SURAU.CO – Kisah para nabi adalah sumber inspirasi abadi. Mereka adalah teladan terbaik bagi umat manusia. Salah satunya adalah kisah Nabi Nuh AS. Beliau merupakan nabi ulul azmi yang terkenal. Nabi Nuh AS sangat terkenal karena kesabaran luar biasa yang ia miliki. Bahkan, beliau berdakwah selama ratusan tahun. Namun demikian, kaumnya tetap ingkar. Kisah beliau diabadikan dalam Al-Qur’an. Ini memberi kita wawasan berharga. Kita memahami makna kesabaran, sekaligus belajar tentang keteguhan dakwah. Oleh karena itu, ini adalah pelajaran penting bagi setiap Muslim.
Latar Belakang Nabi Nuh AS
Nabi Nuh AS adalah keturunan Nabi Adam AS. Jarak antara Nabi Adam dan Nuh sekitar sepuluh abad. Pada masa itu, manusia mulai menyimpang dari ajaran tauhid. Mereka menyembah berhala, yang dimulai setelah wafatnya orang-orang saleh. Masyarakat menjadikan patung-patung mereka sebagai Tuhan. Berhala-berhala ini bernama Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr. Kaumnya hidup dalam kemusyrikan, sebab mereka melupakan Allah SWT.
Nabi Nuh AS diutus di tengah kaum ini. Misinya sangatlah berat. Beliau harus mengajak mereka kembali kepada kebenaran. Beliau ingin mereka kembali menyembah Allah semata. Ini, tentu saja, adalah tugas suci yang berat.
Dakwah Ratusan Tahun dengan Kesabaran yang Tiada Batas
Nabi Nuh AS berdakwah sangat lama sekali. Beliau berdakwah selama 950 tahun. Allah SWT menyebutnya dalam Al-Qur’an:
“Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia tinggal di antara mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun…” (QS. Al-Ankabut: 14).
Ini adalah periode dakwah yang sangat panjang. Meskipun demikian, beliau tidak pernah putus asa. Beliau mengajak kaumnya siang dan malam tanpa henti. Beliau berdakwah secara terang-terangan, dan juga berdakwah secara sembunyi-sembunyi.
Nabi Nuh AS menggunakan berbagai metode pendekatan. Beliau memberi nasihat lembut. Beliau juga memperingatkan dengan ancaman azab. Bahkan, beliau menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah. Namun demikian, kaumnya tetap ingkar. Mereka menolak ajakan beliau, dan bahkan menghina serta mengejeknya.
Penolakan Kaum Nabi Nuh: Keangkuhan dan Kesombongan
Kaum Nabi Nuh AS sangat sombong. Mereka menolak dakwah dengan keras kepala. Mereka berkata:
“Mereka berkata, ‘Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah banyak membantah kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.'” (QS. Hud: 32).
Mereka bahkan menghina Nabi Nuh AS secara terang-terangan. Mereka menyebutnya sesat dan gila, dan mereka tidak percaya adanya azab. Akibatnya, mereka terus berbuat maksiat.
Sangat sedikit sekali yang beriman kepada Nabi Nuh AS. Sebagian besar kaumnya tetap kafir. Bahkan istri dan salah satu anaknya pun tidak beriman. Ini adalah ujian berat bagi seorang nabi. Nabi Nuh AS menghadapi kesedihan mendalam atas kondisi kaumnya.
Perintah Membuat Kapal
Setelah ratusan tahun berdakwah, Nabi Nuh AS berdoa. Beliau memohon pertolongan Allah. Beliau memohon agar kaumnya diazab. Doa beliau akhirnya dikabulkan. Allah memerintahkan beliau untuk membuat sebuah kapal besar.
Nabi Nuh AS pun mulai membangun kapal itu. Beliau membangunnya di tempat yang kering. Kaumnya terus mengejeknya tanpa henti. Mereka berkata: “Engkau dulu seorang Nabi, sekarang menjadi tukang kayu.” Mereka menganggapnya gila. Namun, Nabi Nuh AS tetap sabar dan teguh. Beliau terus membangun kapal, sebab beliau yakin pada janji Allah.
Hukuman bagi Kaum yang Ingkar
Ketika kapal selesai, Allah SWT memberi isyarat. Langit mulai gelap gulita. Hujan turun dengan sangat lebat. Air memancar dari bumi secara dahsyat. Ini adalah topan dahsyat yang melanda. Air bah menenggelamkan segalanya. Hanya Nabi Nuh AS dan pengikutnya yang selamat. Mereka berada di dalam kapal, bersama sepasang makhluk hidup dari setiap jenis.
Allah SWT berfirman:
“Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera yang penuh muatan.” (QS. Asy-Syu’ara: 119).
Azab ini sangat mengerikan. Ia adalah bukti kekuasaan Allah. Ia juga bukti kebenaran dakwah Nabi Nuh AS. Semua yang ingkar mendapat balasan setimpal atas perbuatan mereka.
Pelajaran Penting dari Kisah Nabi Nuh AS
Kisah Nabi Nuh AS mengandung banyak pelajaran berharga bagi kita.
1. Kesabaran Tiada Batas dalam Berdakwah
Nabi Nuh AS berdakwah selama 950 tahun. Ini adalah teladan kesabaran yang luar biasa. Oleh karena itu, para da’i harus sabar. Mereka harus siap menghadapi penolakan. Jangan pernah putus asa dalam menyeru kebaikan.
2. Keteguhan Iman di Tengah Ujian
Nabi Nuh AS teguh beriman kepada Allah. Meskipun hanya sedikit pengikutnya. Meskipun diolok-olok kaumnya. Beliau selalu yakin pada janji Allah.
3. Bahaya Kesombongan dan Penolakan Kebenaran
Kaum Nabi Nuh AS binasa karena sombong. Mereka menolak kebenaran dan mengolok-olok Nabi. Ini adalah peringatan keras bagi kita semua.
4. Ketaatan Mutlak kepada Allah
Nabi Nuh AS sangat taat kepada Allah. Beliau membangun kapal di tempat kering tanpa banyak bertanya. Beliau tidak mempertanyakan perintah Allah. Jelas, ketaatan membawa keselamatan.
5. Azab Allah itu Nyata
Azab Allah pasti datang. Ia menimpa kaum yang ingkar. Ini adalah peringatan bagi setiap umat manusia.
6. Pentingnya Keluarga dalam Dakwah
Meskipun istri dan anak beliau kafir, ini adalah ujian berat. Namun demikian, dakwah harus tetap berjalan. Tanggung jawab pribadi terhadap iman sangat penting.
Relevansi Kisah Nuh di Era Modern
Kisah Nabi Nuh AS relevan hingga kini. Seringkali kita putus asa dalam berdakwah. Terutama saat menghadapi penolakan. Kisah ini mengajarkan ketabahan yang hakiki. Kita juga menghadapi berbagai “topan” kehidupan, baik krisis moral maupun bencana alam. Oleh karena itu, kita harus yakin pada pertolongan Allah. Kita harus terus berpegang pada tauhid.
Sikap sombong dan menolak kebenaran masih ada dalam masyarakat. Banyak orang merasa paling benar, dan enggan menerima nasihat. Ini adalah cerminan kaum Nabi Nuh AS. Oleh sebab itu, kita harus menghindari sifat ini.
Kisah Nabi Nuh AS adalah salah satu kisah mulia dalam Al-Qur’an. Beliau berdakwah ratusan tahun dengan sabar dan gigih. Beliau menghadapi penolakan kaumnya yang sombong. Akhirnya, Allah menurunkan azab topan dahsyat. Namun, Nabi Nuh AS dan pengikutnya selamat di dalam kapal. Kisah ini mengajarkan kesabaran, keteguhan iman, dan ketaatan kepada Allah. Semoga kita bisa mengambil pelajaran berharga. Kita harus teguh dalam dakwah, dan kita harus selalu berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
