SURAU.CO – Sejak Selasa (23/9/2025), umat Islam telah memasuki bulan Rabiul Akhir atau Rabiuts Tsani 1447 Hijriah. Hal ini merujuk pada keputusan Lembaga Falakiyah (LF) PBNU Nomor 96/PB.08/A.II.08.13/13/09/2025 tentang Pengumuman Awal Rabiul Akhir 1447 H. Rabiul Akhir atau yang Rabi’uts Tsani adalah bulan keempat yang tercatat dalam kalender Hijriah. Ini merupakan penanggalan berbasis lunar yang terjadi sebelum Jumadil Ula, lebih tepatnya setelah Rabiul Awal.
Pada zaman jahiliyah, Rabiul Akhir lebih terkenal dengan sebutan bulan Wabshan atau Wubshan. Asal mula nama Rabiul Akhir diberikan oleh buyut kelima Rasulullah SAW yang bernama Kilab bin Murrah. Penamaan ini berkaitan dengan peristiwa musim semi atau musim rabi’ yang terjadi di Jazirah Arab. Pada musim rabi’, tanaman menjadi tumbuh subur, rerumputan menghijau, dan tanaman berbuah lebat. Musim semi atau musim rabi’ terbilang singkat karena hanya berlangsung selama dua bulan saja.
Akhirnya nama semi teersematkan dalam dua bulan terjadinya musim tersebut, yang kini bernama bulan Rabiul Awal dan Rabiul Akhir. Selain itu, kata rabi’ ternyata menjadi nama musim dari enam musim yang ada. Enam musim tersebut adalah musim semi pertama (ar-rabi al-awwal), musim panas (shaif), musim semi kedua (al-rabi’ al-tsani), puncak musim panas (qaizh), musim dingin (syitha), dan musim gugur (kharif). Masyarakat Arab biasa menyebut nama Rabiul Akhir dengan kata syahr yang memiliki makna bulan. Sedangkan pengucapannya tersedia dalam dua versi, yakni syahru rabi’ul akhir atau syahru rabi’l al-akhir.
Pada bulan Rabiul Akhir ini terdapat sejumlah peristiwa bersejarah dalam Islam yang penting untuk menjadi renungan bagi kaum muslim. Berikut ini beberapa peristiwa bersejarah dalam Islam yang terjadi pada bulan Rabiul Akhir.
1. Turunya Surat Al Hasyr
Pengusiran Yahudi Bani NadhirTidak banyak yang tahu bahwa pengusiran Yahudi Bani Nadhir dari Madinah ini menjadi latar (asbabun nuzul) dari turunnya Surat Al Hasyr. Surat ke-59 yang turun pada tahun 4H setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah ini terpicu oleh makar dan konspirasi Bani Nadhir. Mereka sempat merencanakan pembunuhan terhadap Rasulullah dan berbagai kegiatan ekonomi mereka yang culas dan manipulatif.
Demi melindungi kepentingan kaum muslimin Madinah, Rasulullah mengusir keluar seluruh Yahudi Bani Nadhir dari Madinah. Setiap tindakan yang mengancam eksistensi umat dan agama Islam, Rasulullah mengambil keputusan dan tindakan tegas.
2. Upaya Pembunuhan Rasulullah
Inilah peristiwa yang memicu peristiwa pengusiran Bani Nadhir. Dalam sebuah pertemuan, Rasulullah bersama 10 sahabatnya meminta mereka untuk membayar diyah dua orang yang terbunuh sesuai perjanjian.
Namun, niat jahat Bani Nadhir untuk membunuh Rasulullah terungkap. Rasulullah SAW yang mendapatkan ilham tentang rencana jahat tersebut segera kembali ke Madinah. Setelah itu, Rasulullah memerintahkan para sahabatnya untuk bersiap-siap menghadapi ancaman dari Bani Nadhir.
3. Perang Ghabah
Peperangan ini tidak seterkenal beberapa peristiwa peperangan lainnya dalam Islam. Namun, peristiwa yang terjadi pada tahun 6H ini penting pula untuk diketahui. Dalam pertempuran ini, Rasulullah memimpin pasukan Muslim melawan ancaman kelompok atas pimpinan Unaynah bin Hizn Al-Farisi, yang berusaha merampas unta-unta Rasulullah.
Ini bukan persoalan unta-unta Rasulullah. Namun, peristiwa itu adalah sebagai ancaman kepada kaum muslimin secara keseluruhan. Sekali upaya perampokan itu terjadi, kaum muslimin akan menjadi target kejahatan-kejahatan berikutnya. Karena itu, Rasulullah merespons hal itu dengan tindakan tegas dan menyiapkan pasukan tempur.
4. Pengiriman Khalid bin Walid untuk Dakwah
Pada bulan Rabiul Akhir pula Rasulullah mengutus Khalid bin Walid dalam misi dakwah ke Bani al-Harits ibn Ka’b. Khalid, yang masyhur sebagai “Saifullah al Maslul” atau “Pedang Allah yang Selalu Terhunus,” berhasil meyakinkan banyak anggota suku tersebut untuk menerima hidayah dan masuk Islam.
Penugasan ini menunjukkan kemampuan Rasulullah dalam menjalin hubungan baik dengan berbagai suku, yang sangat penting untuk memperluas pengaruh Islam di Jazirah Arab. Ini sekaligus menunjukkan kehebatan Khalid sebagai diplomat, selain sebagai panglima perang yang tidak pernah kalah dalam memimpin pasukannya dalam setiap pertempuran.
5. Perang Al Ghamr
Salah satu peristiwa penting bulan Rabiul Akhir adalah perang Ghamar pada tahun ke-6 Hijriyah. Perang Al Ghamr terpicu oleh upaya perampokan unta-unta kaum Muslimin oleh Bani Asad. Tidak ingin ada ancaman terhadap keamanan kaum Muslimin, Rasulullah mengirim pasukan militer yang dipimpin Ukasyah ibn Mihsan dalam memerangni Bani Asad.
Nabi Muhammad SAW telah meminta Ukkasyah dalam suatu ekspedisi untuk menuju ke kawasan Ghamar. Kawasan tersebut adalah sumber air milik kabilah Bani Asad pada tahun 6 Hijriyah Rabiul Akhir. Ukasyah bin Mishan akhirnya berangkat menuju sumber air tersebut dengan membawa sekitar 40 pasukan. Setelah tiba di kawasan Ghamar, semua penduduknya mencoba untuk melarikan diri.
6. Perang Buhran
Perang Buhran merupakan perang yang dipimpin oleh Rasulullah SAW di wilayah Buhran atau Bahran. Berdasarkan catatan sejarah, Perang Islam ini berlangsung pada bulan Rabiul Akhir, lebih tepatnya tahun ketiga Hijriyah atau 634 Masehi.
Buhran atau Bahran sendiri termasuk wilayah yang berada Hijaz, perbatasan antara Mekah dan Madinah. Rasulullah SAW hanya membawa sekitar 300 orang pasukan dari kota menuju ke wilayah Burhan.
Dalam peristiwa penting bulan Rabiul Akhir ini, tidak terjadi pertempuran militer sama sekali. Hal ini karena Bani Sulaim yang sudah terpencar sehingga Rasulullah SAW kembali ke Madinah tanpa terjadi perang. Perang ini lebih dikenal dengan sebutan Ghazwah Bani Sulaim dan Ghazwah Al-Fur. Beliau meninggalkan Kota Madinah sekitar 11 hari hanya untuk memimpin perang Burhan.
7. Perang Damsyik
Selama masa kepemimpinan Abu Bakar Shiddiq, terjadi Perang Damsyik pada tahun 14 Hijriyah. Perang Damsyik tergolong dalam perang besar yang berlangsung sekitar 70 hari. Pada saat itu, Abu Bakar Shiddiq memerintahkan pasukan Islam dengan tujuan untuk menghancurkan Kota Damsyik. Sebagai pemimpin pasukan Islam tersebut adalah Ubaidah bin Jarrah dan Khalid bin Walid.
Perang Damsyik yang oleh pasukan Islam ini ternyata menyimpan perjuangan yang cukup panjang. Perjuangan tersebut bermula dari pertempuran Mu’tah, yang kemudian disusul dengan Perang Yarmuk. Setelah meraih kemenangan dalam Perang Yarmuk, Khalid bin Walid yang menjadi pemimpin perang dipegang oleh Abu Ubaidah bin Jarrah.
Peperangan yang berlangsung selama berhari-hari tersebut melibatkan sekitar 25.000 pasukan Islam. Banyaknya pasukan ini sebenarnya gabungan dari sisa Perang Kocisia dan Perang Yarmuk untuk melawan sekitar 80.000 pasukan Romawi.
Demikian 7 peristiwa bersejarah dalam Islam yang terjadi pada bulan Rabiul Akhir. Semoga menjadi renungan mulia atas pejuangan penegakan Islam.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
