SURAU.CO – Buraq merupakan makhluk istimewa dalam tradisi Islam yang dipercaya menjadi tunggangan Nabi Muhammad SAW saat peristiwa Isra’ Mi’raj. Isra’ adalah perjalanan malam Nabi dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem. Sedangkan Mi’raj adalah perjalanan Nabi dari Masjidil Aqsa menembus langit hingga mencapai Sidratul Muntaha, tempat tertinggi yang hanya dapat ditempuh dengan izin Allah SWT.
Dalam tradisi Islam, Buraq digambarkan sebagai makhluk bercahaya yang tubuhnya menyerupai kuda dan memiliki sayap di kedua sisinya. Ia bergerak lebih cepat dari pandangan mata. Kata “Buraq” sendiri berasal dari bahasa Arab barq yang berarti kilat. Nama itu melambangkan kecepatan luar biasa yang Allah anugerahkan kepadanya. Oleh karena itu, kisah tentang Buraq mengingatkan umat Islam akan kekuasaan Allah yang tidak terbatas, sekaligus menegaskan keistimewaan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan terakhir-Nya.
Para ulama menafsirkan asal nama Buraq dengan beragam pandangan. Misalnya, ada sebagian ulama yang menamai Buraq karena warnanya putih berkilau cahaya. Namun, ulama lain berpendapat bahwa mereka menyebut Buraq karena warnanya loreng, sebagaimana orang Arab menyebut “barqak” untuk kambing berwarna hitam dan putih. (An-Nawawi, Syarh Shahih Muslim [Beirut: Dar Ihya Turats, 2003 M], juz II, halaman 210).
Buraq di Masa Nabi Ibrahim
Selain dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, Buraq juga hadir dalam kisah Nabi Ibrahim AS. Imam Ibnu Hajar al-Haitami meriwayatkan kisah yang menggambarkan betapa istimewanya Buraq. Nabi Ibrahim AS menggunakan Buraq untuk mengunjungi keluarganya di Makkah. Beliau tinggal di Syam, lalu setiap bulan berangkat pada pagi hari menuju Makkah untuk menemui istrinya, Hajar, dan putranya, Nabi Ismail. Setelah itu, beliau kembali ke Syam dan beristirahat di siang hari.
Kisah ini menunjukkan bahwa Buraq mampu menempuh perjalanan jauh dengan kecepatan yang tidak tertandingi oleh kendaraan apa pun. Lebih lanjut, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari juga menukil riwayat ini. Beliau menegaskan bahwa perjalanan Nabi Ibrahim yang menempuh ribuan kilometer hanya dalam hitungan jam membuktikan keistimewaan ciptaan Allah SWT.
Bentuk Fisik Buraq
Berbagai riwayat juga menjelaskan bentuk fisik Buraq. Rasulullah SAW bersabda bahwa Buraq berwarna putih, ukurannya lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari bighal (hewan persilangan kuda dan keledai). Ia melangkah sejauh pandangan matanya (HR Muslim).
Sahabat Anas bin Malik meriwayatkan bahwa pada malam Isra’ Mi’raj, Malaikat Jibril membawa Buraq yang sudah terpasang pelana dan tali kendali. Pada awalnya, Buraq enggan ditunggangi. Namun, Jibril menegurnya dengan mengatakan bahwa tidak ada penunggang yang lebih mulia daripada Nabi Muhammad SAW. Setelah mendengar itu, Buraq pun tunduk (HR Bazzar).
Selain itu, riwayat lain menegaskan bahwa Rasulullah SAW duduk di belakang Malaikat Jibril ketika menunggangi Buraq. Hewan ini mengangkat kaki belakangnya ketika hendak terbang dan mengangkat kaki depannya ketika hendak turun (HR Hakim).
Ahmad bin Muhammad ats-Tsa’labi dalam tafsirnya juga menukil hadis sahabat Ibnu Abbas. Rasulullah SAW menggambarkan Buraq dengan sangat detail. Pipinya menyerupai pipi manusia, ekornya mirip ekor unta dewasa, jambulnya seperti jambul kuda, dan kakinya menyerupai kaki unta. Kukunya mirip kuku sapi, dadanya berkilau seperti permata yaqut, dan punggungnya tampak seperti intan putih. Allah menghiasi tubuhnya dengan pelana dari surga dan memberinya dua sayap di kedua pahanya. Dengan demikian, Buraq memadukan ciri berbagai hewan dengan cahaya surgawi yang menambah keindahannya.
Tembok Buraq di Masjid Aqsa
Ketika Nabi Muhammad SAW sampai di Masjid Aqsa, beliau mengikat Buraq di sebelah barat masjid. Umat Islam kemudian mengenal tempat itu sebagai “Tembok Buraq”. Keberadaan tembok ini menjadi bukti nyata peristiwa Isra’ Mi’raj yang masih dapat kita saksikan hingga sekarang. Rasulullah SAW bersabda:
قال رسول الله لما انتهينا إلى بيت المقدس قال جبريل بإصبعه فخرق به الحجر وشد به البراق
Artinya:
“Ketika kami tiba di Baitul Maqdis, Jibril menunjuk dengan jarinya, lalu terbukalah sebuah batu dan ia mengikat Buraq di sana.” (HR Tirmidzi).
Seiring berjalannya waktu, kaum Yahudi menjadikan tembok tersebut sebagai tempat ibadah dan menyebutnya “Tembok Ratapan”. Mereka meyakini tembok itu sebagai sisa terakhir Kuil Sulaiman. Selain itu, di tempat ini kaum Yahudi setiap tahunnya selalu merayakan hari raya Matahari, yaitu hari raya untuk memperingati penetapan matahari ketika Allah menciptakan alam semesta. (Jihad Jamal, Ha’ithul Buraq Mujaz Tarikhi Muwatsaq).
Buraq di Hari Kiamat
Tidak berhenti sampai di sini, Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa keistimewaan Buraq tidak hanya terbatas pada peristiwa Isra’ Mi’raj. Beliau bersabda bahwa Allah akan membangkitkan para nabi di hari kiamat dengan menunggang hewan tunggangan mereka. Nabi Saleh akan datang menunggang unta, sementara Rasulullah SAW akan bangkit menunggang Buraq.
Hadis ini dikuatkan dengan sabda Rasulullah:
قال رسول الله تبعث الأنبياء يوم القيامة على الدواب ليوفوا بالمؤمنين من قومهم المحشر ويبعث صالح على ناقته وأبعث على البراق
Artinya:
“Setiap Nabi dibangkitkan di hari Kiamat untuk mendatangi orang-orang beriman dari kaum mereka di padang Mahsyar. Nabi Saleh dibangkitkan (dalam keadaan) menunggangi untanya, dan aku dibangkitkan (dalam keadaan) menunggang Buraq.” (HR Hakim).
Pelajaran dari Kisah Buraq
Dari rangkaian kisah di atas, jelas bahwa Buraq mengajarkan banyak pelajaran berharga. Allah menciptakan Buraq sebagai makhluk nyata yang mengantarkan para nabi dalam perjalanan luar biasa. Berbagai riwayat menggambarkan Buraq sebagai makhluk bercahaya, sangat cepat, indah, dan penuh keistimewaan.
Dengan demikian, keberadaannya tidak hanya berkaitan dengan peristiwa Isra’ Mi’raj, tetapi juga dengan kisah Nabi Ibrahim dan peristiwa hari kiamat. Sebagai umat Islam, kita beriman kepada keberadaan Buraq sebagaimana hadis-hadis sahih menegaskannya. Akhirnya, kisah tentang Buraq mengajarkan kita untuk yakin kepada kekuasaan Allah, mempercayai risalah Nabi, serta mengambil pelajaran dari setiap peristiwa agung yang Allah tunjukkan.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
