Kalam
Beranda » Berita » Fasholatan Kiai Asnawi Kudus: Kitab Salat yang Abadi

Fasholatan Kiai Asnawi Kudus: Kitab Salat yang Abadi

SURAU.CO. Di tengah kekayaan khazanah Islam Nusantara, Kitab Fasholatan karya Kiai Haji Raden (KHR) Asnawi Kudus berdiri kokoh sebagai salah satu warisan berharga. Ia bukan sekadar buku tuntunan ibadah, melainkan pedoman hidup yang telah membimbing umat Islam dari masa ke masa.

Popularitasnya melampaui batas pesantren; masyarakat umum pun menjadikannya pegangan praktis dalam menjalankan salat sehari-hari. Hingga kini, kitab ini tetap diajarkan di berbagai majelis taklim, madrasah, dan pesantren. Melalui Fasholatan, generasi muslim belajar memahami fikih salat dengan cara yang sederhana, membumi, dan mudah diamalkan.

Isi Kitab Fasholatan: Panduan Lengkap Salat

Sesuai dengan namanya, Fasholatan memang berfokus pada tata cara salat, baik yang bersifat fardhu maupun sunah. Namun, kitab ini jauh lebih luas daripada sekadar panduan teknis gerakan dan bacaan. Kiai Asnawi menyusunnya dengan pendekatan yang menyentuh kebutuhan umat, dimulai dari pembahasan tentang wudhu dan tayamum, lengkap dengan hal-hal yang membatalkannya. Ia juga menuliskan bacaan adzan, iqamah, serta doa-doa wirid yang dibaca setelah salat.

Uniknya, pembahasan tidak berhenti pada perkara hukum semata. Di bagian akhir kitab, Kiai Asnawi menghadirkan faidah-faidah ibadah dan amalan tambahan yang menuntun pembaca untuk memperkaya pengalaman spiritual mereka. Dengan demikian, Fasholatan bukan hanya mengajarkan bagaimana seorang muslim melaksanakan kewajiban salat dengan benar, tetapi juga bagaimana ia dapat menghadirkan kekhusyukan, kesadaran, dan nilai rohaniah di setiap ibadahnya.

Keistimewaan Gaya Penulisan Kitab Fasholatan

Keistimewaan Fasholatan terletak pada sistematika dan gaya penulisannya yang khas. Kiai Asnawi menggunakan teks Arab untuk menuliskan lafaz doa, ayat-ayat Al-Qur’an, niat, serta bacaan salat. Sementara itu, penjelasan dan terjemahannya dituangkan dalam aksara Arab Pegon berbahasa Jawa. Perpaduan ini bukan hanya sekadar pilihan teknis, melainkan strategi dakwah yang sangat efektif.

Manajemen Waktu: Refleksi Mendalam Bab Bersegera dalam Kebaikan

Dengan demikian, masyarakat Jawa yang belum menguasai bahasa Arab tetap bisa memahami makna bacaan dan tata cara ibadah secara benar. Inilah yang menjadikan Fasholatan dekat dengan umat, sekaligus membuktikan kearifan ulama Nusantara dalam menghadirkan ajaran Islam sesuai dengan konteks lokal tanpa kehilangan otentisitasnya.

Pembahasan dalam Fasholatan

Selain salat wajib, Fasholatan juga memuat tata cara berbagai salat sunah seperti rawatib, tarawih, witir, duha, tahajud, dan tasbih. Salat jenazah dan istisqa’ pun tidak luput dari pembahasan.

Kiai Asnawi bahkan memberi perhatian khusus pada salat Jumat, mulai dari niat mandi hingga keutamaannya. Dengan gaya penulisan yang singkat namun padat, Fasholatan tampil sebagai panduan praktis sekaligus lengkap tentang ibadah salat menurut mazhab Imam Syafi’i.

KHR Asnawi: Ulama, Pejuang, dan Pendiri NU

KHR Asnawi lahir pada 1861 M/1281 H di Damaran, Kudus, dengan nama kecil Ahmad Syamsi. Ia merupakan putra H. Abdullah Husnin dan Raden Sarbinah, keturunan ke-14 Sunan Kudus dan ke-5 dari Kiai Mutamakkin Kajen. Sejak muda, Asnawi menekuni ilmu agama sekaligus membantu usaha dagang orang tuanya. Beliau belajar di berbagai pesantren, termasuk Pesantren Mangunsari Tulungagung, dan berguru kepada KH Irsyad Naib di Jepara. Pada usia 25 tahun, ia menunaikan haji, dan setelah haji ketiga namanya berubah menjadi Raden Haji Asnawi, yang melekat hingga akhir hayatnya.

Selain sebagai ulama fiqih, Kiai Asnawi juga aktif dalam perjuangan kemerdekaan dan menjadi salah satu pendiri Nahdlatul Ulama. Ia wafat pada 26 Desember 1959 dalam usia 98 tahun. Kabar wafatnya disiarkan langsung oleh Radio Republik Indonesia atas inisiatif Menteri Agama KH Wahab Chasbullah, menegaskan pengaruhnya yang besar bagi umat Islam di Indonesia.

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin

Relevansi Fasholatan di Era Modern

Kitab ini lahir dari kebutuhan umat Islam Kudus. Umat ingin panduan praktis ibadah sehari-hari. Sejak penerbitannya oleh Percetakan Menara Kudus pada tahun 1954, Fasholatan menjadi bahan ajar resmi. Penggunaan bahasa Jawa Pegon menunjukkan kearifan Kiai Asnawi. Ajaran Islam diterima dengan mudah oleh masyarakat dan diterima tanpa kehilangan esensi syariat.

Kitab ini menegaskan pesan moral bahwa salat adalah tiang agama. Kiai Asnawi mengutip hadis Nabi. “Salat adalah tiang agama. Barang siapa mendirikannya, ia telah mendirikan agama. Barang siapa meninggalkannya, ia meruntuhkan agama.” Pesan ini mengingatkan umat Islam akan pentingnya pendidikan ibadah. Tanpa salat, seorang muslim akan merugi, baik di dunia maupun akhirat.

Meskipun ditulis lebih dari setengah abad lalu, Fasholatan tetap relevan. Ia adalah sumber ajar fiqih dasar. Kitab ini juga menjadi data primer untuk penelitian sejarah Islam di Indonesia. Keberadaan kitab ini menunjukkan bagaimana ulama Nusantara mengajarkan Islam. Pendekatan lokal, sederhana, namun tetap berpegang pada dalil Ahlussunnah wal Jama’ah.

Fasholatan: Warisan Keilmuan Islam Nusantara

Di era modern, Fasholatan tetap menawarkan keseimbangan yang langka: penjelasannya sederhana, materinya lengkap, dan maknanya mendalam. Kitab ini tidak hanya memandu gerakan lahiriah salat, tetapi juga mengarahkan umat untuk meresapi nilai spiritual di balik setiap rukuk dan sujud.

Sebagai karya ulama pejuang dan pendidik bangsa, Fasholatan menghadirkan warisan keilmuan Islam Nusantara yang otentik. Kitab ini membuktikan bahwa fiqih tidak perlu memakai bahasa yang tinggi; ajaran Islam bisa tersampaikan secara praktis, membumi, dan relevan dengan kebutuhan umat. Ketika membaca Fasholatan, pembaca tidak hanya mempelajari tata cara salat, tetapi juga menyelami jejak perjuangan seorang ulama besar yang mendedikasikan hidupnya untuk ilmu, ibadah, dan kemajuan bangsa.(kareemustofa)

Frugal Living Ala Nabi: Menemukan Kebahagiaan Lewat Pintu Qanaah


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement