SURAU.CO. Asmaul Husna ke-16 adalah Al-Wahhabu (الوهاب), yang berarti “Yang Maha Pemberi Karunia”. Nama ini merujuk kepada Allah SWT yang sangat murah hati dalam memberikan anugerah kepada hamba-hambanya. Selanjutnya, Al-Wahhab merupakan salah satu Asmaul Husna (nama-nama terindah Allah) yang berarti “Maha Pemberi” atau “Yang Maha Memberi Karunia”. Kemudian, Gelar ini merujuk pada sifat Allah yang Maha Memberi tanpa mengharapkan imbalan dan tanpa batas kepada seluruh ciptaan-Nya, baik yang diminta maupun tidak. Selanjutnya, Kata ini berasal dari akar kata wahaba yang berarti “memberi” atau “menghibahkan”.
Dengan demikian, Allah selalu memberi tanpa batas, tanpa imbalan, dan tanpa diminta kepada semua makhluk-Nya. Kemudian, Pemberian-Nya tidak hanya terbatas pada hal-hal materi, tetapi juga karunia seperti petunjuk, rezeki, dan ampunan. Selanjutnya, Allah memberikan karunia-Nya, seperti napas dan makanan, secara cuma-cuma tanpa meminta imbalan. Pemberian Allah bersifat terus-menerus, berkesinambungan, dan sangat beragam, meliputi segala kebutuhan makhluk. Dengan demikian, Allah adalah satu-satunya sumber segala pemberian dan karunia yang tak terhitung jumlahnya.
Keterkaitan dengan Al-Qur’an
Surat Ali ‘Imran Ayat 8
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
Arab-Latin: Rabbanā lā tuzig qulụbanā ba’da iż hadaitanā wa hab lanā mil ladungka raḥmah, innaka antal-wahhāb
Artinya: (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”.
Mengingatkan bahwa Allah adalah Sang Maha Pemberi dan memberikan kebutuhan manusia serta seluruh makhluk-Nya.
Surat Shad Ayat 35
قَالَ رَبِّ ٱغْفِرْ لِى وَهَبْ لِى مُلْكًا لَّا يَنۢبَغِى لِأَحَدٍ مِّنۢ بَعْدِىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
Arab-Latin: Qāla rabbigfir lī wa hab lī mulkal lā yambagī li`aḥadim mim ba’dī, innaka antal-wahhāb
Artinya: Ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi”.
Doa Nabi Sulaiman, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak akan dimiliki oleh siapa pun setelahku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Pemberi”.
Surat Az-Zukhruf Ayat 12
وَٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَٰجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلْفُلْكِ وَٱلْأَنْعَٰمِ مَا تَرْكَبُونَ
Arab-Latin: Wallażī khalaqal-azwāja kullahā wa ja’ala lakum minal-fulki wal-an’āmi mā tarkabụn
Artinya: Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi.
Juga menyebutkan tentang “harta benda” (khazain) yang di tangan Allah, termasuk rahmat-Nya yang bersifat Maha Pemberi.
Cara Mengamalkan Al-Wahhab
Bersyukur:
Menyadari bahwa semua yang dimiliki adalah karunia dari Al-Wahhab dan bersyukur atasnya.
Memberi kepada Sesama:
Meneladani sifat Allah dengan memberi hadiah, meskipun hanya harapan untuk mendapat balasan dari Allah.
Berdoa Memohon Karunia:
Mengakui bahwa hanya Allah yang Maha Pemberi dan memohon karunia serta hidayah-Nya.
Kata “Wahhab” berasal dari kata wahaba, yang berarti “memberi.” Bentuk mubalagah (melebih-lebihkan) pada kata tersebut menunjukkan bahwa pemberian Allah sangat istimewa, baik dalam intensitas maupun jumlahnya. Berbeda dengan manusia yang memberi karena mengharapkan balasan, Allah memberi karena kehendak-Nya semata. Selanjutnya, Hanya Allah yang merupakan sumber dari segala karunia dan nikmat yang bermanfaat bagi manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
Cara meneladani sifat Al-Wahhab
Sebagai manusia, kita bisa meneladani sifat ini dalam kehidupan sehari-hari dengan cara:
- Menjadi pribadi yang dermawan: Berbagi dengan orang lain tanpa pamrih, tidak mengharapkan imbalan atau balasan.
- Membantu sesama dengan tulus: Memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan, baik dalam bentuk materi maupun non-materi.
- Menyebarkan kebaikan: Terus menebarkan hal-hal positif dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Allah memberikan karunia-Nya kepada seluruh makhluk-Nya tanpa diminta, tanpa syarat, dan tanpa mengharapkan balasan. Pemberian dari Allah bersifat luar biasa, baik dari segi jumlah, jenis, maupun intensitas yang terus-menerus. Dialah satu-satunya yang memberikan nikmat dan karunia kepada hamba-Nya, karena hanya Allah yang pantas menyandang nama tersebut.
(mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
