Islam adalah agama yang sangat memuliakan ilmu. Ilmu bukan sekadar kumpulan informasi. Ia adalah cahaya yang menerangi jalan kehidupan. Tanpa ilmu, manusia akan tersesat dalam kegelapan. Ilmu menjadi fondasi bagi setiap Muslim.
Namun, ilmu saja tidak cukup. Ilmu harus dibarengi dengan hidayah. Hidayah adalah petunjuk dari Allah SWT. Ia adalah anugerah yang sangat berharga. Hidayah membimbing hati dan pikiran. Ia mengarahkan manusia kepada kebenaran.
Kedudukan Ilmu dalam Islam
Al-Qur’an dan Sunnah sangat menekankan pentingnya ilmu. Banyak ayat dan hadits mendorong umat Muslim mencari ilmu. Ilmu adalah jalan menuju ketaatan. Ia membuka pintu pemahaman agama.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). Hadits ini menunjukkan keutamaan ilmu. Ilmu adalah kunci kesuksesan dunia akhirat.
Islam memandang ilmu sebagai ibadah. Mencari ilmu adalah jihad fi sabilillah. Ilmu dapat mengubah seseorang menjadi lebih baik. Ia meningkatkan kualitas iman. Ilmu membimbing amal perbuatan.
Pentingnya Hidayah sebagai Cahaya Ilahi
Hidayah adalah hadiah dari Allah. Ia tidak dapat dibeli dengan harta. Hidayah adalah petunjuk yang datang ke hati. Ia menuntun manusia pada jalan yang lurus. Tanpa hidayah, ilmu bisa menjadi bumerang.
Orang berilmu tanpa hidayah bisa menyimpang. Mereka bisa menggunakan ilmunya untuk keburukan. Hidayah menjaga ilmu agar tetap bermanfaat. Ia memastikan ilmu digunakan untuk kebaikan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Qashash: 56). Ayat ini menegaskan kuasa Allah. Hanya Allah yang mampu memberi hidayah.
Hidayah adalah kunci kebahagiaan sejati. Ia memberikan ketenangan jiwa. Hidayah membimbing setiap langkah. Ia membuat hidup lebih bermakna.
Ilmu dan Hidayah: Dua Pilar Tak Terpisahkan
Ilmu dan hidayah memiliki hubungan erat. Mereka saling melengkapi satu sama lain. Ilmu bagaikan peta. Hidayah adalah kompasnya. Peta menunjukkan arah. Kompas membantu kita tetap pada jalur.
Ilmu memberikan kita pemahaman. Ia menjelaskan dalil-dalil agama. Hidayah memberikan kekuatan untuk mengamalkannya. Ia menggerakkan hati untuk taat.
Sebagai contoh, kita belajar tentang shalat. Ilmu menjelaskan tata cara shalat. Ia menerangkan syarat dan rukunnya. Hidayah menggerakkan kita untuk melaksanakannya. Ia menumbuhkan keinginan untuk shalat.
Jika seseorang memiliki ilmu tapi tidak ada hidayah, ia sulit beramal. Ia mungkin tahu kebenaran. Namun, hatinya tidak tergerak. Sebaliknya, orang dengan hidayah tapi tanpa ilmu bisa tersesat. Mereka bisa melakukan bid’ah.
Oleh karena itu, seorang Muslim harus mencari keduanya. Mereka harus berupaya memperoleh ilmu. Mereka juga harus berdoa untuk hidayah. Ilmu dan hidayah adalah bekal utama.
Bagaimana Meraih Ilmu dan Hidayah?
Untuk meraih ilmu, ada beberapa langkah. Pertama, niatkan mencari ilmu karena Allah. Kedua, bersungguh-sungguh dalam belajar. Ketiga, cari guru yang kompeten. Keempat, membaca Al-Qur’an dan Sunnah. Kelima, menghadiri majelis ilmu.
Untuk meraih hidayah, doalah adalah kuncinya. Mintalah hidayah kepada Allah. Lakukan amal kebaikan secara konsisten. Tinggalkan perbuatan maksiat. Bergaul dengan orang-orang shalih. Tafakur alam juga bisa membuka pintu hati.
“Ya Allah, tunjukilah kami ke jalan yang lurus.” Ini adalah doa harian kita. Doa ini adalah permohonan hidayah. Kita harus selalu bergantung pada Allah.
Kesimpulan
Ilmu dan hidayah adalah anugerah besar dari Allah. Keduanya adalah pilar kehidupan Muslim. Ilmu menerangi akal dan pikiran. Hidayah membimbing hati dan jiwa. Bersama-sama, keduanya membentuk jalan kebenaran. Mereka mengantarkan manusia pada kebahagiaan dunia akhirat. Mari kita terus berusaha mencari keduanya. Semoga Allah selalu membimbing kita.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
