Kisah
Beranda » Berita » Iblis Tidak Bisa Mencuri Kabar Saat Nabi Dilahirkan

Iblis Tidak Bisa Mencuri Kabar Saat Nabi Dilahirkan

Iblis Tidak Bisa Mencuri Kabar Saat Nabi Dilahirkan
Ilustrasi

SURAU.CO – Sebelum Nabi Muhammad SAW lahir, iblis dan setan memiliki kebiasaan mencuri kabar dari langit. Mereka naik ke lapisan-lapisan langit untuk mendengarkan sebagian suratan takdir yang dibicarakan para malaikat. Setelah itu, mereka menurunkan kabar tersebut kepada para dukun di bumi. Oleh karena itu, para dukun pada masa jahiliyah kerap mengetahui hal-hal gaib, meskipun kabarnya tidak sepenuhnya benar. Iblis selalu memelintir informasi itu, menambahinya, lalu menyampaikannya seolah-olah wahyu.

Fenomena ini membuat orang jahiliyah menggantungkan diri pada dukun. Mereka percaya bahwa dukun memiliki kemampuan yang luar biasa. Padahal, semua kabar itu hanyalah hasil curian setan.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW: Penutupan Total Akses Langit

Ketika Nabi Muhammad SAW lahir, Allah menutup semua akses langit bagi iblis. Tidak ada lagi satu celah pun yang bisa mereka lalui. Setiap kali mereka mencoba naik, Allah melemparkan bintang-bintang yang menyala terang untuk mengusir mereka. Al-Qur’an menggambarkan peristiwa ini dengan jelas:

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang di langit dan Kami hiasi ia bagi orang-orang yang memandangnya. Dan Kami menjaganya dari setiap setan yang terkutuk, kecuali setan yang mencuri (berita), maka ia dikejar oleh semburan api yang terang.” (QS. Al-Hijr: 16–18)

Al-Qur’an Surah Al-Jin juga memuat kesaksian jin tentang perubahan itu:

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami menemukan langit itu penuh dengan penjaga-penjaga yang kuat dan panah-panah api. Dan sesungguhnya kami terlebih dahulu dapat menguasai beberapa tempat di langit itu untuk mendengarkan (berita), tetapi sekarang barang siapa yang mencoba mendengarkan, ia akan menjumpai panah api yang mengintai.” (QS. Al-Jin: 8–9)

As-Suhaili dalam Ar-Raudhul Unf memeriwayatkan bahwa iblis bebas menembus langit sebelum Nabi Isa lahir. Allah menutup tiga lapisan ketika Isa lahir, lalu menutup seluruh langit ketika Muhammad SAW lahir. Sejak itu, dukun kehilangan sumber berita gaib mereka. Ramalan mereka tidak lagi akurat dan berubah menjadi gambaran belaka.

Peristiwa ini memperjelas betapa agungnya kelahiran Nabi Muhammad SAW. Allah tidak hanya mengirimkan bumi dengan cahaya kenabian beliau, tetapi juga menggemparkan kosmos. Langit dan bumi sama-sama menyambut kelahiran penutup para nabi.

Kesaksian Alam atas Kelahiran Nabi

Perubahan besar itu tidak hanya terjadi di langit. Alam di bumi juga memberikan tanda. Api kaum Majusi yang menyala berabad-abad tiba-tiba padam. Istana Kisra di Persia retak dan sebagian bangunannya runtuh. Danau Sawa yang menjadi tempat penyembahan mengering seketika. Semua kejadian itu menampilkan bahwa dunia tengah menyambut hadirnya cahaya baru.

Penutupan akses langit bagi iblis hanyalah salah satu dari sekian tanda agung itu. Namun, peristiwa ini memiliki makna yang sangat dalam. Allah memperlihatkan bahwa dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW, era baru telah dimulai. Era kebenaran menggantikan kegelapan yang lama menjerat manusia.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Nabi Pembawa Cahaya kebenaran

Kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan sekedar catatan sejarah, melainkan titik balik besar bagi alam semesta. Allah menutup akses langit bagi iblis untuk memastikan wahyu yang turun kepada beliau terjaga sepenuhnya dari campur tangan setan. Dengan demikian, manusia tidak lagi beralasan untuk bergantung pada ramalan atau dukun.

Peristiwa ini mengajarkan kita untuk menggantungkan harapan hanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada lagi ruang bagi bisikan gaib yang menipu. Yang tersisa hanyalah wahyu suci yang Allah turunkan untuk membawa cahaya kebenaran. Maka, kita harus mempelajari, menjaga, dan mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW agar cahaya itu terus menyinari hidup kita hingga akhir zaman.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement