisannya, tetapi karena karya-karyanya yang abadi. Begitu pula ulama lainnya, mereka meninggalkan warisan dalam bentuk literatur yang hingga kini menjadi pegangan umat.

Maka, menulis adalah bagian dari dakwah. Setiap tulisan yang memberi manfaat akan bernilai amal jariyah. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh.” (HR. Muslim).

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Ilmu yang bermanfaat ini bisa diwujudkan dalam bentuk buku, artikel, atau catatan kecil yang menginspirasi orang lain.

Menghidupkan Kembali Tradisi Literasi

Tugas kita hari ini adalah menghidupkan kembali semangat literasi. Mulailah dari diri sendiri: sediakan waktu membaca setiap hari, biasakan menulis gagasan, dan ajarkan anak-anak mencintai buku sejak dini.

Rumah tanpa buku bagaikan tubuh tanpa ruh. Perpustakaan keluarga, sekecil apapun, akan menumbuhkan budaya ilmu di rumah. Seperti pepatah Arab mengatakan:

“Al-kutub jannatul ‘uqala’” (Buku adalah taman bagi orang-orang berakal).

Penutup

Literasi adalah ibadah, literasi adalah dakwah, dan literasi adalah peradaban. Umat yang gemar membaca dan menulis akan menjadi umat yang kuat, cerdas, dan berwibawa.

Mari kita jadikan literasi sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, menguatkan akidah, membangun peradaban, serta menghidupkan kembali warisan ulama yang mulia.

Karena setiap lembar yang kita baca, setiap huruf yang kita tulis, bisa jadi kelak menjadi saksi amal kita di hadapan Allah SWT. (Oleh: Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement