Khazanah
Beranda » Berita » Emas yang Berlimpah di Sungai Eufrat

Emas yang Berlimpah di Sungai Eufrat

Emas Berlimpah di Sungai Eufrat. Gambar hanya ilustrasi: canva.com.

SURAU.CO – Sungai Eufrat adalah salah satu sungai bersejarah. Ia mengalir di wilayah Timur Tengah. Kelak, ia akan menjadi saksi sebuah peristiwa besar. Rasulullah Muhammad SAW telah meramalkannya. Sungai ini akan mengering. Lalu, ia akan menyingkapkan timbunan emas yang sangat banyak. Fenomena ini adalah tanda dekatnya hari kiamat. Namun demikian, Nabi Muhammad SAW secara tegas melarang umatnya mengambil emas tersebut. Mengapa ada larangan keras ini? Kisah ini memberi kita wawasan berharga. Kita memahami hikmah di balik larangan itu, sekaligus belajar tentang bahaya fitnah harta.

Emas di Sungai Eufrat

Rasulullah Muhammad SAW memberikan banyak kabar kepada umatnya. Beliau menyampaikan kabar tentang tanda-tanda hari kiamat. Salah satu tanda yang beliau sebutkan adalah kemunculan emas dari Sungai Eufrat. Ini adalah hadis yang sangat terkenal.

Rasulullah SAW bersabda: “Hampir terbuka al-furat dengan (berisi) simpanan emas. Siapa yang mendatanginya jangan sekali-kali mengambilnya.” (HR At-Tirmidzi).

Dalam riwayat lain, beliau lebih lanjut menjelaskan: “Kiamat tidak akan terjadi sebelum Sungai Eufrat mengering hingga terbongkar gunung emas, manusia akan saling membunuh untuk (berebut), dan dari setiap seratus orang akan terbunuh sembilan puluh sembilan orang dan setiap orang di antara mereka berkata, “Barangkali akulah yang selamat itu.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Hadis ini sangat jelas maknanya. Sungai Eufrat akan mengering, dan penyingkapan timbunan emas akan terjadi. Hal ini akan menarik banyak orang, dan mereka akan berebut untuk mendapatkannya. Sungai Eufrat sendiri adalah sungai yang panjang. Ia mengalir melalui Turki, Suriah, dan Irak saat ini.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Larangan Tegas Nabi, Jangan Mengambil Emas Itu!

Nabi Muhammad SAW memberikan larangan tegas. Beliau memerintahkan siapa pun yang menemukan emas itu agar tidak mengambilnya sedikit pun. Larangan ini mungkin terlihat aneh. Pasalnya, emas adalah harta berharga. Mengapa Nabi melarang umatnya mengambilnya? Para ulama telah mencoba menjelaskan hikmah di baliknya.

Hikmah di Balik Larangan

Ulama memberikan beberapa penjelasan. Mereka memahami mengapa Rasulullah melarang mengambil emas tersebut.

1. Menghindari Fitnah dan Konflik Besar

Alasan utama larangan ini adalah mencegah fitnah. Fitnah di sini berarti kekacauan dan konflik besar. Orang-orang akan saling membunuh, dan ini terjadi demi memperebutkan emas tersebut. Hadis itu sendiri sudah menggambarkan betapa parahnya pertikaian, dengan menyebutkan “Dari setiap seratus orang akan terbunuh sembilan puluh sembilan orang”. Angka ini menunjukkan betapa parahnya pertikaian yang akan terjadi. Emas itu, pada akhirnya, akan menjadi sumber kehancuran, bukan membawa keberkahan.

Imam Syamsul Haq Al-Azhim Al-Abadi menjelaskan hal ini. “Yang jelas, larangan untuk mengambil emas tersebut adalah akan timbulnya fitnah dan pembunuhan.”. Ini adalah peringatan kuat bagi umat Islam. Harta yang didapat dari fitnah tidak akan pernah membawa kebaikan.

2. Dekatnya Tanda Kiamat

Selain itu, kemunculan emas ini adalah tanda besar kiamat. Tanda ini menunjukkan bahwa akhir zaman sudah dekat. Mendekatkan diri pada dunia saat itu adalah kebodohan. Oleh karena itu, Rasulullah SAW ingin umatnya fokus pada akhirat. Mereka harus mempersiapkan diri untuk hari perhitungan, bukan justru sibuk mengejar harta fana. Ini adalah tipu daya dunia yang menyesatkan.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

3. Masalah Kepemilikan dan Hak

Beberapa ulama juga berpendapat. Emas tersebut tidak berlaku seperti barang tambang biasa. Seseorang tidak boleh mengambilnya begitu saja tanpa hak yang jelas. Jika seseorang mengambilnya lalu tidak menunaikan zakatnya, maka ia tidak akan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Ini menunjukkan pentingnya kepemilikan sah, dan juga menunjukkan kewajiban dalam harta.

Pelajaran Penting dari Hadis Emas Eufrat

Hadis ini memberikan banyak pelajaran berharga bagi kita semua.

1. Prioritas Akhirat di Atas Dunia

Pertama-tama, kita harus selalu mengutamakan akhirat. Harta dunia hanyalah ujian, dan ia adalah sarana, bukan tujuan akhir. Mengejar harta dengan cara yang salah bisa menghancurkan diri.

2. Bahaya Fitnah Harta

Kedua, harta bisa menjadi sumber fitnah besar. Ia bisa membuat manusia saling bermusuhan, bahkan saling membunuh. Oleh karena itu, kita harus waspada terhadap godaan harta.

3. Pentingnya Kebersatuan Umat

Ketiga, konflik akibat emas ini menunjukkan pentingnya persatuan. Umat Islam harus menjaga persatuan, dan mereka tidak boleh terpecah belah. Terutama, ini berlaku untuk hal-hal duniawi yang fana.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

4. Ketaatan pada Perintah Nabi

Keempat, kita harus taat pada setiap perintah Nabi SAW. Meskipun terkadang kita tidak memahami hikmahnya secara langsung, ada kebijaksanaan besar di baliknya.

Relevansi Hadis di Era Modern

Peristiwa ini menjadi sangat relevan di zaman kita. Dunia modern seringkali diwarnai konflik. Sumber daya alam sering menjadi pemicunya. Hadis ini mengajarkan kita tentang efek destruktif keserakahan. Ini bukan hanya tentang emas, melainkan tentang segala bentuk harta yang diperebutkan dengan nafsu.

Kita harus menanamkan sifat qana’ah (merasa cukup) dalam diri. Kita harus bersyukur atas apa yang Allah beri. Ini akan menjauhkan kita dari keserakahan. Ini juga akan menghindarkan kita dari fitnah harta.

Nubuat emas di Sungai Eufrat adalah tanda kiamat yang jelas. Rasulullah SAW melarang kita mengambilnya. Larangan ini bukan tanpa alasan, sebab ia untuk mencegah fitnah besar. Ia juga untuk menghindari konflik dan kebinasaan. Ini mengingatkan kita. Dunia adalah tempat ujian, dan kita harus mengutamakan akhirat. Semoga kita selalu berpegang teguh pada petunjuk Nabi. Kita harus menjauhi segala bentuk fitnah harta. Ini akan membawa keberkahan dan kedamaian sejati.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement