SURAU.CO-Sa‘d ibn al-Rabi adalah sahabat Rasulullah saw. dari kalangan Anshar, berasal dari suku Khazraj. Ayahnya bernama al-Rabi’ ibn Amr ibn Abu Zuhair ibn Malik. Ibn al-Atsir meriwayatkan dari Abu al-Haram (Makky ibn Zayan ibn Syabah), seorang ahli nahwu, dengan sanad dari Yahya ibn Yahya dari Malik ibn Anas bahwa Yahya ibn Sa‘id berkata, Pada hari Perang Uhud Rasulullah bersabda, “Siapa yang bersedia mencari tahu keberadaan Sa‘d ibn al-Rabi untukku?”
Seorang sahabat menjawab, “Aku, wahai Rasulullah.”
Orang itu pun bergegas pergi mencari tahu keberadaan Sa‘d di antara para korban perang. Ketika berjumpa dengan Sa‘d ibn al-Rabi, Sa‘d bertanya kepadanya, “Ada apa kamu?”
Orang itu menjawab, “Rasulullah mengutusku untuk mencari tahu keadaanmu.”
Sa‘d ibn al-Rabi : terkena 12 panah
Sa‘d menjawab, “Kembalilah kepada Rasulullah saw. dan sampaikan salam dariku. Lalu, sampaikan kepada beliau bahwa aku kena 12 anak panah dan aku telah bertempur dengan gagah. Sampaikan juga kepada kaummu bahwa tidak ada alasan bagi mereka pada sisi Allah untuk meninggalkan Rasulullah, bahkan meskipun hanya tersisa satu orang yang hidup di antara kalian.”
Abu Said al-Khudri mengatakan bahwa yang Rasulullah utus dan tugaskan untuk mencari tahu keberadaan Sa‘d adalah Ubay ibn Ka‘b. Sa‘d berkata, “Katakan kepada kaummu bahwa Sa‘d ibn al-Rabi berkata kepada kalian, ‘Allah… Allah… dan ingatlah janji kalian kepada Rasulullah saw. saat malam Aqabah. Demi Allah, selama masih ada yang hidup di antara kalian, tidak ada alasan bagi kalian untuk tidak mematuhi Nabi.”
Ubay berkata, “Aku tidak meninggalkan Sa‘d hingga ia wafat. Setelah itu, aku kembali kepada Nabi dan mengabarkan kepada beliau keadaan Sa‘d. Kemudian Rasulullah saw. bersabda, ‘Semoga Allah merahmatinya, (sungguh merupakan) nasihat bagi Allah dan rasul-Nya baik yang hidup maupun yang mati.’”
Mereka lalu memakamkan Sa‘d ibn al-Rabi’ dalam satu liang bersama Kharijah ibn Abu Zuhair.
Sa‘d ibn al-Rabi : ikut dalam baiat Aqabah kedua
Sa‘d ibn al-Rabi’ termasuk orang yang mengikuti Baiat Aqabah kedua. Ia juga termasuk dalam dua belas orang yang terpilih sebagai pimpinan kaum Anshar. Ia sangat terharu dan bangga ketika kaum muslim memenangi Perang Badar dan saat melihat banyak pemuka kafir Quraisy yang tewas dalam perang itu.
Sa‘d ibn al-Rabi : menawarkan separuh hartanya
Selain gigih berjuang, Sa‘d juga dikenal sebagai sahabat yang sangat dermawan. Ia pernah menawarkan separuh hartanya kepada sahabat Muhajirin, Abdurrahman ibn Auf ketika Nabi saw. mempersaudarakan mereka. Namun, Abdurrahman menolaknya dan memintanya ditunjukkan jalan menuju pasar untuk berdagang. Tidak hanya harta, Sa‘d, yang memiliki dua istri, menawarkan salah seorang istrinya kepada Ibn Auf. Ia akan menceraikan istri yang dipilih oleh Abdurrahman ibn Auf agar bisa dinikahinya.
melihat banyak pemuka kafir Quraisy yang tewas dalam perang itu.
Sa‘d ibn al-Rabi : menawarkan istrinya untuk sahabat
Sekali lagi, Abdurrahman keberatan menerima kedermawanannya. Ia berkata kepada Sa‘d, “Semoga Allah memberkahimu, keluargamu, dan hartamu, tetapi tunjukkanlah kepadaku jalan ke pasar.” Kemudian Abdurrahman ibn Auf pergi ke pasar dan berdagang. Ia dapat mengumpulkan harta dari hasil usahanya, lalu menikah.
Para sahabat yang mulia itu merupakan sosok yang baik dan istimewa. Mereka layak menjadi teladan dan panutan, karena hidup mereka selalu berada dalam bimbingan Allah dan Rasul-Nya.(St.Diyar)
Referensi:Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, 2012
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
