Surau.co. Ilmu cahaya dalam Kitāb al-Manāẓir karya Ibn al-Haytham bukan sekadar teori, melainkan juga rangkaian eksperimen yang menghubungkan fenomena sehari-hari dengan pemikiran ilmiah. Salah satu eksperimennya yang paling terkenal adalah penggunaan lubang kecil atau pinhole untuk memahami bagaimana cahaya bergerak. Dari sinilah lahir cikal bakal prinsip kamera modern.
Cahaya yang Membentuk Bayangan
Setiap orang pernah bermain dengan bayangan di bawah matahari. Anak-anak sering membuat bentuk tangan untuk menghasilkan siluet binatang di dinding. Fenomena sederhana ini menjadi titik awal bagi Ibn al-Haytham dalam mempelajari cahaya. Menurutnya, cahaya bergerak lurus dan setiap benda menghalangi sebagian jalur cahaya sehingga terbentuklah bayangan.
Dalam Kitāb al-Manāẓir ia menegaskan:
“إِنَّ الضَّوْءَ يَنْتَقِلُ فِي خُطُوطٍ مُسْتَقِيمَةٍ وَيُحْدِثُ بِذَلِكَ أَشْبَاحًا لِلْأَجْسَامِ”
“Sesungguhnya cahaya bergerak dalam garis-garis lurus, dan karenanya ia menimbulkan bayangan benda.”
Prinsip sederhana ini menjadi dasar bagi hampir semua teori optik setelahnya.
Pinhole dan Cikal Bakal Kamera
Ibn al-Haytham menemukan bahwa jika cahaya masuk melalui lubang kecil ke dalam ruangan gelap, ia membentuk gambar terbalik dari benda di luar ruangan. Fenomena ini sekarang dikenal sebagai camera obscura.
Kita bisa membayangkan situasi ini dalam kehidupan modern. Saat berada di kamar gelap dengan tirai yang sedikit terbuka, kita mungkin melihat bentuk pohon di luar terpantul ke dinding kamar. Itulah keindahan prinsip yang dijelaskan Ibn al-Haytham hampir seribu tahun lalu.
Ia menulis:
“إِذَا دَخَلَ النُّورُ مِنْ ثَقْبٍ صَغِيرٍ إِلَى بَيْتٍ مُظْلِمٍ، ظَهَرَتْ صُوَرُ الْأَجْسَامِ فِي الْجِهَةِ الْمُقَابِلَةِ”
“Apabila cahaya masuk melalui lubang kecil ke dalam rumah yang gelap, maka tampaklah gambar benda-benda pada sisi yang berhadapan.”
Eksperimen ini kelak menjadi dasar bagi teknologi kamera yang kita gunakan setiap hari.
Ilmu Cahaya dan Tafakur Kehidupan
Fenomena cahaya tidak hanya mengajarkan sains, tetapi juga mengundang manusia untuk bertafakur. Dalam Al-Qur’an, Allah mengingatkan bahwa cahaya adalah simbol hidayah:
﴿اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ﴾ (النور: 35)
“Allah adalah cahaya langit dan bumi.” (QS. An-Nur: 35)
Sebagaimana cahaya membuka penglihatan, hidayah membuka kesadaran batin. Eksperimen Ibn al-Haytham dapat dimaknai bukan hanya sebagai penjelasan ilmiah, tetapi juga pengingat bahwa cahaya adalah kunci pengetahuan dan petunjuk hidup.
Dari Eksperimen ke Metode Ilmiah
Salah satu hal yang membuat Ibn al-Haytham berbeda dari ilmuwan sebelumnya adalah metode eksperimennya. Ia tidak hanya bersandar pada spekulasi filsafat, tetapi membuktikan teorinya dengan pengamatan nyata. Ia menuliskan:
“لَا يَجُوزُ الْحُكْمُ عَلَى الشَّيْءِ بِغَيْرِ دَلِيلٍ وَتَجْرِبَةٍ”
“Tidak boleh menetapkan suatu hukum tanpa dalil dan percobaan.”
Pernyataan ini adalah fondasi metode ilmiah yang hingga kini menjadi landasan penelitian modern.
Relevansi Eksperimen Pinhole di Era Digital
Meski dunia kini dipenuhi kamera digital canggih, prinsip pinhole tetap relevan. Banyak fotografer menggunakan kamera lubang jarum untuk menghasilkan gambar artistik. Lebih dari itu, eksperimen ini mengajarkan kesabaran dan ketelitian. Cahaya membutuhkan waktu, sudut, dan medium yang tepat agar membentuk gambar yang jelas—sama seperti pengetahuan yang butuh proses untuk menjadi terang.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ” (رواه مسلم)
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Hadis ini mengingatkan bahwa setiap eksperimen, sekecil apa pun, adalah bagian dari jalan ilmu yang mendekatkan kita kepada Allah.
Warisan yang Abadi
Eksperimen sederhana Ibn al-Haytham membuktikan bahwa ilmu tidak harus dimulai dari hal besar. Dari bayangan dan lubang kecil, ia berhasil meletakkan dasar bagi optik modern, fotografi, bahkan astronomi. Lebih dari sekadar ilmu cahaya, warisannya adalah ajakan untuk terus bertanya, mengamati, dan membuktikan.
* Reza AS
Pengasuh ruang kontemplatif Serambi Bedoyo Ponorogo
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
