Berita
Beranda » Berita » Peran Perempuan Mengubah Wajah Politik: Dari Maskulinitas Menuju Kelembutan

Peran Perempuan Mengubah Wajah Politik: Dari Maskulinitas Menuju Kelembutan

Marwanto, Ketua Bawaslu Kulon Progo saat menjadi narasumber pendidikan politik bagi perempuan

SURAU.CO – Dunia politik kerap digambarkan dengan citra keras. Bahkan, tak jarang menunjukkan kekejaman. Anggapan ini melekat kuat pada masyarakat. Namun, Marwanto, Ketua Bawaslu Kabupaten Kulon Progo, memiliki pandangan berbeda. Ia menyerukan agar karakter maskulin dalam politik segera diminimalisir. Jika perlu, karakter tersebut harus diakhiri.

“Sudah saatnya perempuan mewarnai kancah politik,” tegasnya. Kehadiran perempuan akan membuat politik lebih lembut. Ini juga akan mengundang simpati publik. Marwanto menyampaikan gagasan ini dalam sebuah sosialisasi. Acara ini bertajuk “Peran Tokoh Perempuan dalam Menjaga Stabilitas Politik dan Kerukunan di Masyarakat.”

Kegiatan ini mengumpulkan tokoh-tokoh perempuan. Mereka datang dari pengurus PKK tingkat Kabupaten dan Kapanewonan. Beberapa perwakilan organisasi masyarakat (Ormas) juga hadir. Tiga narasumber memaparkan pandangan mereka. Selain Marwanto, hadir pula Aris Zurkhasanah, anggota KPU Kulon Progo. Lucius Bowo Pristiyanto juga menjadi pembicara. Beliau adalah Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kulon Progo.

Mengapa Perempuan Penting dalam Politik?

Marwanto menjelaskan alasan pentingnya peran perempuan. Ia melihat politik masih identik dengan dunia laki-laki. Dunia politik sering menunjukkan wajah keras. Peristiwa tertentu bahkan mempertontonkan kebrutalan. Contohnya, aksi demonstrasi massa yang menjarah rumah pejabat. Kebrutalan tidak hanya datang dari akar rumput. Elite politik pun turut mempertontonkan hal serupa. Kasus korupsi besar-besaran melibatkan politikus kelas kakap. Berita ini sering menghiasi layar kaca dan media sosial.

Peduli Sumatera: Saat Saudara Kita Menjerit, Hati Kita Harus Bangkit

Fenomena ini menunjukkan urgensi sentuhan perempuan. Dunia politik Indonesia sangat membutuhkan peran mereka. Perempuan perlu tampil mewarnai politik. Ini akan membuatnya lebih feminin. “Maskulinitas politik di Indonesia perlu diakhiri,” tegas Marwanto. Ia juga pernah menjabat komisioner KPU Kulon Progo dua periode. “Saatnya perempuan memaksimalkan perannya di dunia politik,” imbuhnya.

Mereka harus turut serta dalam tata pemerintahan. Ini akan membuat politik tampil lebih feminin.
Marwanto yakin kehadiran perempuan akan membawa perubahan. Jika perempuan tampil optimal, politik akan berubah. Tata kelola pemerintahan dan politik akan lebih lembut. Wajah politik akan menjadi santun. Kesan negatif akan berkurang. Ini akan memperbaiki citra politik di mata masyarakat.

Lebih dari Sekadar Pemilu: Peran Perempuan Pasca-Pemilu

Peran perempuan tidak hanya terbatas pada pemilu. Demikian pula pada pemilihan kepala daerah (pilkada). Justru setelah pemilu selesai, perempuan harus aktif. Mereka harus mengawal jalannya pemerintahan. Demokrasi adalah sebuah siklus. Siklus ini memiliki tiga fase penting. Pertama adalah “let’s vote.” Kedua adalah “let’s voice.” Ketiga adalah “let’s choice.”

“Let’s vote” terjadi saat pemilu. Masyarakat memilih pemimpin dan wakil rakyat. “Let’s voice” adalah fase setelah pemilu. Saat ini, pemerintahan yang sah sudah terbentuk. Masyarakat tidak boleh diam setelah pemilu atau pilkada. Mereka harus mengawal pemerintahan. Ini berlaku di pusat maupun di daerah. Intinya, masyarakat harus menyuarakan aspirasi mereka.

Di sinilah peran tokoh perempuan sangat penting. Mereka bisa memaksimalkan perannya. Perempuan dapat mengadvokasi aspirasi masyarakat. Ini akan membuat pemerintahan lebih akuntabel.
Wajah politik yang didominasi maskulinitas telah menimbulkan banyak persoalan. Dari kekerasan demonstrasi hingga korupsi elite. Semua ini menunjukkan perlunya perubahan.

Asosiasi Ma’had Aly Dorong PenguatanDirektorat Jenderal Pesantren

Marwanto menawarkan solusi yang relevan. Kehadiran perempuan dapat membawa angin segar. Perempuan mampu menghadirkan kelembutan. Mereka juga dapat mengundang simpati. Ini akan memperbaiki citra politik secara keseluruhan.
Pentingnya pemberdayaan perempuan dalam politik tidak bisa ditawar. Mereka memiliki potensi besar. Perempuan dapat menciptakan stabilitas politik.

Mereka juga dapat menjaga kerukunan di masyarakat. Suara perempuan adalah kekuatan. Suara ini mampu mendorong perubahan positif. Oleh karena itu, mari dukung peran perempuan dalam politik. Berikan mereka ruang yang lebih luas. Ini demi masa depan politik Indonesia yang lebih baik. Masa depan yang lebih lembut dan berintegritas.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement