Ibadah
Beranda » Berita » Shalat Sampai Mati

Shalat Sampai Mati

Shalat Sampai Mati
Shalat Sampai Mati

 

SURAU.CO   –   Shalat adalah ibadah yang tidak pernah lepas dari kehidupan seorang muslim. Sejak seorang hamba mengucapkan dua kalimat syahadat hingga akhir hayatnya, kewajiban shalat akan terus melekat. Shalat tidak hanya sebatas rutinitas lima kali dalam sehari, tetapi ia adalah tali penghubung antara seorang hamba dengan Rabbnya, jalan untuk mendekat kepada Allah, serta benteng yang menjaga hati dan jiwa agar tetap hidup dalam cahaya iman.

Banyak orang merasa shalat itu berat, padahal sejatinya shalat hanya sebentar. Jika dibandingkan dengan 24 jam yang Allah berikan, waktu shalat tidak sampai satu jam penuh. Namun, justru dalam hitungan menit itulah tersimpan makna yang sangat besar: sebuah perjumpaan dengan Allah, Sang Pencipta, Sang Penguasa hidup dan mati.

Shalat Itu Hanya Sampai Mati

Kalimat sederhana namun menghujam: “Shalat itu nggak lama kok, cuma sampai kamu mati.”

Artinya, kita hanya diwajibkan shalat selama hidup di dunia. Begitu nyawa terlepas dari raga, kewajiban itu pun berakhir. Tidak ada lagi perintah shalat di alam kubur. Tidak ada kesempatan untuk menebus shalat yang ditinggalkan. Semua catatan sudah ditutup, dan shalat yang kita lakukan selama hidup menjadi saksi yang akan membela kita atau justru memberatkan kita di hadapan Allah.

Riyadus Shalihin: Antidot Ampuh Mengobati Fenomena Sick Society di Era Modern

Maka, jangan menunggu tua, jangan menunggu sibuk reda, jangan menunggu keadaan lapang. Karena jika kematian menjemput, penyesalan tidak akan berguna lagi. Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Amal pertama yang akan dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Jika shalatnya rusak, maka rusaklah seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi)

Bangun Tidur di Alam Kubur

Bayangkan suatu hari kita tidur di malam hari, namun ternyata kita tidak pernah bangun lagi di dunia. Tempat bangun kita bukan lagi di atas kasur, melainkan di dalam liang kubur. Saat itu, tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki shalat yang ditinggalkan. Tidak ada lagi waktu untuk menunda-nunda.

Allah telah memberi kita tubuh yang sehat, waktu yang cukup, dan kesempatan yang luas. Jika semua itu disia-siakan, kita sendiri yang akan rugi.

Betapa banyak orang menunda shalat dengan alasan sibuk, padahal waktu shalat hanya beberapa menit. Betapa banyak yang menganggap remeh shalat, padahal itulah penentu diterimanya amal-amal lain. Dan betapa banyak pula yang lalai, hingga ketika ajal menjemput, ia tidak sempat bertobat.

Budaya Hustle Culture vs Berkah: Meninjau Ulang Definisi Sukses

Shalat sebagai Bekal Hidup

Shalat adalah bekal utama kita dalam perjalanan panjang menuju akhirat. Ibarat seorang musafir yang membawa perbekalan untuk menempuh jalan jauh, demikian pula kita dalam hidup ini. Tanpa shalat, perjalanan akhirat akan terasa hampa, penuh penyesalan, dan gelap gulita.

Dalam shalat, seorang muslim belajar disiplin, kesabaran, kerendahan hati, hingga penghambaan sejati kepada Allah. Shalat juga menjadi pembersih dosa-dosa kecil yang tidak henti kita lakukan setiap hari. Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Bagaimana pendapat kalian, seandainya ada sebuah sungai di depan rumah salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi di sungai itu lima kali setiap harinya. Apakah masih tersisa kotoran pada tubuhnya?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotoran pada tubuhnya.” Rasulullah ﷺ bersabda, “Demikianlah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosa-dosa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jangan Lalai Selagi Sehat

Sering kali kita baru sadar pentingnya shalat ketika sakit, ketika tertimpa musibah, atau ketika usia menua. Padahal, kesempatan terbaik untuk shalat adalah ketika tubuh masih kuat, ketika hati masih tenang, dan ketika waktu masih lapang.

Allah tidak membebani hamba-Nya di luar kesanggupan. Bahkan ketika sakit, shalat tetap wajib dilakukan, meski dengan duduk atau berbaring.

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

Ini menunjukkan bahwa kita harus selalu mendirikan shalat, tidak peduli dalam kondisi apa pun.

Pesan Kehidupan: Shalat Sampai Mati

Saudaraku, shalat bukan hanya kewajiban, tapi ia adalah kebutuhan. Kebutuhan hati agar tetap hidup. Dan kebutuhan jiwa agar tetap tenang. Kebutuhan ruh agar tetap terhubung dengan Allah.

Maka jadikanlah shalat sebagai teman hidup kita hingga akhir hayat. Jangan pernah bosan, jangan pernah lalai. Mari kita dirikan shalat sebelum ajal menjemput kita.

Ingatlah, kewajiban shalat hanya sampai mati. Jika hari ini kita masih memiliki kesempatan, mari kita manfaatkan sebaik mungkin tanpa menundanya lagi. Sungguh, tidak ada ibadah yang lebih menenangkan daripada sujud di hadapan Allah, Sang Pemilik hidup dan mati.

Penutup: Shalat itu tidak lama, hanya beberapa menit dalam sehari. Namun dampaknya kekal hingga akhirat. Mari kita jaga shalat lima waktu, hingga nafas terakhir kita berhenti. Karena saat kematian menjemput, tidak ada lagi shalat. Yang ada hanya hasil dari shalat kita selama hidup. (Oleh: Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement