Sosok
Beranda » Berita » Mengenal Ibnul Qayyim al-Jauziyah: Ulama dan Penulis Produktif

Mengenal Ibnul Qayyim al-Jauziyah: Ulama dan Penulis Produktif

Tips Menghadapi Musibah Perspektif Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
Ilustrasi Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah

SURAU.CO – Ibnul Qayyim al-Jauziyah memiliki nama lengkap Abu Abdillah Syamsuddin Muhammad bin Abu Bakar bin Ayyub bin Sa’ad bin Hariiz bin Maki Zainuddin az-Zura’i ad-Dimasyqi al-Hanbali. Yang lebih dikenal dengan nama Ibnul Qayyim al-Jauziyah. Beliau lahir dalam keluarga religius, tumbuh di lingkungan ilmu pengetahuan, dan sejak kecil menekuni pendidikan agama. Ayahnya, Abu Bakar bin Ayyub az-Zura’i adalah pengasuh al-Madrasah al-Jauziyah, lembaga pendidikan terkenal di Damaskus.

Perjalanan dalam Menuntut Ilmu

Sejak usia tujuh tahun, Ibnul Qayyim sudah mengikuti majelis ilmu dan menyimak hadis. Pada masa kecil itu, ia belajar ta’bir ar-ru’ya (tafsir mimpi) dari gurunya, Syihabuddin al-‘Abir. Ia juga mempelajari ilmu nahwu dan bahasa Arab dari Abu al-Fath al-Ba’labakki, semisal Alfiyah Ibnu Malik dan selainnya

Semangat menuntut ilmunya tidak berhenti di Damaskus. Ia melakukan perjalanan ke berbagai kota penting dunia Islam seperti Makkah, Madinah, dan Mesir. Di Makkah, ia berdiam cukup lama hingga masyarakat mengenalnya sebagai ulama yang rajin beribadah dan banyak melakukan thawaf. Di kota suci itu pula ia menulis karya besar Miftaah Daar as-Sa’adah wa Mansyuur Wilayaah Ahlil-Ilmi wal-Iradah .

Ibnu Rajab al-Hanbali menuturkan bahwa setiap musim haji, Ibnul Qayyim menunjukkan kesungguhan luar biasa dalam beribadah. Gambaran itu menegaskan bahwa ia tidak hanya menjadi ulama berilmu, tetapi juga ahli ibadah yang tekun.

Keluasan Ilmu dan Pujian Ulama

Ibnul Qayyim menguasai banyak bidang ilmu hingga dikenal sebagai ulama ensiklopedis. Muridnya, Ibnu Rajab al-Hanbali, menjelaskan bahwa Ibnu qayyim menyadur fiqh dalam mazhab Hanbali sekaligus ahli fatwa. Ia menguasai tafsir, hadis, ushul fiqh, fiqh hadis, hingga ilmu bahasa Arab.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Murid lainnya, Ibnu Katsir, menuturkan bahwa Ibnul Qayyim sangat matang dalam tafsir, hadis, dan qawa’id fiqh. Setelah kembali dari Mesir, ia selalu mendampingi gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, sampai wafat. Dari kedekatan itu, ia banyak menyerap ilmu dan kelak meneruskan pemikiran gurunya.

Ulama besar lain pun memuji Ibnul Qayyim. Adz-Dzahabi menegaskan bahwa ia memberi perhatian besar pada hadis, baik matan maupun sanad. Ibnu Nashiruddin ad-Dimasyqi menyebutnya sebagai ahli tafsir dan ushul fiqh. Asy-Shafadi bahkan mengatakan bahwa Ibnu Taimiyah tidak meninggalkan murid yang setara dengannya.

Pujian juga datang dari banyak ulama besar lainnya, semisal dari imam al-‘Allamah Ibnu Taghribardi, al-‘Allamah al-Miqriizi, al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalaani, al-Imam asy-Suyuthi, al-‘allamah asy-Syaukani dan selainnya.

Guru-Guru Ibnul Qayyim al-Jauziyah

Dalam perjalanan menuntut ilmu, Ibnul Qayyim belajar dari banyak ulama besar, di antaranya:

  • Ayahnya, Abu Bakar bin Ayyub.
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, guru yang paling berpengaruh dalam hidupnya.
  • Al-Mizzi, ahli hadis besar Damaskus.
  • Abu al-Fida’ Ismail bin al-Farra’ al-Harrani.
  • Ibnu Jama’ah al-Kinaani, qadhi besar mazhab Syafi’i.
  • Fathimah binti Ibrahim al-Ba’labakki, ulama perempuan yang juga mengajarnya.
  • Dan lain sebgainya

Murid-Murid Ibnul Qayyim al-Jauziyah

Kedudukan ilmiah Ibnul Qayyim yang tinggi membuat banyak ulama muda berguru kepadanya. Murid-muridnya antara lain:

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

  • Al-Hafizh Ibnu Katsir, penulis kitab tafsir terkenal.
  • Ibnu Rajab al-Hanbali, ulama besar dalam bidang hadis.
  • Burhanuddin dan Jamaluddin, dua putra beliau.
  • Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Abdul Hadi.
  • Dan lain sebagainya.

Para murid itu kemudian menyebarkan ilmu dan pemikiran gurunya ke seluruh dunia Islam.

Kepribadian Syaikhul Islam Ibnul Qayyim

Ibnul Qayyim tidak hanya dikenal luas dengan keilmuannya, tetapi juga karena ketakwaan dan akhlaknya. Ia rajin beribadah, banyak berdzikir, dan gemar shalat malam. Ibnu Rajab menyaksikan bahwa gurunya sering memanjangkan shalat dengan penuh kekhusyukan, doa, serta permohonan pengampunan.

Ibnu Katsir menegaskan bahwa tidak ada ulama pada zamannya yang lebih banyak ibadahnya daripada Ibnul Qayyim. Ia sering memperpanjang ruku’ dan sujud. Ibnu Hajar al-Asqalani juga menggambarkan bahwa Ibnul Qayyim duduk berdzikir selepas shalat subuh hingga matahari meninggi.

Dalam akhlak sosial, ia bersikap lembut, penuh kasih sayang, jauh dari sifat hasad, dan tidak pernah menyakiti orang lain. Murid-muridnya mengakui bahwa ia memiliki bacaan Al-Qur’an yang indah dan menyentuh hati.

Karya Ilmiah Ibnul Qayyim al-Jauziyah

Ibnul Qayyim mewariskan warisan berupa karya ilmiah yang melimpah. Ulama Bakr bin Abu Zaid menghimpun karyanya hingga mencapai 96 judul kitab. Beberapa yang paling populer yaitu:

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

  • Zaad al-Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibad, ensiklopedia tentang sirah Nabi dan hukum-hukum Islam.
  • A’laam al-Muwaqqi’in ‘an Rabbil ‘Alamin, kitab tentang fiqh dan fatwa.
  • Ahkaam Ahli adz-Dzimmah
  • Madaarij as-Saalikin, kitab tasawuf yang menjelaskan maqam-maqam perjalanan ruhani.
  • Ighatsah al-Lahafaan, pembahasan tentang penyimpangan akidah dan solusi syariat.
  • Ad-Daa’ wa ad-Dawaa’, kitab tentang penyakit hati dan obatnya.
  • Miftaah Daar as-Sa’adah, uraian tentang keutamaan ilmu.
  • Tuhfah al-Maudud bi Ahkaam al-Maulud , pembahasan hukum-hukum seputar anak.
  • Dan masih banyak lagi lainnya

Umat ​​Islam hingga kini terus mengkaji karya-karya tersebut.

Wafatnya Ibnul Qayyim al-Jauziyah

Setelah mengabdikan hidup untuk ilmu dan ibadah, Ibnul Qayyim wafat pada malam Kamis, 13 Rajab 751 H, dalam usia 60 tahun. Orang-orang menyalatkan jenazahnya di Masjid Jami’ al-Umawi selepas Dzuhur, lalu menguburkannya di pemakaman al-Bab ash-Shaghir dekat makam ibundanya.

Para qadhi, tokoh agama, pejabat, dan orang-orang shalih hadir dalam pemakaman itu. Kehadiran mereka menunjukkan cinta umat kepada beliau. Semoga Allah merahmati Ibnul Qayyim al-Jauziyah dan menjadikan ilmunya terus bermanfaat.

Ibnul Qayyim telah menorehkan jejak abadi. Umat ​​Islam mengenangnya sebagai ulama mujahid, murid setia Ibnu Taimiyah, sekaligus guru bagi ulama-ulama besar setelahnya. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang memperoleh manfaat dari ilmunya.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement