Opinion
Beranda » Berita » Istirahat Sejenak dari Lelah Dunia Menurut Islam

Istirahat Sejenak dari Lelah Dunia Menurut Islam

Istirahat Sejenak dari Lelah Dunia Menurut Islam
Istirahat Sejenak dari Lelah Dunia Menurut Islam

SURAU.CO. Beristirahat sejenak dari lelah dunia adalah kebutuhan mendasar untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Di tengah kehidupan yang serba cepat dan menuntut, mengizinkan diri untuk jeda sesaat dapat membantu kita mengisi kembali energi dan menemukan kembali kedamaian batin. Dalam Islam, kita mengartikan istirahat sejenak dari lelah dunia dengan: mengingat Allah (zikir) untuk ketenangan, bermajelis ilmu dan bersilaturahim untuk menghibur jiwa, mengisi energi dengan beristirahat, atau mengikhlaskan lelah demi pahala surga sebagai istirahat sejati. Imam Ahmad bin Hanbal menyampaikan bahwa istirahat di dunia ini sementara dan bukan tempat istirahat abadi, melainkan surga yang menjadi tempat istirahat sejati.

Cara paling utama untuk mendapatkan ketenangan saat lelah adalah dengan kembali kepada Allah. Dzikir dan mengingat Allah dapat memberikan kedamaian dalam hati dan jiwa. Kunjungi majelis-majelis yang menumbuhkan keimanan dan dzikir untuk menghibur jiwa, karena ini adalah “taman-taman surga” di dunia. Memperbanyak silaturahim dengan mengunjungi orang-orang shalih dan karib kerabat juga bisa menghibur jiwa yang lelah. Mempelajari sejarah perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabat juga bisa memberi semangat dan ketenangan saat lelah.

Islam mengakui bahwa tubuh adalah amanah dari Allah, sehingga tidur yang cukup dan istirahat yang memadai sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik.  Istirahat yang sesungguhnya adalah saat seseorang menginjakkan kaki di surga, bukan di dunia. Allah mengharapkan istirahat di surga kelak sebagai bayaran atas pengorbanan berupa kelelahan karena ketaatan, menjauhi dosa, dan berjuang di jalan-Nya. Kehidupan di dunia ini hanya sementara, jadi jangan mengejar sesuatu yang tidak dibawa mati, tetapi kumpulkan bekal untuk kehidupan akhirat. Beristirahat sejenak tidak berarti mundur atau kalah, tetapi lebih kepada mengambil jeda untuk memulihkan diri dan bersiap melanjutkan perjuangan dengan lebih baik.

Surat Ar-Ra’d Ayat 28

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

Arab-Latin: Allażīna āmanụ wa taṭmainnu qulụbuhum biżikrillāh, alā biżikrillāhi taṭmainnul-qulụb

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Dan Allah memberikan petunjuk bagi orang-orang yang hatinya tentram dengan tauhidullah dan mengingatNYa, sehingga menjadi tenang dengannya. Ingatlah dengan ketaatan kepada Allah dan mengingatNya serta dengan pahala dariNya, hati menjadi tenang dan damai. Orang-orang yang Allah beri petunjuk adalah orang-orang yang beriman, hati mereka merasa tenang dengan mengingat Allah, bertasbih dan bertahmid kepada Allah, membaca dan mendengar Kitab-Nya, ingatlah bahwa ketenangan hati diwujudkan dengan mengingat Allah, sudah selayaknya ia demikian.

Istirahat dari lelah didunia

Untuk “istirahat dari lelah di dunia”, Anda bisa mencari kedamaian dengan mendekatkan diri pada nilai spiritual melalui ibadah atau amal kebaikan, seperti yang sering dibahas dalam konteks keagamaan Islam untuk meraih Surga sebagai istirahat sejati. Selain itu, istirahat juga dapat dilakukan dengan beristirahat secara fisik, relaksasi, melakukan hobi, dan menjaga keseimbangan hidup agar bisa kembali berjuang dengan lebih kuat.

Dalam ajaran Islam, ada anjuran untuk berlelah-lelah dalam kebaikan di dunia dengan harapan mendapatkan istirahat sejati di Surga. Hal ini berarti tidak terlalu terikat pada kenyamanan duniawi, melainkan fokus pada amal shaleh sebagai persiapan untuk akhirat. Menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya adalah cara mempersiapkan diri untuk Surga. Dzikir, ibadah, dan kegiatan spiritual lainnya dapat memberikan jeda yang menenangkan jiwa.

Carilah waktu untuk tidur, duduk santai, atau sekadar meremajakan energi tubuh. Dengarkan tubuh Anda dan luangkan waktu istirahat bahkan sebelum Anda merasa terlalu lelah. Latihlah diri untuk bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup, yang dapat meningkatkan emosi positif. Berbuat baik kepada orang lain juga dapat membantu mengurangi penderitaan. Pahami kapan Anda perlu berhenti sejenak untuk beristirahat, mengumpulkan tenaga, dan menjernihkan pikiran sebelum melanjutkan aktivitas.

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

(mengutip dari berbagai sumber)

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement