Khazanah
Beranda » Berita » Wasiat Terakhir Rasulullah SAW: Sebuah Pesan Abadi untuk Umat Islam

Wasiat Terakhir Rasulullah SAW: Sebuah Pesan Abadi untuk Umat Islam

Wasiat terakhir Rasulullah SAW adalah pelita. Ini menerangi jalan umat Islam. Dari masa ke masa. Pesan-pesan ini relevan. Ini berlaku sepanjang zaman.

SURAU.CO – Wasiat terakhir Rasulullah SAW merupakan salah satu momen paling penting dalam sejarah Islam. Beliau menyampaikan pesan-pesan kunci kepada umatnya. Oleh karena itu, pesan-pesan ini menjadi pedoman hidup. Mereka membimbing Muslim hingga akhir zaman. Maka dari itu, setiap Muslim wajib memahami wasiat ini. Ini demi kebaikan dunia dan akhirat.

Haji Wada: Puncak Penyampaian Pesan

Rasulullah SAW menyampaikan wasiat-wasiat penting ini saat Haji Wada. Sebagai tambahan, Haji Wada adalah haji perpisahan. Ini terjadi pada tahun ke-10 Hijriah. Beliau berdiri di Arafah. Selanjutnya, Beliau juga berkhutbah di Mina. Ribuan sahabat hadir saat itu. Mereka mendengarkan dengan seksama. Sesungguhnya, khutbah-khutbah tersebut berisi intisari ajaran Islam. Ini adalah ringkasan seluruh perjuangan dakwah Beliau.

Pentingnya Al-Qur’an dan Sunnah

Salah satu inti wasiat Beliau adalah tentang Al-Qur’an dan Sunnah. Rasulullah SAW bersabda, “Aku tinggalkan dua perkara. Kamu tidak akan tersesat. Jika kamu berpegang teguh pada keduanya. Yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.”

Jelas sekali, ini adalah pondasi utama Islam. Al-Qur’an adalah kalamullah. Sunnah adalah teladan Nabi. Dengan demikian, keduanya harus menjadi sumber hukum. Muslim wajib merujuk pada keduanya. Ini penting untuk setiap persoalan hidup.

Persatuan Umat: Pilar Kekuatan Islam

Rasulullah SAW sangat menekankan persatuan. Beliau melihat potensi perpecahan. Umat Islam harus bersatu. Beliau bersabda, “Janganlah kamu kembali kafir sepeninggalku. Dengan saling memenggal leher sesama.”

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Pada dasarnya, pesan ini sangat mendalam. Ini menyerukan persaudaraan. Umat Islam adalah satu kesatuan. Perbedaan pandangan mungkin ada. Namun demikian, persatuan harus tetap terjaga. Perpecahan, sebaliknya, melemahkan umat.

Keadilan dan Kesetaraan: Fondasi Masyarakat Madani

Keadilan adalah nilai universal. Rasulullah SAW mengajarkan keadilan. Ini berlaku untuk semua manusia. Beliau bersabda, “Wahai manusia! Sesungguhnya Tuhanmu satu. Bapakmu juga satu. Kalian semua dari Adam. Adam diciptakan dari tanah. Sesungguhnya yang paling mulia. Di antara kamu di sisi Allah. Adalah yang paling bertakwa.”

Oleh karena itu, ini menghapus segala bentuk diskriminasi. Tidak ada superioritas ras. Tidak ada keunggulan suku. Artinya, semua manusia setara di hadapan Allah. Hanya ketakwaan yang membedakan. Ini adalah prinsip kesetaraan.

Hak-hak Wanita: Perlindungan dan Penghargaan

Dalam wasiatnya, Beliau juga menyebutkan hak-hak wanita. Rasulullah SAW memerintahkan umatnya. Mereka harus berlaku baik kepada wanita. “Berbuat baiklah kepada wanita. Sebab mereka adalah penolongmu.”

Perlu diingat, ini adalah revolusi sosial. Di masa itu, wanita sering terpinggirkan. Islam mengangkat derajat wanita. Mereka memiliki hak yang sama. Selain itu, wanita harus dihormati. Mereka juga perlu dilindungi.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Peringatan Tentang Dunia dan Akhirat

Rasulullah SAW juga mengingatkan umatnya. Jangan terlalu terikat pada dunia. Beliau bersabda, “Sesungguhnya dunia itu manis. Dan hijau. Dan sesungguhnya Allah telah menjadikan kalian khalifah. Di atasnya. Maka perhatikanlah. Bagaimana kalian berbuat.”

Pada akhirnya, dunia ini hanyalah persinggahan. Akhirat adalah tujuan abadi. Muslim harus mencari bekal akhirat. Ini dengan beramal saleh. Keseimbangan hidup sangat penting. Jadi, jangan lupakan tujuan akhirat.

Larangan Riba dan Penumpahan Darah

Wasiat Beliau juga mencakup larangan riba. Riba adalah praktik yang merugikan. Ini dilarang keras dalam Islam. “Sesungguhnya riba telah dihapus.”

Di samping itu, Beliau juga melarang penumpahan darah. Terutama di antara sesama Muslim. “Sesungguhnya darahmu, hartamu, dan kehormatanmu. Haram atasmu.” Ini adalah prinsip perdamaian.

Memerangi Kejahiliyahan dan Kebiasaan Buruk

Rasulullah SAW juga menghapus kebiasaan jahiliyah. Kebiasaan buruk ini harus ditinggalkan. Termasuk dendam kesumat. Serta kebanggaan suku. “Semua perkara jahiliyah. Berada di bawah kedua telapak kakiku.”

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Akibatnya, ini adalah langkah progresif. Ini membangun masyarakat beradab. Masyarakat yang damai. Masyarakat yang adil.

Wasiat terakhir Rasulullah SAW adalah pelita. Ini menerangi jalan umat Islam. Dari masa ke masa. Pesan-pesan ini relevan. Ini berlaku sepanjang zaman. Dengan demikian, dengan memahami dan mengamalkannya. Umat Islam dapat meraih kejayaan. Baik di dunia maupun di akhirat.

Oleh karena itu, mari kita terus mempelajari. Dan mengamalkan wasiat Beliau. Agar kita termasuk orang-orang yang beruntung. Ini adalah tugas mulia kita. Wasiat ini adalah bekal berharga. Wasiat ini adalah petunjuk sempurna.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement