Kisah
Beranda » Berita » Terbelahnya Bulan: Kisah Mukjizat Rasulullah SAW

Terbelahnya Bulan: Kisah Mukjizat Rasulullah SAW

Terbelahnya Bulan: Kisah Mukjizat Rasulullah SAW
Ilustrasi bulan Terbelah menjadi dua (Foto: Internet)

SURAU.CO – Perjalanan dakwah Rasulullah SAW selalu penuh tantangan. Orang-orang Quraisy di Makkah melawan beliau dengan keras. Mereka tidak hanya menolak ajaran Islam, tetapi juga sering menuntut Rasulullah untuk menunjukkan bukti nyata sebagai tanda kenabian. Kemudian berkata, “Jika engkau benar-benar seorang nabi, tunjukkan kepada kami mukjizat sebagaimana yang ditunjukkan para nabi terdahulu.” Mereka sebenarnya tidak bermaksud ingin beriman, tetapi hanya mencari alasan untuk menolak kebenaran.

Rasulullah SAW tetap sabar menghadapi mereka. Beliau terus mengajak umat kepada tauhid dan akhlak mulia. Hingga suatu malam, Allah memberikan salah satu mukjizat besar kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu terbelahnya bulan.

Peristiwa Terbelahnya Bulan

Dalam riwayat sahih yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim, diceritakan bahwa Rasulullah SAW berada di Makkah ketika orang Quraisy menantang beliau. Rasulullah lalu menunjuk ke arah bulan. Dengan izin Allah, bulan itu benar-benar terbelah menjadi dua.

Hadis dari Anas bin Malik ra menyebutkan:

Orang-orang Makkah meminta Rasulullah SAW menunjukkan tanda (mukjizat). Maka beliau menunjukkan kepada mereka bulan terbelah menjadi dua, hingga mereka bisa melihat gunung di antara keduanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Dalam sejarah lain, bulan terbelah sehingga satu bagian berada di sisi Gunung Hira, dan bagian lainnya berada di sisi gunung berbeda. Orang-orang Quraisy terkejut ketika menyaksikan pemandangan itu. Mereka tidak bisa mengingkari bahwa bulan benar-benar terbelah.

Namun, meski menyaksikan dengan mata kepala sendiri, sebagian besar dari mereka tetap menolak. Mereka berkata, “Muhammad telah menyihir kita.” Akan tetapi, ketika Musafir yang datang dari luar Makkah juga menceritakan hal yang sama, tuduhan sihir menjadi lemah. Mustahil sihir Rasulullah bisa mempengaruhi orang yang jauh dari Makkah.

Allah Swt juga mengabadikan peristiwa ini dalam Al-Qur’an surah Al-Qamar ayat 1-2:

Telah dekat datangnya saat itu, dan bulan pun terbelah. Dan jika mereka melihat suatu tanda, mereka berubah dan berkata: ‘Sihir yang terus-menerus.”

Pandangan Ulama tentang Peristiwa Ini

Para ulama tafsir sepakat bahwa ayat dalam surah Al-Qamar menunjuk pada peristiwa mukjizat Nabi Muhammad SAW. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim memeriwayatkan hadis-hadis sahih yang menjelaskan kejadian ini. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menegaskan bahwa peristiwa tersebut benar-benar terjadi di Makkah sebelum hijrah.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Imam Asy-Syaukani dalam kitab Fath al-Qadir menegaskan bahwa mukjizat ini terjadi secara nyata, dan orang Quraisy dan para musafir menyaksikannya secara langsung. Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa mukjizat ini juga sekaligus menjadi tanda tercapainya Hari Kiamat, sebagaimana disebut dalam ayat pertama surah Al-Qamar: “Telah dekat datangnya saat itu.”

Keteladanan Rasulullah SAW

Kisah terungkapnya bulan juga menampilkan keteguhan Rasulullah SAW. Beliau tidak gentar menghadapi cemoohan orang-orang Quraisy. Beliau tetap menjalankan misi dakwahnya dengan penuh kesabaran. Bahkan setelah mukjizat besar ini, meskipun banyak yang tetap tidak beriman, Rasulullah tidak putus asa.

Sikap ini mengajarkan kita bahwa dalam berdakwah atau mengajak berbuat baik, hasilnya tidak berada di tangan kita. Tugas kami hanya menyampaikan dengan sabar dan tulus, sedangkan hidayah adalah hak prerogatif Allah.

Penutup

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Kisah Rasulullah SAW membelah bulan termasuk salah satu mukjizat besar yang  di abadikan dalam Al-Qur’an. Peristiwa ini menegaskan keagungan kekuasaan Allah dan kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW. Meski orang-orang Quraisy tetap menolak, mukjizat ini tetap tercatat sebagai bukti sejarah yang tak terbantahkan.

Sebagai umat Islam, kita perlu mengambil pelajaran bahwa iman tidak lahir hanya dari menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah. Iman sejati tumbuh dari hati yang ikhlas, pasrah, dan menerima kebenaran.

Peristiwa bulan terbelah juga mengingatkan bahwa dunia tidak abadi. Hari Kiamat semakin dekat, sebagaimana Allah nyatakan dalam surah Al-Qamar. Oleh karena itu, kita perlu memperkuat iman, memperbanyak amal saleh, dan meneladani kesabaran Rasulullah SAW dalam berdakwah.

Mukjizat bulan terbelah menjadi saksi sejarah bahwa Allah mampu melakukan segala hal. Semoga kisah ini mempertebal keyakinan kita dan menjadikan kita semakin teguh dalam meniti jalan Islam.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement