SURAU.CO – Agama Islam hadir sebagai rahmatan lil ‘alamin, yaitu rahmat bagi seluruh alam. Setiap hukum dan ajaran yang Nabi Muhammad saw bawa bertujuan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan, baik untuk umat Islam maupun untuk seluruh makhluk di muka bumi. Islam, agama yang mensejahterakan manusia dan menjaga kehidupan sosial agar tetap harmonis. Nabi Muhammad saw meletakkan fondasi itu, kemudian diteruskan oleh para Khulafaur Rasyidin dan sahabat-sahabatnya.
Amirul Mu’minin Umar bin al-Khattab menjadi salah satu tokoh yang menorehkan jejak luar biasa dalam bidang itu. Ia memimpin umat Islam selama tahun 13 hingga 23 Hijriyah. Pada masa itu, ia tidak hanya memperluas wilayah Islam, tetapi juga menghadirkan berbagai program kesejahteraan sosial yang memberikan dampak nyata bagi rakyatnya.
Inovasi Ekonomi: Lahirnya Baitul Mal
Umar bin Khattab menaruh perhatian besar pada bidang ekonomi. Ia melakukan terobosan dengan mendirikan lembaga keuangan negara bernama Baitul Mal . Lembaga itu menampung semua pendapatan negara, baik dari pajak, rampasan perang, maupun sumber lainnya. Umar memastikan para petugas mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran dengan rapi sehingga tidak ada peluang penyimpangan dana.
Umar tidak memusatkan Baitul Mal hanya di Madinah demi pemerataan ekonomi. Ia juga membangunnya di kota-kota besar seperti Basrah, Kufah, Damaskus, dan Mesir. Dengan demikian, para gubernur di wilayah itu bisa lebih mudah mengelola pembangunan dan kebutuhan masyarakat tanpa harus bergantung penuh pada pusat. Umar tetap mengawasi mereka secara ketat agar tidak terjadi penyimpangan (Akram Dhiya al-Umari, ‘Ashrul Khilafatir Rasyidah , Riyadh: Maktabah al-‘Abikan, 1430 H, hlm. 118).
Selain itu, Umar menciptakan sistem cadangan pangan yang strategis. Ia membangun lumbung-lumbung berisi gandum, kurma, kismis, dan air di jalur antara Makkah dan Madinah. Para musafir, pedagang, maupun jamaah haji dapat memanfaatkan persediaan itu secara gratis jika mereka habis dalam perjalanan. Kebijakan ini menunjukkan visi jauh ke depan sekaligus kepedulian Umar terhadap kebutuhan masyarakat kecil. Ia bahkan memerintahkan para pengelola untuk mengirimkan logistik makanan dari Mesir ke Madinah melalui jalur laut agar distribusi berjalan lebih cepat (Jalaluddin As-Suyuti, Tarikhul Khulafa , Kairo: Maktabah Nizar Mushtafa al-Baz, 1425 H, hlm. 110).
Pembangunan Wilayah: Dari Infrastruktur hingga Pertanian
Umar juga memprioritaskan pembangunan wilayah, terutama daerah-daerah yang baru ditaklukkan. Ia memberikan instruksi yang jelas kepada para gubernurnya agar mereka merencanakan serta mengawasi proyek-proyek penting. Proyek itu meliputi pembangunan jembatan, perencanaan tata kota, pemilihan mata air, pemanfaatan sungai, hingga pembangunan masjid dan pasar.
Umar memerintahkan para gubernur untuk mengelola sumber air, mengalokasikan tanah untuk rumah penduduk, dan menghidupkan kembali tanah yang mati untuk memperluas lahan pertanian Akram Dhiya al-Umari, 1430: 118). Dengan langkah itu, ia membuka akses lebih luas bagi rakyat untuk bekerja, bertani, dan meningkatkan taraf hidup mereka.
Penanganan Krisis: Paceklik dan Wabah
Umar menghadapi ujian berat ketika terjadi krisis. Pada tahun 17–18 Hijriyah, Madinah mengalami paceklik hebat yang membuat rakyat kekurangan pangan. Umar segera bertindak. Ia berkoordinasi dengan para gubernurnya. Abu Ubaidah, Gubernur Syam, mengirimkan 4.000 kantong makanan untuk membantu warga Madinah (Ath-Thabari, Tarikhur Rusul wal Muluk, Jilid IV, Darul Ma’arif, Kairo, 1387 H, hlm. 100).
Sebaliknya, ketika wabah Tha’un Amwas melanda Syam, Umar bergerak cepat. Ia mengirimkan bantuan dari Madinah agar masyarakat yang menjalani karantina tetap memperoleh pasokan kebutuhan pokok. Dengan langkah itu, ia memastikan masyarakat tetap bertahan di wilayah tersebut sehingga wabah tidak menyebar luas.
Kebijakan ini menunjukkan betapa cepatnya Umar bereaksi dalam menghadapi situasi darurat. Ia mengutamakan keselamatan rakyat sekaligus menjaga stabilitas sosial dengan strategi matang.
Landasan Keadilan dan Transparansi
Umar tidak hanya mengandalkan program ekonomi atau pembangunan fisik. Ia menegakkan keadilan dan transparansi sebagai landasan utama. Ia memastikan setiap kebijakan tidak berubah menjadi alat kepentingan pribadi. Ia juga menegakkan hukum secara tegas, bahkan kepada pejabat yang terbukti menyalahgunakan kekuasaan.
Sikap tegas itu menumbuhkan kepercayaan rakyat. Umar benar-benar menempatkan dirinya sebagai pelayan rakyat, bukan penguasa yang harus dilayani. Ketika dia melihat rakyat menderita, dia ikut merasakan derita itu. Empati itu membuat rakyat rela menaati setiap kebijakan yang ia buat.
Warisan Kepemimpinan Umar
Program kesejahteraan sosial Umar bin Khattab membuktikan bagaimana seorang pemimpin mampu membawa perubahan besar melalui kebijakan yang adil, transparan, dan berpihak pada rakyat. Ia mendirikan Baitul Mal, membangun infrastruktur, menyediakan cadangan pangan, dan menangani krisis dengan sigap. Semua langkah itu ia arahkan untuk menyejahterakan umat.
Sejarah mencatat bahwa Umar berhasil membawa masyarakat Islam keluar dari masa-masa sulit menuju kemakmuran. Keberhasilan itu lahir bukan hanya dari strategi yang matang, namun juga dari ketulusan dan integritas yang ia tunjukkan. Kepemimpinan yang adil dan penuh perhatian terhadap rakyat inilah yang menjadikan masa kepemimpinannya sebagai salah satu contoh terbaik dalam sejarah Islam.
Kisah Umar bin Khattab mengajarkan bahwa kesejahteraan rakyat tidak mungkin tercapai tanpa kepemimpinan yang berlandaskan keadilan, transparansi, dan empati. Warisan itu tetap relevan hingga hari ini. Ia mengingatkan kita bahwa pemimpin sejati harus menghadirkan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
