Khazanah
Beranda » Berita » Mengapa Hanya Al-Qur’an yang Dijaga Allah?

Mengapa Hanya Al-Qur’an yang Dijaga Allah?

Mengapa Hanya Al-Qur'an yang Dijaga Allah? Ilustrasi canva.com.

SURAU.CO – Al-Qur’an adalah mukjizat agung. Ia menjadi petunjuk hidup umat Islam. Kitab Suci ini memiliki keistimewaan luar biasa. Bahkan, Allah SWT sendiri menjamin penjagaannya. Tidak ada kitab suci lain yang demikian. Baik Taurat, Zabur, maupun Injil tidak memiliki janji serupa. Mengapa hanya Al-Qur’an yang istimewa? Pertanyaan ini sering muncul di benak banyak orang. Kisah ini memberi kita wawasan berharga. Kita memahami hikmah penjagaan Allah, sekaligus belajar tentang keagungan Al-Qur’an.

Allah SWT Penjaga Al-Qur’an

Allah SWT adalah Sang Pencipta semesta alam. Dia juga adalah Maha Pelindung. Allah membuat janji agung untuk Al-Qur’an. Dia akan menjaganya dari perubahan, bahkan Dia juga akan menjaganya dari pemalsuan. Janji ini terukir abadi dalam Al-Qur’an itu sendiri. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9).

Ayat ini sangatlah tegas. Ia tidak memberi ruang sedikit pun untuk keraguan. Allah sendiri yang bertanggung jawab penuh. Dia menjaga Kitab Suci ini. Ini berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya. Tidak ada janji serupa yang diberikan kepada mereka. Kitab-kitab Taurat, Zabur, dan Injil tidak mendapat jaminan ini. Sebaliknya, mereka diserahkan penjagaannya kepada umat manusia. Akibatnya, mereka mengalami perubahan, bahkan mengalami pemalsuan. Akhirnya, keasliannya pun hilang.

Kitab-Kitab Sebelumnya

Sebelum Al-Qur’an, Allah menurunkan banyak kitab suci. Taurat turun kepada Nabi Musa AS. Zabur turun kepada Nabi Daud AS. Injil turun kepada Nabi Isa AS. Kitab-kitab ini adalah petunjuk berharga. Mereka membimbing kaum pada zamannya. Namun demikian, risalah mereka bersifat temporal. Ia juga terbatas pada kaum tertentu saja.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Misalnya, Taurat khusus untuk Bani Israil. Injil juga ditujukan untuk mereka. Kitab-kitab ini saling menyempurnakan. Namun, mereka tidak dimaksudkan untuk universal, dan juga tidak ditujukan untuk abadi. Allah menyerahkan penjagaan mereka kepada manusia. Akan tetapi, manusia gagal melakukannya. Mereka mengubah isi kitab suci, menyesuaikannya dengan hawa nafsu. Akibatnya, keasliannya hilang seiring waktu.

Al-Qur’an: Risalah Terakhir, Universal, dan Sempurna

Al-Qur’an adalah kitab penutup seluruh risalah. Ia adalah risalah terakhir dari Allah SWT. Ini berarti tidak akan ada kitab lain setelahnya. Ia juga diturunkan untuk seluruh umat manusia, tidak terbatas pada kaum tertentu. Oleh karena itu, pesannya universal. Ia berlaku sepanjang masa, dari zaman Nabi hingga hari kiamat.

Karena statusnya yang unik ini, penjagaannya mutlak diperlukan. Jika Al-Qur’an berubah, maka petunjuk Allah akan hilang. Umat manusia tidak punya pedoman lagi. Ini tidak akan pernah terjadi. Allah berjanji akan melindunginya. Ini adalah bentuk kasih sayang Allah yang tak terhingga. Dia ingin manusia memiliki petunjuk yang jelas, pedoman yang tidak pernah berubah.

Kandungan Al-Qur’an

Al-Qur’an memiliki kandungan sangat lengkap dan komprehensif. Ia mencakup segala aspek kehidupan manusia.

  1. Akidah: Misalnya, ajaran tentang keesaan Allah adalah inti ajaran Islam.

    Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

  2. Syariat: Selanjutnya, hukum-hukum yang mengatur kehidupan, meliputi ibadah dan muamalah, juga tercakup di dalamnya.

  3. Akhlak: Selain itu, norma-norma moral dan etika, yang membentuk pribadi Muslim mulia, juga ada.

  4. Kisah-kisah: Bahkan, sejarah para nabi dan umat terdahulu, yang menjadi pelajaran berharga, juga dikisahkan.

  5. Ilmu Pengetahuan: Terakhir, isyarat-isyarat ilmiah yang relevan, menunjukkan kebenaran Al-Qur’an, juga ditemukan di dalamnya.

Kandungan ini menunjukkan kesempurnaan Al-Qur’an. Ia adalah petunjuk abadi yang relevan untuk setiap zaman. Tidak ada yang perlu ditambahkan, dan juga tidak ada yang perlu dikurangi. Ini adalah Kitabullah yang sempurna.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Mekanisme Penjagaan Al-Qur’an

Penjagaan Al-Qur’an oleh Allah berlangsung secara unik. Ini melalui berbagai mekanisme yang saling mendukung.

  1. Hafalan (Hufaz): Jutaan Muslim menghafal Al-Qur’an. Mereka tersebar di seluruh dunia. Ini adalah benteng pertama penjagaan, di mana hafalan ini diturunkan turun-temurun.

  2. Penulisan (Mushaf): Al-Qur’an ditulis sejak masa Nabi. Kemudian dibukukan pada masa Khalifah Abu Bakar dan Utsman. Mushaf yang ada sekarang sama dengan yang dulu.

  3. Bahasa Arab yang Kaya: Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab. Bahasa Arab adalah bahasa yang stabil. Struktur dan tata bahasanya tidak banyak berubah. Ini menjaga makna Al-Qur’an tetap utuh.

  4. Ulama dan Ilmu Al-Qur’an: Ulama terus mempelajari Al-Qur’an. Mereka menjaga tafsir dan sanadnya. Mereka meluruskan jika ada penyimpangan atau salah pemahaman.

  5. Kecintaan Umat Islam: Umat Islam sangat mencintai Al-Qur’an. Mereka membacanya setiap hari. Mereka mempelajarinya dengan semangat tinggi.

Mekanisme ini bekerja secara sinergis. Ini memastikan Al-Qur’an tetap murni. Tidak ada yang bisa mengubahnya sedikit pun.

Hikmah di Balik Penjagaan

Penjagaan Al-Qur’an memiliki hikmah besar bagi umat manusia.

  1. Kredibilitas Islam: Ini membuktikan bahwa Islam adalah agama yang benar. Allah menjaga sumber utamanya tanpa cela.

  2. Petunjuk yang Tidak Berubah: Umat Islam memiliki pedoman yang jelas. Mereka tidak perlu khawatir akan perubahan atau pemalsuan.

  3. Kesatuan Umat: Al-Qur’an menyatukan umat Islam di seluruh dunia. Meskipun berbeda suku dan bahasa, mereka membaca kitab yang sama.

  4. Bekal Hingga Akhir Zaman: Al-Qur’an adalah bekal abadi bagi kehidupan. Ia akan terus membimbing manusia hingga hari kiamat tiba.

Penjagaan ini adalah bukti cinta Allah kepada hamba-Nya. Dia sayang kepada mereka. Dia tidak ingin mereka tersesat dari jalan kebenaran.

Aktif dalam Penjagaan Al-Qur’an

Kita sebagai Muslim memiliki tanggung jawab besar. Kita harus berpartisipasi aktif dalam penjagaan Al-Qur’an.

  1. Membaca dan Memahami: Rajinlah membaca Al-Qur’an setiap hari. Berusahalah memahami maknanya dengan baik.

  2. Menghafal: Jika mampu, hafalkan Al-Qur’an. Minimal surah-surah pendek yang sering dibaca.

  3. Mengamalkan: Terapkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah bentuk penjagaan terbaik.

  4. Mengajarkan: Sebarkan ilmu Al-Qur’an kepada orang lain. Ini, insya Allah, pahalanya jariyah.

  5. Membela: Pertahankan Al-Qur’an dari upaya penistaan atau penyelewengan. Lakukan dengan cara yang benar dan bijaksana.

Ini adalah bentuk syukur kita kepada Allah. Kita bersyukur atas nikmat Al-Qur’an yang sempurna.

Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci. Ia dijamin penjagaannya oleh Allah SWT. Ini karena ia adalah risalah terakhir, yang bersifat universal dan sempurna. Penjagaan ini berlangsung melalui berbagai mekanisme, dari hafalan hingga tulisan. Ini adalah bukti kekuasaan Allah, dan juga bukti cinta-Nya kepada umat manusia. Semoga kita senantiasa mencintai Al-Qur’an. Kita harus membacanya, memahaminya, dan mengamalkannya dalam hidup.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement