Khazanah
Beranda » Berita » Utbah ibn Ghazwan ibn Jabir : Orator Ulung dan Pemimpin yang Adil

Utbah ibn Ghazwan ibn Jabir : Orator Ulung dan Pemimpin yang Adil

Utbah ibn Ghazwan ibn Jabir : Orator Ulung dan Pemimpin yang Adil
Ilustrasi sahabat yang memberikan khutbah.

SURAU.CO-Utbah ibn Ghazwan ibn Jabir seorang sahabat Nabi keturunan Bani Mazini. Ayahnya bernama Ghazwan ibn Jabir ibn Wahab. Ia termasuk golongan pertama yang memeluk Islam. Ibn al-Atsir menuturkan bahwa ia adalah orang ketujuh yang bersyahadat di hadapan Rasulullah. Ketika menyampaikan khutbah di Bashrah, ia berkata, “Kalau tidak salah, aku adalah orang ketujuh yang memeluk Islam. Saat itu kami bersama Rasulullah tidak memiliki makanan selain dedaunan sampai bibir kami bintik-bintik (sariawan).”

Ketika kaum Quraisy semakin keras menekan dan menyiksa kaum muslim, Rasulullah saw. mengizinkan para sahabat untuk hijrah ke Abisinia (Habasyah). Utbah ibn Ghazwan termasuk di antara rombongan yang hijrah ke sana. Ia pulang ke Makkah ketika Rasulullah saw. belum berhijrah ke Madinah. Setelah beliau berhijrah ke Madinah, Utbah dan al-Miqdad tidak bisa keluar dari Makkah. Karenanya, ketika kaum Quraisy mengirim pasukan kecil di bawah pimpinan Ikrimah ibn Abu Jahal untuk menyerang kaum muslim, ia bergabung dalam pasukan itu, tetapi kemudian menyeberang dan bergabung dengan pasukan Muslim.

Ibn al-Atsir menuturkan bahwa Utbah ibn Ghazwan ikut serta dalam Perang Badar dan peperangan lainnya bersama Rasulullah. Pada masa kekhalifahan Umar ibn al-Khaththab, ia diutus ke Bashrah untuk memerangi bangsa Persia di Ubullah.

Pesan Khalifah Umar

Ketika melepas pasukan, Umar r.a. berkata, “Berangkatlah engkau bersama pasukanmu hingga datang di perbatasan antara Arab dan Ajam (non-Arab). Pergilah disertai berkah Allah! Bertakwalah kepada Allah sejauh kemampuanmu! Ketahuilah bahwa engkau berangkat menuju sarang musuh! Aku berdoa agar Allah memberimu pertolongan-Nya. Aku telah mengirim surat kepada al-Ala ibn al-Hadhrami agar membantumu dengan mengurus Arfajah ibn Hartsamah karena ia orang yang siap berjuang sampai mati melawan musuh. Ia juga merupakan pemimpin yang cerdik. Ajaklah ia bermusyawarah! Berdoalah kepada Allah! Siapa saja yang mau menjawab seruanmu (untuk memeluk Islam), terimalah! Dan barang siapa tidak mau memeluk Islam, tetapkanlah jizyah yang ringan! Tetapi, jika mereka menolak, pedanglah jawabannya! Hindari bentrokan dengan bangsa Arab yang kaujumpai, ajaklah mereka untuk ikut berjihad, seranglah musuh, dan bertakwalah kepada Allah!”

Utbah berangkat bersama pasukannya menuju Ubullah. Mereka berhasil menaklukkan kota itu tanpa jatuh korban seorang pun dari pihak mereka. Kemudian mereka bergerak menuju Bashrah dan juga berhasil menguasainya. Kota itu menjadi kota Islam pertama di kawasan Irak. Kemudian ia menyuruh Mahjan ibn al-Adra untuk membangun masjid di sana.

Meredam Polarisasi Bangsa Melalui Esensi Bab “Mendamaikan Manusia”

Setelah beberapa lama menetap di sana, Utbah berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Selama berhaji, kepemimpinan digantikan oleh Mujasyi ibn Mas‘ud, yang ditugaskan untuk membawa pasukan ke wilayah Efrat. Ia juga memerintahkan al-Mughirah ibn Syu‘bah untuk menjadi imam shalat.

Meminta tak lagi menjadi gubernur Bashrah

Setelah berhaji, Utbah menemui Khalifah Umar dan memohon agar ia tak lagi ditugaskan sebagai gubernur Bashrah. Namun, Khalifah Umar menolak permintaannya. Saat itulah Utbah berdoa, “Ya Allah, jangan Kaukembalikan aku ke sana.” Tidak lama berselang dalam sebuah perjalanan tiba-tiba ia jatuh dari tunggangannya dan wafat. Peristiwa itu terjadi pada 17 Hijriah di sebuah tempat bernama Ma‘dan Bani Sulaim dalam perjalanannya menuju Bashrah.

Al-Madaini mengatakan bahwa Utbah ibn Ghazwan wafat di Rabadzah pada 17 Hijriah. Ada juga yang mengatakan pada 15 H. Utbah ibn Ghazwan memiliki perawakan yang tinggi dan berwajah tampan.

Utbah ibn Ghazwan juga berhasil membuka dan menaklukkan wilayah Dusta Misan dan mendapatkan banyak rampasan perang (ghanimah). Banyak wanita dan anak-anak yang tertawan, termasuk di antaranya si kecil Yasar, yang kelak menjadi ayahanda al-Hasan al-Bashri, dan Arthaban, kakek Abdullah ibn Aun ibn Arthaban, dan masih banyak yang lainnya.

Khutbah saat menaklukkan Bashrah

Ketika berhasil menaklukkan Bashrah, ia menyampaikan khutbah sebagai berikut:

Mengapa Allah Menolak Taubat Iblis?

“Ingatlah, dunia hanya dapat dikuasai sesaat, tak ada yang kekal kecuali bagaikan air yang dikucurkan dari sebuah wadah. Kalian akan berpindah darinya, dan tak seorang pun bisa menawar. Maka, pindahlah kalian darinya membawa bekal kebaikan menuju negeri yang tak berujung! Bukankah kita sudah diingatkan bahwa batu yang dilemparkan dari tepi neraka Jahanam akan melayang selama 70 musim tetapi tak juga mencapai dasarnya. Demi Allah! Neraka itu pasti akan dipenuhi. Telah dituturkan kepadaku bahwa jarak antara dua pintu surga memakan waktu memakan waktu 40 tahun. Demi Allah, tempat itu akan penuh sesak. Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi orang yang besar tetapi kecil di hadapan manusia. Dan kalian akan memilih para pemimpin setelahku.”

Utbah ibn Ghazwan ibn Jabir adalah seorang orator ulung dan penguasa yang adil. la juga termasuk sahabat Nabi yang dikabulkan doanya. (St.Diyar)

Referensi:Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, 2012


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement